Rest Area Penuh Saat Perjalanan Mudik, Begini Solusinya

11 hours ago 12

Teco 3 Sesi 2 Ngobrol Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Saat menempuh perjalanan ke kampung halaman alias mudik, banyak pengemudi menyempatkan diri untuk berhenti di rest area. Di tempat ini pengemudi bisa beristirahat sejenak, mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan keselamatan dalam perjalanan jarak jauh. Kehadiran rest area juga penting untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum, dan penggunaan toilet yang nyaman dan bersih.

Fasilitas yang disediakan di jalan tol atau jalan raya ini sayangnya kerap penuh pada saat mudik lebaran. Jangankan bisa beristirahat, untuk masuk ke rest area saja sudah tidak bisa karena padatnya jalur antri sampai ke ujung pintu masuk rest area. Bahkan menimbulkan kemacetan.

Menumpuknya kendaraan di rest area menjadi permasalahan di saat libur mudik lebaran setiap tahunnya. “Untuk mudik kali ini, pemerintah harus kembali waspadai masalah rest area,” kata Deddy Herlambang, Wakil Ketua Forum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk Kebijakan Transportasi Darat dan Kereta Api di acara Sesi Kedua @ngobrol Tempo "Mudik Lebaran 2025: Semua Siaga, Semua Bahagia,” di Gedung Tempo Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025.

Deddy mengatakan, sudah sejak lama menumpuknya kendaraan di rest area saat mudik lebaran menjadi permasalahan. Hal ini dikarenakan para pengemudi memilih berlama-lama saat beristirahat dan mengakibatkan antrian kendaraan yang ingin masuk ke rest area menjadi panjang hingga berkilometer.

Korps lalu lintas (korlantas), lanjut Deddy, sesungguhnya memiliki diskresi untuk membatasi kendaraan di rest area, tetapi sifatnya hanya berupa imbauan. Dan masih banyak yang mengabaikannya. “Kepada operator jalan tol mungkin bisa menyediakan semacam tiket, seperti tiket masuk. Jadi, kalau semisal lebih dari setengah jam bisa kena charge,” kata dia.

Jika dikenakan charge, lanjut dia, banyak orang yang akan berpikir kembali jika ingin berlama-lama di rest area. “Kita berharap ada semacam mudik berkualitas ketika berkendara, utamanya untuk mengurangi angka kecelakaan.”

Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Ari Wibowo mengatakan, kebutuhan rest area menjadi faktor utama karena kerap menyebabkan simpul-simpul terjadinya kemacetan. Pada mudik lebaran 2025, Jasa Marga kembali menambah toilet portable dan memberdayakan kantor-kantor operasionalnya yang dekat dengan gerbang tol untuk digunakan sebagai tempat istirahat.

“Untuk tol Trans Jawa, kita itu membayar sesuai jarak tempuh, bukan satu harga. Jadi, apabila keluar tol dan kemudian masuk lagi sesungguhnya itu membayar biaya yang sama,” kata dia. “Oleh karena itu, kami mengimbau kepada para pengguna jalan, apabila nanti lokasi rest area sudah penuh bisa keluar gerbang tol terdekat dan kemudian menggunakan kantor-kantor gerbang kami untuk beristirahat maupun untuk kebutuhan toilet.”

Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga, Ari Wibowo (tengah) dalam acara @Ngobrol Tempo “Mudik Lebaran 2025: Semua Siaga, Semua Bahagia,” di Gedung Tempo, Jakarta, pada Jumat, 14 Maret 2025. TEMPO/Abdul Karim

Dia juga mengimbau kepada para pengendara untuk tidak beristirahat dengan keadaaan lelah sekali. “Jangan menunggu lelah, tetapi misalnya setiap 100 Km diusahakan untuk berhenti sebentar dan berisitirahat, kemudian lanjutkan kembali.”

Kondisi kelelahan, lanjut Ari Wibowo, membuat pengendara membutuhkan waktu istirahat yang cukup lama sehingga akan menjadi problem di rest area. “Karena artinya pengendara lain tidak mendapatkan kesempatan beristirahat di rest area.”

Sementara itu, Ari juga memastikan di setiap rest area tersedia tenaga medis seperti tahun-tahun sebelumnya. Di rest area juga tersedia tempat-tempat untuk top-up kartu e-toll, sehingga pengisian tidak perlu menumpuk di gerbang tol. “Kami juga menambah fasilitas mobile reader jadi tidak harus tapping di depan, tapi tenaga-tenaga dari teman-teman di lapangan itu akan membantu tapping.”

Tak lupa Ari mengingatkan agar pengguna jalan tol untuk menggunakan kartu e-toll yang sama dari masuk tol hingga keluar tol. Hal ini untuk menghindari terjadinya denda. Karena itu isi penuh kartu e-toll sebaiknya dilakukan para pengguna tol. Untuk mengetahui kondisi jalanan, Jasa Marga juga memiliki platform Travoid untuk melihat CCTV ruas jalan tol secara real time.

Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito menuturkan, rest area terdiri dari tiga kelas yakni kelas A, B, dan C. Kelas A memiliki fasilitas umum yang luas dan area yang cukup luas. Terdiri dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ATM, toilet, klinik kesehatan, bengkel, mushala, minimarket, kios, tempat parkir, dan restoran.

Kelas B luasnya lebih kecil dibandingkan kelas A. Terdapat ATM, toilet, warung, minimarket, tempat makan, tempat parkir, area hijau, dan mushala. Sedangkan Kelas C merupakan tempat peristirahatan terkecil terdiri dari toilet, mushala, warung, dan tempat parkir darurat. Tempat istirahat tipe C hanya boleh dibuka pada hari libur atau long weekend.

“Kelas A rest area yang lengkap nanti ada posko kesehatan juga, selain itu toilet juga sudah cukup banyak.” Pemerintah pusat, kata dia, juga sudah meminta pemerintah daerah untuk memastikan pasokan air untuk rest area aman.

Pemerintah pusat, kata dia, memastikan masyarakat bisa telayani dengan baik saat liburan mudik lebaran 2025. “Untuk para petugas, mari kita layani masyarakat dengan hati dan senyuman. Sedangkan bagi para pemudik, taati aturan, ciptakan nuansa yang penuh keharmonisan,” ujar Warsito.

Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito (tengah) dalam acara @Ngobrol Tempo “Mudik Lebaran 2025: Semua Siaga, Semua Bahagia,” di Gedung Tempo, Jakarta, pada Jumat, 14 Maret 2025. TEMPO/Abdul Karim

Tiket Gratis Mudik dan Persiapan Sektor Wisata

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Daerah Khusus Jakarta, Syaripudin, mengatakan, pada prinsipnya pemerintah DK Jakarta akan memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat yang tinggal di Jakarta dan mereka akan mudik dengan fasilitas gratis.

“Dari kuota 22.000-an yang disediakan untuk mudik, terdiri dari 12.500 untuk mudik dan baliknya 9.800,” kata Syaripudin.

Para pemudik akan disediakan makan, snack, dan tim kesehatan selama perjalanan keenam provinsi dan 20 kota tujuan kabupaten/kota. Dia pun memastikan seluruh armada bus telah melakukan ramp check. “Sehingga mereka betul-betul nyaman dan berkeselamatan sampai di tempat tujuan mereka untuk lebaran,” kata dia.

Pemerintah, lanjut Syaripudin, baik pusat maupun daerah selama ini telah menunjukkan sebuah sinergi yang baik terutama untuk memberikan layanan mewujudkan mudik yang berkeslamatan, nyaman, dan aman. “Harapannya masyarakat mau  mentaati dan juga mendengarkan apa imbauan pemerintah.”

Di sektor pariwisata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini mengatakan, momen lebaran merupakan momen yang spesial. “Istimewa bagi kita semua karena berdasarkan Kementerian Perhubungan terdapat 146,48 juta masyarakat atau 52 persen penduduk Indonesia akan bergerak pada lebaran ini.”

Orang-orang yang bergerak ini, lanjut Ayu Marthini, merupakan wisatawan Nusantara. “Oleh karena itu, kami dari pariwisata berkepentingan agar pergerakan tersebut aman, nyaman, dan menyenangkan,” kata dia.

Karena, lanjut dia, selain orang-orang ini pulang kampung dan beribadah tapi juga sebetulnya mereka umumnya akan berwisata. “Kami berterima kasih pemerintah resmi menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 - 14 persen selama masa angkutan lebaran.”

Dia pun meminta agar para pemudik mengecek dan melihat paket-paket wisata yang menarik. Terdapat juga diskon-diskon dari penyedia paket wisata dan juga diskon sampai 70 persen dari mall-mall. “Masyarakat bergerak ekonomi pun bergerak,” ujar dia.

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mengatakan, tantangan setiap daerah adalah bagaimana wilayahnya menjadi daya tarik. Adanya jalan tol dapat menjadi kompetisi bagi semua kepala daerah untuk mengembangkan daerahnya.

“Adanya jalan tol justru memudahkan pergerakan dan menjadi suatu kompetisi untuk menyediakan destinasi di daerah itu,” kata dia. Tetapi, lanjut dia, wilayah yang tidak dilintasi tol juga harus berkompetisi. “Contohnya Puncak Bogor, meskipun ada tol ke Bandung, tapi wilayah ini tetap ramai.”

Untuk hotel, menurut Maulana baru akan ramai ketika hari kedua lebaran. “Karena sebelumnya mereka pasti ke kampung halaman terlebih dahulu.”  Menurut Maulana, meskipun para pemudik pulang lebih awal, tetapi aktivitas berwisata baru banyak dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Sektor pariwisata utamanya di hotel dan restoran, lanjut Maulana, memiliki tantangan yang besar di tahun ini. Di antaranya daya beli karena adanya peraturan efisiensi. “Kondisinya sulit ya. Kita perhatikan sudah mulai di Februari tentu impactnya di lebaran.” Selain itu, cuaca ekstrem juga menjadi kendala.

“Sebenarnya agak khawatir ya teman-teman di restoran. Khawatir karena kalau misalnya lebaran itu tidak bisa rebound otomatis setelah lebaran itu akan terjadi efisiensi besar-besaran,” ujar Maulana Yusran. (*)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |