TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video yang ditonton lebih dari 8 juta kalli di TikTok menunjukkan bagaimana penumpang kapal pesiar Cunard Queen Anne mendapat pengumuman dari kapten agar waspada dari ancaman yang tidak biasa. Pengumuman itu juga menginstruksikan penumpang untuk mematikan lampu dan menutup tirai.
Kapal pesiar Quenn Anne memiliki panjang hingga 1.058 kaki, menampung 92 kabin yang tersebar di 13 dek. Digambarkan sebagai kapal modern, namun klasik dengan berbagai pengalaman baru yang menarik. Harga pelayarannya dimulai dari USD 16.379 atau sekitar Rp 271 juta per orang, menurut Cruise Critic. Berbagai fasilitasnya antara lain kolam renang, restoran, dek pejalan kaki, spa, dan tangga lebar milik kapal kelas dunia, di samping suite mewah yang bahkan dilengkapi dengan kepala pelayan pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal pesiar itu memulai pelayaran dunia perdana selama 111 malam, dari Hamburg, Jerman. Kapal itu membawa penumpang mengunjungi tempat-tempat wisata seperti New York, Sydney, Hawaii, Penang, dan Cape Town, di samping melewati Laut Sulu-Selatan. Namun hampir 3.000 pelancong di atas kapal tersebut tampaknya tidak hanya khawatir mabuk lalut atau cuaca buruk, tapi juga bajak laut.
Selain menutup tirai kamar dan mematikan lampu, pengumuman itu juga mengungkapkan kawasan pejalan kaki eksternal di atas kapal akan ditutup mulai pukul 9 malam hingga pukul 5 sore selama dua hari. Sementara hanya lampu 'penting' yang akan dinyalakan di area eksternal komunal kapal.
Pengumuman itu tentu menimbulkan kecemasan. Namun sang kapten memastikan tindakan untuk mencegah segala kemungkinan kejadian telah direncanakan dengan matang. Dia juga mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya serangan pembajakan tetap sangat minimal.
Para pengguna TikTok pun memberikan respon beragam dalam unggahan tersebut. Salah satunya menyoroti bahwa video itu menimbulkan ketakutan baru, terutama bagi yang baru pertama kali melakukan perjalanan pesiar musim panas ini. "Orang-orang membayar untuk ini???? Itu gila," tulis pengguna.
Sementara yang lain merasa bahwa bajak laut termasuk hal lain yang perlu ditambahkan pada daftar alasan untuk tidak pergi berlayar. Namun ada juga yang sudah terbiasa dengan pengumuman bajak laut. "Sudah mengalaminya beberapa kali begitu juga dengan latihannya. Di Ratu Victoria, Andonia, Oriana dan Arcadia. 'Itu semua bagian dari kesenangan!" tulisnya.
Insiden kapal pesiar
Menurut Laporan Tahunan Pembajakan dan Perampokan Bersenjata Biro Maritim Internasional (IMB) ICC terdapat penurunan angka insiden kapal. Pada 2024 sebanyak 116 insiden, sedangkan pada tahun 2020 sebanyak 120 insiden yang tercatat dan 115 pada tahun 2022.
Namun, Sekretaris Jenderal ICC, John W.H. Denton AO, memperingatkan bahwa ancaman yang berkelanjutan terhadap keselamatan awak tetap menjadi perhatian yang signifikan. Sebanyak 126 awak disandera pada tahun 2024, yang meningkat dibanding pada tahun 2023 sebanyak 73 awak. Sementara penculikan sebanyak 12 awak, dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 14 awak.
Laut Sulu dan Laut Sulawesi sebelumnya terkenal sebagai titik rawan insiden penculikan untuk meminta tebusan. Pada tahun 2020 terdapat insiden yang terkait dengan Kelompok Abu Sayyaf (ASG), kelompok separatis Islam yang beroperasi di Filipina selatan. Sementara itu, pada tahun 2019, Departemen Transportasi Amreika Serikat mencatat setidaknya ada 12 laporan insiden pendaratan, percobaan pendaratan, serangan, pembajakan, dan penculikan di perairan laut tersebut.
Sementara ancaman pembajakan dan penculikan sebelumnya diberi peringkat cukup rendah, pada bulan Februari peringkat tersebut diturunkan oleh Penjaga Pantai Filipina (PCG) menjadi 'rendah'. Meskipun demikian, mereka yang berada di atas kapal, termasuk kapal pesiar mewah, tetap diimbau untuk waspada.
Seorang perwakilan Cunard memberikan pernyataan terkait kemungkinan risiko pembajakan di kapal pesiar. "Sebagai bagian dari prosedur maritim standar, Kapten kami mungkin membuat pengumuman tindakan pencegahan saat berlayar melalui wilayah tertentu. Tidak ada ancaman khusus terhadap kapal atau penumpangnya, dan pengalaman kami di atas kapal tetap tidak terganggu," ujar perwakilan tersebut kepada Business Insider.