TEMPO.CO, Jakarta - Rektor IPB University Arif Satria mengusulkan kampus dijadikan research and development atau RnD untuk BUMN Indonesia. Usul ini untuk mengatasi kekurangan pembiayaan dana riset dari pemerintah.
Arif mengusulkan itu kepada Presiden Prabowo Subianto dalam kegiatan silaturahmi dan diskusi panel dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025 kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya mengusulkan tadi agar perguruan tinggi dijadikan RND untuk BUMN di Indonesia. Sehingga BUMN itu kan untuk berkembang butuh riset. Dia nggak perlu membangun RND sendiri, manfaatkan saja," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Maret 2025.
Dia mengatakan, kerja sama antara kampus dan BUMN diharapkan dapat meningkatkan ekosistem riset. Sebetulnya selama ini, kerja sama kedua pihak sudah terjalin dalam mengembangkan riset. Namun, hal ini belum maksimal.
"Makanya ini perlu dorongan dari atas bahwa diperintahkan seluruh BUMN menempatkan perguruan tinggi sebagai RND. Itu saya kira penting sekali," kata dia.
Arif juga mengusulkan kepada Prabowo untuk meningkatkan dana riset. Sebab, riset adalah fondasi dalam inovasi.
Arif mengatakan, skor Indeks Inovasi Global selalu berkorelasi dengan Produk Domestik Bruto per kapita per tahun. Adapun skor Indonesia dalam Indeks Inovasi Global 2024 adalah 41,21. Indonesia berada di peringkat ke-54 dari 133 negara.
Menurut Arif, negara yang memiliki skor Indeks Inovasi Global tinggi hampir pasti memiliki skor PDB per kapita per tahun yang tinggi. "Jadi kalau kita ingin menjadi negara maju enggak ada cara selain inovasi," kata dia.
Arif mengatakan, mendorong inovasi harus dilakukan dengan menguatkan riset. Sementara riset membutuhkan biaya tinggi. Dia pun mengklaim, Prabowo menyambut baik penguatan ekosistem riset untuk mendukung kemandirian bangsa.
Sejauh ini, Arif mengatakan, dana riset Indonesia baru 0,03 persen dari PDB. Idealnya, kata Arif, dana riset 2 persen dari PDB.
"Dua persen dari GDP, anggaran riset kita, itu sudah sangat dahsyat," kata dia.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menggelar silaturahmi dan panel diskusi dengan rektor serta pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis, 13 Maret 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto mendorong perguruan tinggi untuk menghasilkan produk unggulan demi mewujudkan kemandirian nasional di berbagai sektor, mulai dari kemandirian pangan hingga hilirisasi mineral. Prabowo juga mendorong para rektor dan dekan untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian, dan pengembangan teknologi.
“Bapak Presiden tadi meminta mari kita berikan yang terbaik, SDM-SDM yang terbaik dihasilkan dari perguruan tinggi, riset-riset terobosan teknologi untuk menghasilkan produk-produk teknologi bagi pasar Indonesia yang sangat besar, bagi kebangkitan ekonomi dan industri di Indonesia,” kata dia.
Brian mengatakan Presiden menekankan potensi besar Indonesia untuk menjadi negara maju. Namun untuk mencapai hal tersebut, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kunci utama.
“Pak Presiden juga menyampaikan hanya bangsa yang menguasai sains dan teknologi ini akan menjadi bangsa yang makmur,” ucap dia.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam tulisan ini