Misa Requiem untuk Paus Fransiskus: Samakah dengan Misa Arwah?

14 hours ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Dunia Agama Katolik diiringi dengan pelaksanaa Misa Requiem di berbagai belahan dunia. Di Jakarta misalnya, pada Kamis, 24 April 2025, Gereja Katedral Jakarta melaksanakan misa ini dan dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. 

Misa requiem ini bahkan dihadiri oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo bersama dengan banyak perwakilan Waligereja Indonesia. Misa requiem memang menjadi bentuk ruang untuk mendoakan arwah yang meninggal. 

Apa Itu Misa Requiem?

Misa Requiem atau yang sering dikenal sebagai Misa Arwah adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat Katolik untuk mendoakan orang meninggal. Dalam pengadaan misa ini, musik atau lagu yang mengiri ibadah ini nantinya akan menyesuaikan juga, berupa musik untuk orang meninggal atau arwah saja. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Misa Requiem juga digunakan sebagai bentuk doa bagi tempat peristirahat orang yang meninggal, agar bisa berada di sisi kanan Allah Bapa. Hal ini merujuk kepada pengambilan nama Misa Requiem, yakni dari salah satu liturgi "Requiem aeternam dona eis, Domine" yang artinya "Beristirahatlah abadi dengan mereka, Tuhan".

Nantinya, pemimpin misa akan menggunakan jubah berwarna hitam yang memang identik sebagai bentuk kematian. Berbeda dengan misa-misa lainnya yang banyak menggunaka warna jauh lebih cerah.

Kemudian, misa ini juga akan menggunakan urutan peribadatan yang jauh lebih sederhana. Diisi dengan Risalah dan Injil saja, sesuai dengan reformasi liturgi dalam Konsili Vatikan II. Urutan acara ini memnag ditujukan sebagai bentuk pengenangan "Hari Penghakiman", bukan sebagai bentuk yang menakutkan, tetapi doa meminta pengampunan dari Allah Bapa.

Selain meminta bentuk belas kasih dari Tuhan, misa ini juga ditujukan sebagai bentuk bagaimana semua umat menyadari orang yang meninggal sebagai bentuk cinta kasih Tuhan. Sekaligus sebagai bentuk janji Tuhan untuk memberikan kehidupan yang kekal, termasuk setelah kematian.

Mengapa Misa Requiem Perlu Dilaksanakan?

Misa Requiem menjadi bentuk yang perlu dilakukan karena misa ini menjadi "persembahan" demi ketenangan arwah. Oleh karena itu ada beragam bentuk dalam pengadaan Misa Requiem, beberapa melakukannya dalam hari kematian, sebelum pemakaman, ataupun setelah pemakaman.

Beberapa gereja melakukan misa ini setelah pemakaman di hari-hari khusus saja, yakni hari ketiga, ketujuh, dan ketiga puluh setelah pemakaman. Untuk hari ketiga sendiri dijadikan sebagai bentuk keyakinan seperti Yesus yang bangkit dari kematian setelah tiga hari.

Lalu, untuk misa yang dilakukan dihari ketujuh sebagi bentuk dalam St. Ambosius untuk menyimbolkan kematian yang kekal dan kehidupan yang baru. Di lain sisi, hari ketiga puluh dijadikan sebagai simbol bagaimana perkabungan Musa sebagai salah satu nabi dalam agama Kristen atas bangsa Ibrani.

Pelaksanaan Misa Requiem yang mengikuti tradisi-tradisi ini menjadi bentuk seluruh umat beriman yang masih hidup untuk mengenang orang meninggal yang mereka kasihi. Bahkan, misa ini menjadi bentuk keberlanjutan jiwa dan bantuan rrohani untuk mengantarkan arwah ke sisi Penciptanya.

Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Ribuan Umat Katolik Ikuti Misa Requiem Paus Fransiskus

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |