Ngabuburit Bersama Santri, Polri Minta Para Santri Berani Bicara untuk kasus Kekerasan dan Ketidakadilan

5 hours ago 6

INFO NASIONAL - Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) kembali menggelar acara 'Ngabuburit Bersama Santri, Rise and Speak: Berani Bicara, Selamatkan Sesama', Rabu, 12 Maret 2025. Kali ini, acara digelar di Pondok Pesantren Miftahul Khaer, Kabupaten Tangerang.

Direktur Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO) Brigadir Jenderal Polisi Dr. Nurul Azizah, S.I.K., M.Si., mengatakan, kegiatan ini adalah untuk membagi wawasan dalam rangka menciptakan kehidupan di lingkungan pesantren khususnya, menjadi lingkungan yang nyaman aman berkah dan dalam kehidupan sehari- tanpa ada rasa was-was. Sebab, pesantren adalah tempat untuk membentuk generasi muda yang berilmu dan berakhlak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Tindak Pidana Perempuan dan Anak (PPA)-Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPO), Brigjen Jendral Polisi Nurul Azizah dalam Rise and Speak Campaign di Pondok Pesantren Miftakhul Kaher Curug, Kabupaten Tanggerang, pada Rabu, 12 Maret 2025. TEMPO/Abdul Karim

"Kami juga ingin mengajak para santri dalam program kampanye 'Rise and Speak: Berani Bicara, Selamatkan Sesama'. Kami membuat slogan ini karena pada saat ini banyak sekali kasus-kasus terkait dengan perempuan, anak, dan perdagangan orang, seperti kekerasan kepada perempuan, anak, dan komunitas rentan," kata Nurul.

Nurul menjelaskan, tindak kekerasan dapat berupa kekerasan fisik, seksual, verbal, dan non verbal. "Misi kami melakukan pencegahan, pelindungan, penanganan, dan pemulihan ketika hal itu terjadi kepada korban. Kami memastikan perempuan dan anak mendapatkan keadilan dan pelindungan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

 Kasubdit 1 Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang Bareskrim Polri, Kombes Pol Rita Wulandari Wibowo dalam Rise and Speak Campaign di Pondok Pesantren Miftahul Khaer Curug, Kabupaten Tanggerang, pada Rabu, 12 Maret 2025. TEMPO/Abdul Karim

Dalam hal pemberantasan perdagangan orang, Nurul menegaskan, akan menindak jaringan perdagangan orang yang mengeksploitasi perempuan dan anak, baik di dalam maupun luar negeri. "Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak mentoleransi siapapun yang terlibat dalam kasus PPA dan PPO, sekalipun itu orang tua atau melibatkan institusi, semua harus kita lakukan penegakkan hukum," ucapnya.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan kementerian terkait, pejabat daerah, kepolisian wilayah, tokoh agama, dan TNI. "Kehadiran para pihak terkait ini sebagai tanda bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada kerja sama yang baik antar stakeholder terkait penanganan PPA PPO," kata Nurul.

Nurul pun mengajak semua pihak dan masyarakat untuk melakukan pelindungan terhadap perempuan dan anak, serta berani bersuara ketika melihat orang yang ada di sekitar mengalami ketidakadilan. "Saya minta juga agar adik-adik para santri berani bicara jika mengalami tindak kekerasan atau ketidakadilan, sampaikan kepada ustad ustadzahnya, para santri harus merasa terlindungi dan dipenuhi hak-haknya. Ayo berani bicara, selamatkan sesama," ujar Nurul.

 Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Victor D.H. Inkiriwang dalam Rise and Speak Campaign di Pondok Pesantren Miftahul Khaer Curug, Kabupaten Tanggerang, pada Rabu, 12 Maret 2025. TEMPO/Abdul Karim

Adapun, Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Victor D.H. Inkiriwang, mengucapkan terima kasih dan mendukung Direktur PPA PPO Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah beserta jajarannya dan kementerian serta tokoh agama untuk menyampaikan sosialisasi dan memperkuat peran Polri dalam meningkatkan kesadaran publik dan bersama mencegah kekerasan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya serta pemberantasan perdagangan orang.

"Kami sebagai satuan wilayah sangat apresiasi dan mendukung penuh program ini. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan menumbuhkan kesadaran para santri dan masyarakat sekitar bahwa pelindungan terhadap perempuan dan anak ini adalah hal yang sangat penting," kata dia.

Victor menjelaskan, berdasarkan beberapa studi dan kunjungannya diketahui bahwa negara-negara maju sangat mengedepankan pelindungan terhadap perempuan dan anak. "Menjadi salah satu ciri negara maju melindungi salah satu aset paling berharga yaitu anak-anak santri semua di sini," ujarnya. (*)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |