TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan korupsi PT Pertamina Patra Niaga dengan modus mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dengan Pertalite membuat sejumlah masyarakat kecewa. Masyarakat pengguna media sosial pun menyerbu akun resmi Pertamina usai skandal tersebut dibongkar oleh Kejaksaan Agung, pada Senin malam, 24 Februari 2025.
Melalui kolom komentar unggahan Instagram terbaru Pertamina, puluhan ribuan warganet mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan mereka terhadap skandal BBM oplosan ini. Beberapa netizen mengatakan bahwa mereka membeli BBM jenis Pertamax karena merasa tidak berhak mengambil BBM jenis Pertalite, yang disubsidi pemerintah. Oleh karena itu, kabar dugaan pengoplosan Pertalite untuk diubah menjadi Pertamax membuat mereka kecewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bro, gua kecewa banget sih. Bela-belain beli Pertamax karena gak mau ngambil subsidi, ternyata dikecewakan,” tulis @luqh*** dalam komentarnya di unggahan terbaru akun @pertamina, Jumat, 27 Februari 2025.
“Aku pakai pertamax bukan sekedar males antre loh. Tapi karena merasa tidak pantas aja ngambil yang subsidi. Tapi kenapa ya malah dibohongin habis-habisan selama bertahun-tahun gini? Ga habis pikir lho ini aku, dari kemaren mikirnya kok bisa? Dosanya per liter loh ini pak. Ga ngarepin apa-apa dari hukum di Indonesia, dah lah sampai ketemu di pengadilan Allah ya pak. Cape banger,” kata @yii***.
“Rakyat disuruh beli pertamax, isi pertalite dipersulit, giliran beli pertamax isi nya pertalite. Itu kejadian 2018-2023. Aku beli motor baru isi pertamax, gak nyangka dibohongi,” komentar @arsh*** sambil menandai akun Instagram Pertamina.
Beberapa warganet juga mengajak agar masyarakat untuk berhenti membeli BBM di Pertamina, dan beralih ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik swasta. “Stop beli pertamax,” ucap @inf***. “Mending pake shell,” ujar @ari***. “Makanya dari dulu gue udah gak yakin sama bensin dari Pertamina, sekarang kebukti. Udah paling bener dah isi di shell, Vivo atau BP,” kata @sua***.
Tak hanya itu, sejumlah warganet juga meminta ganti rugi dan tanggung jawab dari Pertamina atas dugaan Pertamax oplosan tersebut. Beberapa meminta kompensasi atas bensin Pertamax yang telah dibeli selama ini. “Kasih ganti rugi gak sih buat kita yang udah pake Pertamax bertahun-tahun,” kata @xst***.
Sementara itu, akun @ice*** meminta Pertamina bertanggung jawab atas kerusakan motornya akibat BBM yang dipakai. “Motor gue rusak ya Allah gegara bensin. Tanggung jawab kau ya,” tulis dia dalam kolom komentar. “Bismillah 2025 ngisi bensin gratis buat seluruh warga indonesia aamiin yaa mujiibassaailin. Bayarin pake Rp 193 T,” ujar @din***.
Dugaan Pertamax oplosan ini muncuk setelah Kejaksaan Agung menetapkan empat petinggi PT Pertamina sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Kasus yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun ini secara garis besar melakukan blending atau mengoplos BBM jenis Pertamax dengan Pertalite.
Adapun seiring penetapan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, Kejaksaan Agung menyampaikan bahwa dalam pengadaan produk kilang oleh Pertamina Patra Niaga, Riva membeli RON 90 atau lebih rendah dan mengaku membeli RON 92. Kemudian RON 90 itu dilakukan blending di storage atau depo untuk menjadi RON 92.
Menanggapi hal itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengklaim kasus dugaan korupsi yang terjadi di subholdingnya, termasuk PT Pertamina Patra Niaga, tidak merugikan masyarakat.
“Untuk kualitas BBM, kami pastikan bahwa yang dijual ke masyarakat sesuai dengan spek yang sudah ditentukan Dirjen Migas (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau Kementerian ESDM),” kata Fadjar ketika ditemui wartawan usai rapat bersama Komisi II DPD RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 25 Februari 2025.
Dian Rahma Fika | Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.