Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) mengoptimalkan seluruh infrastruktur pengendalian banjir untuk mengatasi genangan yang terjadi di sejumlah wilayah setelah hujan deras pada Selasa (28/10) pagi. Hujan yang berlangsung beberapa jam tersebut menyebabkan genangan dengan ketinggian bervariasi di beberapa kawasan.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto, menyampaikan bahwa seluruh pompa air yang ada diaktifkan untuk mempercepat penurunan genangan. Langkah darurat juga dilakukan untuk mendukung Rumah Pompa Pasar Waru yang masih dalam proses perbaikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
"Kami telah mengerahkan tiga unit pompa mobile DPU dengan kapasitas total 2x250 liter per detik (lps) untuk membantu mem-back up area Pasar Waru dan sekitarnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamus (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa sejumlah pompa utama di kawasan rawan genangan juga telah beroperasi penuh. Pompa di Trimulyo, Genuk, dan Jalan Majapahit dilaporkan aktif dan berfungsi optimal dalam mengendalikan debit air.
Menanggapi laporan warga terkait pompa di Muktiharjo Kidul yang sempat tidak beroperasi, Suwarto memberikan penjelasan teknis. Menurutnya, penghentian sementara dilakukan karena tingginya debit air di Sungai Tenggang yang membuat proses pemompaan menjadi tidak efektif.
"Info dari operator sementara dimatikan dikarenakan level air di Tenggang limpas sampai kolam retensi Tenggang, sehingga air hanya akan berputar di situ-situ saja jika dipompa. Kami harus menunggu elevasi Tenggang turun terlebih dahulu agar operasional pompa dapat maksimal," terang dia.
Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah titik lain seperti di bawah Tol Kaligawe, Kaligawe Raya, Muktiharjo Lor, Kampung Semarang, Kencono Selatan Utara, dan Padi Raya. Pompa di lokasi tersebut untuk sementara dimatikan hingga kondisi memungkinkan.
Sebagai informasi, UPTD Pompa Wilayah Timur, memiliki 44 pompa dengan total kapasitas sekitar 14.196 lps, yang mencakup delapan lokasi.
Per-Rabu sore, pompa yang beroperasi adalah di Kandang Kebo (Jl. Banjir Kanal) dengan 6 unit pompa Submersible. Di Pasar Waru (Jl. Sawah Besar Raya) terdapat 3 unit Mobile Pump, dengan 2 unit di antaranya beroperasi pada malam hari karena harus menutup jalan.
Selanjutnya di Banjardowo (Jl. Genuksari - Karangroto) mengoperasikan 2 unit Submersible, diikuti oleh tiga lokasi di Jl. Purwosari IV: Tambakrejo 1 (2 unit Submersible), Tambakrejo 2 (1 unit Submersible), dan Tambakrejo 3 (1 unit Submersible).
Di samping itu, di Trimulyo (Jl. Trimulyo) beroperasi 4 unit Submersible, serta di Aspol (Jl. Asrama Polisi Kabluk) yang mengoperasikan 2 unit pompa Submersible dan Mobile Pump.
Adapun pompa di lokasi lain seperti Manggis, Majapahit, Plamongan Hijau, dan Soekarno Hatta berstatus OFF (tidak beroperasi karena hujan telah reda) dan baru akan dioperasikan saat hujan turun.
Suwarto menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BBWS dan instansi terkait untuk memastikan sistem pompa berjalan efektif. Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas tinggi dan menjaga kebersihan saluran air di lingkungan masing-masing.
"Laporan menunjukkan debit Sungai Babon terpantau tinggi. Oleh karena itu, kesiapan pompa dan peran aktif warga dalam menjaga kebersihan saluran air menjadi kunci utama. Kami pastikan tim teknis di lapangan terus siaga 24 jam memantau dan mengoperasikan seluruh pompa," pungkasnya.
(rir)

6 hours ago
14
















































