Persahabatan Sejati Dua Ratu Pendaki, Meninggal Bersama dalam Pelukan Carstensz

21 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pendaki berusia mendekati 60 tahun, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono menjadi korban tewas dalam pendakian ke Puncak Carstensz, Papua, pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keduanya dikabarkan terjebak dalam badai salju hingga mengalami hipotermia. Pada pendakian terakhir mereka ini bertujuan melengkapi cita-cita mencapai tujuh puncak gunung tertinggi di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keduanya memang dikenal sebagai pendaki veteran yang sudah melakukan perjalanan mencapai berbagai puncak tertinggi di Indonesia. Mereka pun menjuluki diri sebagai Ratu Pendaki. "We are not the dancing queen, we are the hiking queen," tulis Lilie dalam unggahan di akun akun Instagramnya, @mamakpendaki yang berkolaborasi dengan Elsa di @exploreelsa pada 8 November 2024.

Sudah Mendaki Banyak Puncak Gunung di Indonesia

Unggahan ini menggunakan latar lagu 'The Dancing Queen' milik ABBA itu untuk menggambarkan kisah persahabatan mereka selama lebih dari 40 tahun. "Are We The Dancing Queen?" demikian judul unggahan itu. 

Dalam video, mereka menggambarkan keakraban mereka saat mendaki gunung. Mereka menjadikan hutan sebagai lokasi mereka berdansa. Terlihat dalam video itu, dengan menggendong ransel di punggung, kedua tangan memegang tongkat, mereka berdansa. "Hutan adalah lantai dansa kami," tulis mereka. 

Keduanya menerangkan, mereka dekat sejak duduk di bangku SMP. Saat SMA, keduanya kembali satu sekolah di SMAK St. Albertus Malang. Di SMA yang berjuluk SMA Dempo itu, mereka mulai mendaki gunung. 

Keduanya sempat terputus komunikasi setelah lulus SMA. "Aku melanjutkan kuliah dan karier di Telkom, dan Elsa melanjutkan kuliah di Kedokteran Gigi di Jakarta. Karena itulah dia dinamai Mamak Gigi. Komunikasi terbatas dan hubungan terputus."

Era munculnya media sosial merekatkan mereka kembali. Saat merayakan ulang tahun Elsa ke-50, ia ditanya ingin mendapat kado apa dan dijawab mendaki ke Gunung Semeru. Sejak itulah, mereka mulai mendaki gunung kembali. 

Pendakian ke Gunung Semeru untuk mereka yang baru kembali mendaki berakhir gagal sampai puncak dan penuh drama. Namun keduanya tidak menyerah. Lilie dan Elsa bersama seorang temannya membentuk grup bernama Kura-kura Gunung, yang disebutnya kini telah beranak pinak. "Mendaki puluhan gunung di dalam dan beberapa di luar negeri." tulis Lilie yang juga berprofesi sebagai perancang busana itu. 

Mereka menemukan keasyikan saat melakukan pendakian. "Alam adalah playground kami. Entah mengapa kalau di alam kami bisa bergembira seperti menari-nari di trek lupa semua masalah."

Evakuasi Jenazah Lilie Wijayati dan Elsa Laksono

Sebelumnya dalam artikel Tempo berjudul "Lilie Wijayati Menuju Tujuh Puncak Gunung Tertinggi Indonesia", yang ditulis wartawati Handewi Pramesti, Lilie baru saja menuntaskan enam gunung tertinggi di Indonesia. Ia bertekad mendaki Puncak Jaya untuk menggenapkan tujuh puncak tertinggi di Indonesia.

Dalam artikel yang terbit pada 29 Januari 2025, Handewi menulis bahwa jika tidak ada rintangan, pada akhir Februari nanti, Lilie Wijayati tercatat sebagai perempuan tertua di daftar orang yang bisa mencapai puncak gunung tertinggi di Indonesia itu.

Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Mukhlis yang dihubungi Tempo pada Ahad dinihari, 2 Maret 2025 menjelaskan, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono bergabung dalam tim pendakian Puncak Jaya, nama lain dari Piramida Cartensz, berjumlah sepuluh orang. "Info yang kami terima ada lima orang pemandu dalam rombongan," kata Rahman yang sudah lima kali mendaki gunung setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Rahman mengirimkan daftar tamu yang melakukan pendakian. Selain Lilie dan Elsa, kesepuluh pendaki itu juga ada musisi Fiersa Besari, Furky Syahroni, Indira Alaika, Saroni, Ludy Hadiyanto, 2 orang WNA Turki, dan 1 WNA Rusia. Kesepuluh pendaki itu didampingi 5 pemandu dan 2 orang dari Tim Taman Nasional Lorentz. Dari foto tangkapan layar yang dikirimkan Rahman, pada Jumat, 28 Februari 2025 pukul 14.00 WIT, para pendaki sebenarnya sudah sampai di puncak namun mengalami hipotermia dan diare. 

Dari informasi yang diterima Rahman, jenazah tim Lilie dan Elsa sudah diturunkan di Lembah Kuning.  Selain Lilie dan Elsa, ada tiga pendaki lain dikabarkan terkena serangan hipotermia. Menurut Rahman, kesehatan tiga pendaki tersebut sudah membaik. 

Menurut Rahman, Lembah Kuning berada pada ketinggian 4.200-an meter di atas permukaan laut (mdpl). Setelah tiba di kawasan yang diapit bebatuan besar ini, pendaki akan beristirahat untuk aklimatisasi.

Rahman pada dinihari tadi mengatakan, evakuasi korban baru akan bisa dilakukan pada Ahad pagi. Kedua korban akan dijemput dengan helikopter dari Lembah Kuning dan dibawa ke Timika. Setelah dari Timika, Lilie dan Elsa dipulangkan ke Jakarta.

Selamat berdansa dalam pelukan Piramida Carstensz duo Ratu Pendaki. 

IKHSAN RELIUBUN berkontribusi dalam penulisan ini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |