TEMPO.CO, Jakarta - Tunas muda bambu, dikenal juga dengan sebutan rebung di Indonesia. Di Indonesia rebung biasanya dikonsumsi sebagai lauk untuk pendamping nasi. Rebung memiliki tekstur yang renyah dan berserat atau lembut. Rebung memiliki rasa yang khas dan air yang banyak.
Rebung sering diolah ke dalam berbagai masakan, mulai dari acar, bening atau gulai. Tak hanya soal rasa, rebung juga memiliki kandungan zat gizi yang berlimpah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nutrisi yang Terkandung Dalam Rebung
Selain rasanya yang enak rebung juga mengandung banyak nutrisi yang penting bagi tubuh. Di antara kandungan nutrisi yang terdapat pada 100 gram rebung ialah, kalori 27 kkal, lemak: 0,3 g, jenuh: 0,1 g, kolesterol: 0 mg, natrium: 4 mg, kalium: 533 mg, karbohidrat: 5 g, serat pangan: 2,2 g, gula: 3 g, protein: 2,6 g, vitamin C: 4 mg, kalsium: 13 mg, zat besi: 0,5 mg, vitamin D: 0 IU, vitamin B6: 0,2 mg, dan magnesium: 3 mg.
Manfaat dan Bahaya Konsumsi Rebung
Di antara nutrisi yang terkandung di dalam rebung bermanfaat untuk melawan berbagai macam penyakit, seperti kanker, penyakit pada organ penceraan, darah tinggi, dan mencegah stroke. Selain itu, rebung juga kaya akan serat sehingga membuatnya menjadi menu yang cocok bagi orang yang ingin melakukan program diet.
Di samping berbagai manfaat baik rebung bagi tubuh konsumsi rebung juga tak boleh sembarangan.
Dilansir dari laman Express Net, Nguyen Duy Thinh mantan pengajar di Institut Bioteknologi dan Teknologi Pangan, Universitas Teknologi Hanoi menjelaskan terdapat kasus keracunan rebung yang terjadi akibat pengolahan yang tidak tepat. Keracunan rebung dapat menyebabkan gejala, seperti mual, muntah, sakit kepala, dan pusing.
Melansir dari artikel dengan judul Perbedaan Kadar Asam Sianoda pada Rebung Sebelum dan Sesudah Difermenteasi dengan Larutan Garam 2%, 3%, 4%, 5%, Selama 7 Hari yang ditulis oleh Ester Nevelia, Ratih Indrawati, dan Linda Triana rebung mengandung zat yang erbahaya bagi kesehatan, yakni HCN atau asam sianida. Pengolahan rebung yang kurang tepat dapat menyebabkan dampak keracunan.
Agar aman mengonsumsi rebung penting untuk tidak mengonsumsi rebung dalam kondisi masih mentah. Rebung perlu diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan asam sianida yang bersifat toksik. Pada penelitian tersebut juga menunjukan bahwa salah satu cara aman untuk mengelola rebung ialah dengan cara difermentasi menggunakan garam. Dari hasil temuan menunjukkan bahwa proses fermentasi menggunakan garam efektif dalam menurunkan kadar asam sianida pada rebung dari yang semula 96,27 menjadi 0,67 mg/kg.
Penelitian terkait cara penghilangan kadar sianida pada rebung juga dilakukan oleh Gervacia Jenny Ratnawati dan Ratih Indrawati dalam artikel berjudul Analisis Kadar Asam Sianida pada Rebung Bambu Sebelum dan Sesudah Pengukusan Selama 10, 15, dan 20 Menit. Pada penelitian tersebut membuktikan bahwa kadar sianida rebung dapat berkurang ketika melewati proses pengukusan. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa semakin lama proses pengukusan maka akan semakin mengurangi kadar asam sianida yang terdapat pada rebung.
Hal lain yang juga harus diperhatikan saat hendak mengonsumsi rebung ialah memperhatikan kebersihan rebung dari bulu-bulu halusnya. Rebung memiliki bulu halus yang menempel pada kulit bagian luar. Mungkin bagi Anda yang membeli rebung di supermarket rebung sudah dibersihkan menggunakan alat. Namun bagi Anda yang mendapatkannya secara langsung bisa lebih berahti-hati. Bulu halus pada rebung bersifat tajam dan dapat menimbulkan iritasi.
Rebung memang memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, terlebih kandungan gizi rebung yang memberikan beragam manfaat. Namun, Anda perlu berhati-hati dalam mengonsumsi rebung terutama terkait dengan cara pengolahannya. Jika tidak tepat dalam mengolah rebung selain bahaya kesahatan rebung juga akan menimbulkan rasa yang tidak enak, atau rasa yang cenderung pahit ketika dimakan.