TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) di Nagari Campago, Padang Pariaman memperkenalkan bakso daun kelor kepada masyarakat sebagai salah satu upaya dalam pencegahan stunting atau tengkes di Nagari tersebut.
“Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat menekan angka stunting di Nagari Campago, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan optimal,” kata Merlin Anastasia Ramli, mahasiswa KKN Unand di Nagari Campago, Selasa, 4 April 2025 kepada Tempo.co.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, Merlin mengatakan pengenalan inovasi bakso daun kelor ini diperkenalkan kepada masyarakat Nagari Campago tersebut melalui kegiatan Demo Masak (Desak) bakso daun kelor, khususnya kepada para ibu yang memiliki balita, mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang memadai untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Bakso daun kelor, yang dibuat dari daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai sumber pangan yang kaya akan nutrisi seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Nutrisi yang terkandung tersebut begitu bermanfaat dalam mencegah kekurangan gizi yang dapat menyebabkan stunting atau tengkes. Stunting adalah kondisi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak yang terhambat akibat asupan gizi yang tidak mencukupi.
Dilaporkan dari Antara, anak yang mengalami tengkes atau stunting pada umumnya memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak seusianya. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak.
Pada umumnya, tengkes terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan atau sejak anak masih dalam kandungan ibu hingga berusia dua tahun. Untuk itu, pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan memastikan asupan gizi anak yang cukup serta pola hidup yang sehat.
Awal Mula Bakso Daun Kelor
Tim KKN Unand mengatakan, daun kelor sebagai bahan tambahan dalam bakso diperuntukkan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang merupakan langkah inovatif untuk menarik minat masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehat.
“Selain membantu pencegahan stunting, bakso daun kelor juga bisa menjadi peluang usaha bagi UMKM lokal. Kami berharap makanan ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh masyarakat sebagai produk unggulan Nagari Campago," ujar mereka yang dilansir dari laman resmi UNAND.
Selain itu, Merlin menambahkan, sebelum tercetusnya ide membuat bakso daun kelor, sebelumnya tim KKN UNAND berpikir ingin membuat puding dari daun kelor. Namun, dikarenakan masyarakat Nagari Campago yang tidak banyak menyukai makanan dessert, sehingga digantikan ke hidangan bakso.
“Tidak semua orang suka pudding, jadi kami menggantinya ke bakso. Selain memiliki nilai protein yang tinggi, bakso juga banyak peminatnya,” kata Merlin.
Proses Pembuatan Bakso Daun Kelor
Dalam kegiatan Demo Masak (Desak) yang berlangsung pada 24 Januari 2025, mahasiswa KKN UNAND menunjukkan cara pembuatan bakso daun kelor kepada masyarakat. Proses pembuatan bakso daun kelor ini sama seperti membuat bakso pada umumnya. Bahan-bahan yang dibutuhkan mulai dari daging ayam, es batu, bumbu penyedap, dan tepung tapioka. Semua bahan tersebut diblender hingga halus dan teksturnya dapat dibentuk.
Berikutnya, setelah adonan halus, daun kelor dimasukkan pada akhir dan kemudian diblender lagi sampai adonan tidak terlalu lembek dan tidak terlalu kental. Merlin menjelaskan, hasil akhir dari bentuk adonan bakso ini nantinya memiliki potongan-potongan kecil dari daun kelor tersebut.
“Daun kelor dimasukkan pada tahap akhir agar adonannya tidak berubah menjadi warna hijau, tetapi daun kelornya sudah cukup halus,” kata Merlin.
Setelah itu, adonan dibentuk menjadi bulatan dan direbus hingga matang. Hasil akhirnya, bakso daun kelor memiliki warna seperti bakso pada umumnya tetapi dengan potongan-potongan daun kelor di dalamnya.