TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan merupakan ibadah yang dilakukan umat Islam di seluruh dunia. Mereka menahan diri dari makan, minum, serta perilaku lainnya yang membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Namun durasi puasa ini tidaklah sama di setiap negara. Beberapa negara mengalami puasa yang lebih pendek, sementara negara lainnya harus menjalani puasa lebih lama.
Mengapa Durasi Puasa Berbeda?
Durasi puasa yang berbeda disebabkan oleh perbedaan jumlah jam siang di berbagai belahan dunia. Hal ini terkait dengan perbedaan posisi geografis negara-negara tersebut, yang berhubungan dengan pergerakan matahari di langit.
Dilansir dari Indian Express, negara-negara yang terletak dekat dengan kutub utara atau kutub selatan akan memiliki durasi siang yang lebih panjang atau lebih pendek bergantung pada musim yang sedang berlangsung.
Di negara-negara yang terletak dekat dengan garis ekuator, durasi siang dan malam hampir selalu sama sepanjang tahun, yaitu sekitar 12 jam masing-masing. Namun negara-negara yang berada lebih jauh dari ekuator, seperti negara-negara di Eropa Utara dan Skandinavia, akan mengalami perbedaan signifikan antara musim panas dan musim dingin, dengan siang hari yang lebih panjang saat musim panas.
Karena itu, umat Islam di negara-negara tersebut harus menjalani puasa selama jam-jam yang lebih panjang pada bulan Ramadan, sementara mereka yang tinggal di negara yang lebih dekat dengan ekuator memiliki durasi puasa yang lebih pendek.
Negara dengan Durasi Puasa Terpendek
Di negara-negara yang berada di dekat garis ekuator, seperti di wilayah Afrika dan Amerika Selatan, durasi puasa cenderung lebih singkat. Di negara-negara ini, siang hari relatif lebih pendek dibandingkan dengan negara-negara di belahan bumi utara. Karena itu, umat Islam di negara-negara ini dapat menikmati waktu berbuka puasa lebih cepat.
Berikut beberapa negara yang menjalani puasa ramadan dengan durasi terpendek 2025:
- Johannesburg, Afrika Selatan – 13 jam 9 menit
- Buenos Aires, Argentina – 13 jam 10 menit
- Montevideo, Uruguay – 13 jam 10 menit
- Ciudad del Este, Paraguay – 13 jam 10 menit
- Brasilia, Brasil – 13 jam 10 menit
- Harare, Zimbabwe – 13 jam 11 menit
- Luanda, Angola – 13 jam 11 menit
- Jakarta, Indonesia – 13 jam 13 menit
- Puerto Montt, Chile – 13 jam 14 menit
- Canberra, Australia – 13 jam 14 menit
Di kota-kota ini, umat Islam akan berpuasa selama sekitar 13 jam, lebih pendek dibandingkan negara-negara dengan durasi puasa yang lebih panjang.
Negara dengan Puasa Terpanjang
Sementara itu, di negara-negara yang terletak jauh dari ekuator, seperti di wilayah Skandinavia dan negara-negara Nordik, durasi puasa bisa sangat panjang, terutama selama bulan Ramadan yang jatuh pada musim panas.
Negara-negara ini mengalami siang yang sangat panjang dan malam yang lebih pendek, sehingga umat Muslim harus berpuasa lebih lama. Dikutip dari Al Jazeera, berikut beberapa negara yang menjalani puasa terpanjang pada Ramadan 2025:
- Nuuk, Greenland – 16 jam 31 menit
- Reykjavik, Islandia – 16 jam 29 menit
- Oslo, Norwegia – 15 jam 40 menit
- Helsinki, Finlandia – 15 jam 36 menit
- Glasgow, Skotlandia – 15 jam 5 menit
- Berlin, Jerman – 14 jam 50 menit
- Dublin, Irlandia – 14 jam 55 menit
- Moscow, Rusia – 14 jam 51 menit
- Amsterdam, Belanda – 14 jam 50 menit
- Warsaw, Polandia – 14 jam 50 menit
Di kota-kota ini, umat Islam akan menjalani puasa selama lebih dari 15 jam. Hal ini memberikan tantangan fisik dan spiritual yang lebih besar, terutama bagi mereka yang harus berpuasa dalam cuaca yang sangat terik.