Menteri PU Sebut Waduk Nusa Dua Harus Dikeruk Antisipasi Banjir Bali

2 hours ago 5

Denpasar, CNN Indonesia --

DENPASAR - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo pada Sabtu (20/9) sore meninjau langsung waduk muara Nusa Dua aliran Sungai Tukad Badung yang menjadi salah satu penyebab banjir besar di Pulau Bali bulan ini.

Dody mengatakan evaluasi dia menyoroti adanya tumpukan sampah di waduk sehingga menyebabkan banjir di Bali.

"Itu yang menyebabkan kemarin bencana banjir dan salah satu penyebabnya adalah itu. Selain hujan lebat, terus pasang naik, pada saat yang sama, semuanya pada saat yang sama. Itu juga masalah besar," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menerangkan ketinggian air di waduk muara Nusa Dua sudah sangat tinggi dan menunjukkan sendimentasinya sangat tinggi.

"Ini menunjukkan sedimentasinya sudah sangat-sangat tinggi. Jadi ini harus dikeruk. Cuman kalau ngeruk ini kan, mungkin ratusan ribu kubik sedimennya. Mesti diskusi dengan Pak Gubernur dan Bupati setempat, ini mau dibuang ke mana, sedimennya," ujarnya.

"Jadi supaya enggak ngerusak lingkungan. Satu hal yang mesti saya diskusikan dulu dengan para pemangku kepentingan di sini, sebelum saya kerjakan yang harus saya kerjakan," lanjutnya.

Pengerukan waduk muara Nusa Dua terakhir kali dilakukan pada 2019. Dia mengatakan pengerukan perlu dilakukan agar ketika hujan tidak lagi menyebabkan banjir.

"Ini sudah sangat-sangat tinggi nih. Saya cuma takut nanti kalau hujan deras lagi. Kemudian pas pasang naik, kan enggak bisa buka pintu waduk, enggak bisa buang air keluar. Takutnya itu sih," jelasnya.

"Jangka pendeknya paling iya mengeruk sungai. (Tapi) ngeruk sungai sudah setiap hari yah. Iya harapannya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai-lah, kira-kira gitu," jelasnya.

Kondisi waduk muara Nusa Dua sejauh ini tidak ada kerusakan pascabanjir, tapi yang menjadi persoalan adalah sangat banyak sampah.

"Kalau di waduk aman. Tapi, bisa dilihat kan sampahnya sangat-sangat banyak itu di belakang. Sebentar waktu kan (TPA) Suwung sedang dibuka lagi sama Pak Gubernur. Nah, kita transportkan ini ke Suwung. Sementara waktu, sampai bulan Desember (2025)," jelasnya.

Ia menyebut dari hasil pengerukan sementara menghasilkan pasir, kini pihaknya dikatakan akan berdiskusi dengan gubernur Bali untuk pembuangannya.

"Karena kan perlu waktu lama nih ngeruk sampai segini besar, ratusan ribu kubik. Enggak bisa sebulan-dua bulan, ini bisa setahunan. Jadi harus ada titik tertentu yang bisa kita buang selama setahun penuh supaya proses pengerukan ini tidak terganggu," ujarnya.

Balai Wilayah Sungai (BWS) melaporkan bahwa dalam sepekan terakhir mereka telah menyaring dan membuang sekitar 60 ton sampah per hari. Sampah-sampah ini mengalir menuju waduk, yang berfungsi sebagai pembatas antara sungai dan laut.

"Iya 12 truk per hari. (Berapa ton?) Kira-kira 12 truk dikali 5 ton sekitar 60-an ton per hari. kira-kira yah. Pokoknya kita maksimalkan dengan semua prasarana-prasarana kita yang ada di Bali. Kita maksimalkan agar kejadian banjir kemarin tidak terulang lagi," ujarnya.

"Makanya saya datang hari ini untuk koordinasi dengan Pak gubernur. Karena sebagian besar masalah bisa terselesaikan kalau kita banyak diskusi dengan Pak gubernur," ujarnya.

Sebelumnya, BPBD Provinsi Bali mencatat 18 orang tewas akibat banjir di wilayah Bali yang terjadi pada Rabu (10/9). Empat orang masih dalam pencarian.

"Korban meninggal dunia tercatat 18 orang, dengan 12 di antaranya di Kota Denpasar, tiga di Kabupaten Gianyar, dua di Kabupaten Jembrana, dan satu di Kabupaten Badung," kata Kepala UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Provinsi Bali, I Wayan Suryawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/9).

(fea/kdf/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |