Presiden Zelensky Dimarahi Donald Trump di Gedung Putih, Begini Reaksi Warga Ukraina

4 hours ago 6

WARGA Ukraina turun ke jalan-jalan Kyiv berunjuk rasa mendukung Presiden Volodymyr Zelensky pada Jumat, 28 Februari 2025, setelah pertengkaran penuh kemarahan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih.

Zelensky secara terbuka menantang Trump atas pendekatannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan tersebut, dan mendesaknya untuk "tidak berkompromi dengan seorang pembunuh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trump menuduh Zelensky mempertaruhkan Perang Dunia Ketiga dan tidak berterima kasih kepada Washington atas bantuan militer yang diberikan kepada Ukraina.

Warga Ukraina justru banyak yang memuji Zelensky.

"Trump akhirnya mengerti bahwa Zelensky adalah presiden yang tidak akan menyerah begitu saja," kata Mila, seorang manajer SDM yang tidak mau disebutkan namanya, berbicara pada malam yang dingin di pusat kota Kyiv.

Oksana, seorang konsultan bisnis, melihat ada udang di balik batu dari sikap Trump. 

"Bukan Ukraina yang berjudi dengan Perang Dunia Ketiga – kemungkinan besar kami digunakan dalam permainan ini sebagai alat tawar-menawar," kata dia.

Di media sosial, para pejabat Ukraina dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya juga mendukung Zelensky, menyerukan persatuan di sebuah negara yang telah lelah dengan pertempuran selama tiga tahun. "Presiden Zelensky memiliki keberanian dan kekuatan untuk membela apa yang benar," Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, yang hadir dalam pertemuan dengan Trump, menulis di media sosial.

Sementara sebagian besar warga Ukraina yang ditemui Reuters mengatakan bahwa Ukraina akan terus berjalan apa pun yang akan terjadi, beberapa di antaranya merasa prihatin dengan rusaknya hubungan antara kedua pemimpin tersebut. "Tanpa senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat, kami tidak akan memenangkan perang ini dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Andriy, seorang dosen berusia 59 tahun.

Pertemuan di Washington dimaksudkan untuk memperlancar hubungan pribadi yang bergejolak antara Trump dan Zelensky, dengan kedua orang tersebut akan menandatangani perjanjian yang akan membagi keuntungan dari deposito bahan baku penting Ukraina dengan AS.

Namun, pertemuan tersebut dengan cepat berubah menjadi pertengkaran sengit di depan kamera ketika Trump terlihat membuat Zelensky jengkel dengan menolak untuk mengutuk Rusia, yang meluncurkan invasi berskala penuh ke Ukraina tiga tahun lalu dan menduduki sebagian wilayah Ukraina sejak tahun 2014.

Petro, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, mengatalan,

"Perjanjian dan partisipasi AS dalam kesepakatan mineral seharusnya menstabilkan hubungan. Sekarang ini sangat menakutkan. Saya pikir ini bisa didekati dengan cara yang lebih diplomatis, tetapi dari sudut pandang individu, saya dapat memahami Zelensky karena nada dialog dengan Trump dan Vance mengindikasikan bahwa ini akan berakhir seperti ini."

Kegagalan Diplomasi AS

Roman Shkanov, warga Ukraina pemilik perusahaan IT, menyebut pertengkaran publik tersebut sebagai "kegagalan total diplomasi AS". "Negara yang begitu kuat, tapi berada dalam posisi yang lemah dan mendukung kediktatoran. AS pada dasarnya mencium kaki Rusia. Ini adalah kebijakan bodoh yang menyebabkan kemunduran AS," katanya kepada Al Jazeera.

Anna Plachkova, seorang dokter berusia 26 tahun, merasa khawatir dengan potensi dampaknya. "Dukungan AS sangat penting karena ini adalah uang, dan bagi kami, itu sangat penting. Kami tidak memiliki sumber daya sendiri. Dan semua orang sangat memahami hal ini," katanya. "Oleh karena itu, saya pikir ini akan memiliki dampak yang cukup kuat pada situasi kami dan jalannya perang kami. Oleh karena itu, sayangnya, saya tidak berpikir bahwa ini positif bagi kami."

PJ Crowley, mantan asisten menteri luar negeri AS untuk urusan publik di bawah mantan Presiden Barack Obama, mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat pertengkaran seperti yang terjadi antara Trump dan Zelensky di depan umum. "Ini seharusnya menjadi inisiatif diplomatik yang sangat mudah untuk menopang hubungan AS-Ukraina sebelum memulai negosiasi," katanya kepada Al Jazeera dari kota Alexandria, AS.

Crowley melihat arah yang mengkhawatirkan. 

"Dan, jelas, apa yang kita lihat sekarang adalah hubungan yang berada dalam spiral kematian, dan tidak jelas apakah para pemimpin dapat menariknya keluar sebelum benar-benar jatuh," katanya.

Crowley mencatat bahwa pemerintahan Trump telah mengisyaratkan "perubahan dramatis" dalam kebijakan AS terhadap Ukraina. "Namun hal ini salah dikelola oleh Gedung Putih, hal ini salah dikelola oleh pihak Ukraina. Ini adalah kata-kata yang sangat blak-blakan. Mereka tidak mengejutkan. Yang mengejutkan adalah bahwa hal itu terjadi di ranah publik," katanya.

Crowley melanjutkan, 

"Namun, intinya, adalah ini adalah hari yang sangat buruk bagi Ukraina, hari yang buruk bagi Amerika Serikat, dan hari yang sangat baik bagi Rusia."

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |