3 hours ago
7
Home > Nasional Tuesday, 11 Nov 2025, 19:54 WIB
Pendekatan kolaboratif antara lembaga wakaf, perusahaan, komunitas, dan organisasi kemanusiaan ini menciptakan sinergi yang mampu menghasilkan dampak sosial yang maksimal
BISNISTIME.COM, BANDUNG – Kolaborasi strategis antara Wakaf Salman ITB, brand muslim premium TUBITA, komunitas sosial Mamah Gajah, dan Amanah Kemanusiaan Global (AMAL) dalam pembangunan sumur wakaf di Gaza menjadi contoh nyata investasi sosial yang memberikan dampak berkelanjutan dan terukur.
Sumur berkapasitas 7.000 liter per jam di Ash Shati, Gaza Utara, ini tidak hanya menyelesaikan masalah air bersih untuk 10.000 warga, tetapi juga menunjukkan bagaimana kolaborasi Lembaga lokal dapat diimplementasikan secara global dengan dampak yang signifikan.
Ryan Faisal, Waqf Development Manager Wakaf Salman ITB, menjelaskan nilai strategis program ini. “Program ini menjadi bukti nyata bagaimana semangat wakaf mampu menembus batas perang dan blokade. Melalui wakaf, kita tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi menghadirkan solusi berkelanjutan—air bersih yang terus mengalir dan memberi manfaat bagi ribuan warga Gaza. Sumur bor di Ash-Shati ini lahir dari amanah umat Islam Indonesia yang ingin wakafnya benar-benar hidup dan memberi dampak. Kini, lebih dari 10.000 warga dapat menikmati air bersih setiap hari. Inilah esensi wakaf: menghidupkan harapan dan martabat manusia. Kami berterima kasih kepada Amanah Kemanusiaan Global (Amal) atas kerja sama yang kuat di lapangan. Semoga wakaf ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir, sebagaimana air yang kini menghidupi Gaza," jelasnya dalam keterangan pers.
Program yang diresmikan pada 7 November 2025 ini sekaligus menunjukkan potensi besar pengembangan wakaf sebagai instrumen investasi sosial yang dapat menjangkau wilayah-wilayah konflik.
Pendekatan kolaboratif antara lembaga wakaf, perusahaan, komunitas, dan organisasi kemanusiaan ini menciptakan sinergi yang mampu menghasilkan dampak sosial yang maksimal.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat direplikasi di wilayah-wilayah konflik lainnya, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengembangkan program filantropi yang memiliki dampak global dan berkelanjutan, tidak hanya sekedar bantuan charity temporer. [ ]
Dok foto: AMAL
