Menteri LH Ungkap Penyebab Banjir Bali, Soroti Alih Fungsi Lahan

1 hour ago 8

Tabanan, CNN Indonesia --

Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq menerangkan penyebab terjadinya banjir besar di sejumlah titik wilayah Pulau Bali.

Ia mengatakan, musibah banjir itu terjadi di sebagian selatan Bali. Berdasarkan data, banjir tersebut, menurut dia, terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi hingga ekstrem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kategori itu hampir separuh wilayah Bali bagian selatan dari tengah ke selatan, ini yang kemudian ada beberapa hal yang perlu harus kita benahi," kata Hanif saat mengunjungi Sekolah Rakyat di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (13/9).

Salah satunya ia menyoroti kawasan pegunungan Bali, utamanya di sekitar Gunung Batur, Kabupaten Bangli, yang hanya memiliki tutupan hutan sangat kecil, bahkan kurang dari 4 persen.

"Jadi dari 49 ribu hektare daerah aliran sungainya, yang ada tutupannya kurang dari 1.200 [hektare]. Jadi ini sangat kecil," imbuhnya.

Ia mengatakan, ke depannya lanskap ini harus diubah.

Soroti alih fungsi lahan

Petugas melakukan proses pencarian korban di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali. ANTARA FOTO/Fikri YusufIlustrasi. Bali dilanda banjir besar pada Rabu (10/9). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Terkait ahli fungsi lahan di Pulau Bali juga menjadi salah satu perhatiannya. Diketahui, ahli fungsi lahan di Pulau Bali berlangsung masif dalam beberapa tahun terakhir. Hanif mengaku telah berdiskusi dengan Gubernur Bali I Wayan Koster terkait hal tersebut.

"Pak Gubernur sedang menguji itu [ahli fungsi lahan]. Kami akan monitor hasil dari mapping yang dilakukan oleh Pak Gubernur," ujar dia.

Jika diperlukan, lanjut dia, Kementerian LH juga akan turun tangan untuk melakukan penegakan hukum maupun penguatan tata lingkungan hidup.

Salah satu contoh akibat alih fungsi lahan adalah jasa lingkungan air di Bali yang hampir berada di posisi rendah. Artinya, tata lingkungannya belum berfungsi dengan baik.

"Terjadi degradasi fungsinya, sehingga kita harus mengembalikan itu. Upaya bersama harus kita lakukan, kemudian konversi lahan-lahan pertanian dan hutan wajib kita hindari sebisanya. Perlu langkah-langkah inovasi dalam mengembangkan dunia wisata yang semakin kuat di Bali," jelasnya.

Hanif juga membuka kemungkinan wacana moratorium pembangunan di Bali. Menurutnya, moratorium jadi hal yang wajib dilakukan saat ini.

"Wajib itu moratorium, kalau menurut saya. Karena lanskapnya sangat ini, sementara populasinya tinggi. Wajib [melakukan] langkah-langkah serius," ujarnya.

Banjir parah melanda sejumlah wilayah di Bali pada Rabu (10/9) imbas hujan deras yang mengguyur daerah tersebut. Hingga saat ini, proses pencarian korban yang hilang masih terus dilakukan.

Sampai saat ini, berdasarkan data BPBD Bali, tercatat 17 orang meninggal dunia dalam banjir tersebut. Sebanyak 11 orang di Denpasar, 3 orang di Kabupaten Gianyar, 2 orang di Kabupaten Jembrana, dan 1 orang di Kabupaten Badung.

Pemerintah Provinsi Bali pun telah menetapkan tanggap darurat bencana selama satu minggu atau satu pekan usai banjir melanda.

(kdf/asr)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |