Muasal Rengginang: Jejak Camilan Tradisional yang Tidak Pernah Absen Selama Lebaran

1 day ago 15

TEMPO.CO, Jakarta - Rengginang merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Hidangan ini kerap menjadi camilan wajib saat Lebaran, melengkapi suasana silaturahmi dengan rasa gurih dan teksturnya yang renyah. Namun, di balik kelezatannya, rengginang memiliki sejarah panjang dan terus mengalami inovasi dalam pembuatannya.

Asal-Usul Rengginang
Dilansir latar belakang artikel sipora.polije.ac.id, rengginang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatra. Makanan ini sudah dikenal sejak zaman dahulu sebagai camilan yang terbuat dari beras ketan yang dikeringkan, kemudian digoreng hingga mengembang dan renyah. Berbeda dengan kerupuk pada umumnya yang terbuat dari adonan tepung yang dihancurkan, rengginang mempertahankan bentuk butiran beras ketannya, sehingga tampilan dan teksturnya tetap khas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam catatan sejarah kuliner Nusantara, rengginang diyakini berasal dari kebiasaan masyarakat yang tidak ingin menyia-nyiakan nasi sisa. Sisa nasi ketan yang tidak habis dimakan kemudian dijemur dan digoreng kembali, menghasilkan tekstur renyah yang digemari. Dari kebiasaan ini, rengginang kemudian berkembang menjadi camilan khas yang dibuat secara khusus dengan berbagai varian rasa.

Bahan dan Proses Pembuatan Rengginang
Bahan utama dalam pembuatan rengginang adalah beras ketan, baik ketan putih maupun ketan hitam. Cita rasa gurih diperoleh dari tambahan garam, bawang putih, dan terasi dalam adonan. Setelah beras ketan dikukus hingga matang, adonan dibentuk menjadi bulatan atau kepingan pipih, lalu dijemur hingga benar-benar kering sebelum digoreng dalam minyak panas dengan metode deep frying. Teknik penggorengan ini memungkinkan rengginang mengembang sempurna dengan tekstur yang ringan dan renyah.

Proses pengeringan menjadi tahap krusial dalam pembuatan rengginang. Pengeringan yang tidak optimal dapat menyebabkan rengginang kurang mengembang saat digoreng. Suhu penggorengan juga sangat menentukan hasil akhir; umumnya, suhu ideal berkisar antara 150°C hingga 190°C agar rengginang matang merata tanpa menyerap terlalu banyak minyak.

Perkembangan dalam Pembuatan Rengginang
Seiring dengan berkembangnya tren kuliner, rengginang juga mengalami berbagai inovasi agar tetap diminati oleh masyarakat. Dilansir dari artikel Karakteristik Rengginang Beras Merah dan Pati Singkong dengan Variasi Lama Penggorengan, salah satu inovasi yang cukup menarik adalah penggunaan beras cerdas (beras analog) dalam pembuatannya. Beras cerdas merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung mocaf (Modified Cassava Flour), tepung jagung, susu skim, minyak sawit, dan tepung beras. Penggunaan beras cerdas bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi rengginang, karena beras ini mengandung protein, antioksidan, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan beras biasa.

Selain beras cerdas, beras merah juga mulai digunakan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan rengginang. Beras merah dikenal memiliki kandungan serat yang tinggi, yang baik untuk pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Kombinasi beras merah dengan pati singkong juga telah diuji dalam beberapa penelitian untuk meningkatkan daya rekat adonan dan memperbaiki struktur rengginang agar lebih optimal dalam mengembang saat digoreng.

Di era modern, banyak camilan baru bermunculan dengan berbagai variasi rasa dan bentuk, yang dapat memengaruhi minat masyarakat terhadap makanan tradisional seperti rengginang. Oleh karena itu, inovasi dalam produksi rengginang sangat penting agar tetap bisa bersaing di pasar. Penambahan bahan-bahan inovatif tidak hanya meningkatkan nilai gizi, tetapi juga memperluas daya tarik rengginang di kalangan konsumen muda.

Selain inovasi pada bahan, teknik pemasaran dan branding juga berperan dalam menjaga eksistensi rengginang. Kemasan yang menarik, varian rasa yang lebih modern seperti keju, pedas, atau barbeque, serta pemasaran digital melalui media sosial dapat menjadi strategi untuk menjangkau pasar yang lebih luas

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |