Rumah Ulos Bangkit Lewat Program Klasterkuhidupku BRI

4 hours ago 7

INFO BISNIS - Perempuan kini memainkan peranan penting dalam mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia. Di tengah pesatnya perubahan zaman, semakin banyak perempuan yang memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Fenomena ini menjadi semakin nyata dengan hadirnya figur-figur inspiratif di berbagai daerah, seperti Marlinda Yanti Panggabean dari Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Tinggal di Desa Lumban, Kecamatan Siatas Barita, Marlinda tumbuh dalam keterbatasan ekonomi. Bersama ibunya, ia menggantungkan hidup dari menenun kain ulos, tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Namun, penghasilan dari menjual hasil tenunan ke pengepul tak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini mendorong Marlinda untuk mengambil langkah besar dalam hidupnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan pemasukan, hingga akhirnya saya mencoba menjelajahi platform penjualan online. Dari situ, saya menyadari bahwa kain tenun yang biasa kami buat memiliki potensi dan nilai jual yang lebih tinggi,” ujar Marlinda.

Langkah itu membuahkan hasil. Pada tahun 2008, Marlinda mendirikan usaha tenun ulos dengan nama Linda Gabe Ulos. Dengan modal terbatas dan hanya dibantu oleh dua hingga tiga orang, ia memulai perjalanan wirausahanya. Seiring waktu, kegigihan Marlinda membuahkan hasil. Usahanya tumbuh menjadi Klaster Usaha Rumah Ulos yang kini membawahi lebih dari 100 anggota, sebagian besar perempuan dari berbagai usia.

“Banyak dari mereka sudah memiliki keterampilan menenun, tapi kehidupan mereka belum sejahtera. Maka dari itu, saya ajak mereka bergabung agar bisa mandiri dan memperoleh penghasilan yang lebih layak,” katanya.

Transformasi besar pun terjadi. Kini, Rumah Ulos tidak hanya menjual kain ulos, tetapi juga produk turunan seperti songket, pakaian siap pakai, tas, sepatu, hingga dekorasi rumah berbasis tenun. Produk-produk ini dipasarkan secara luas, dari Sabang hingga Merauke, bahkan telah merambah pasar internasional, termasuk California, Amerika Serikat.

Kesuksesan ini tak lepas dari dukungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Marlinda mengaku, titik balik dari pengembangan usahanya dimulai dari pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar Rp5 juta. Modal awal tersebut dimanfaatkan dengan sangat optimal, dan menjadi fondasi tumbuhnya Rumah Ulos hingga seperti sekarang.

Dukungan BRI tidak berhenti di situ. Rumah Ulos kemudian diikutsertakan dalam program pemberdayaan Klasterkuhidupku, sebuah inisiatif BRI yang memberikan pendampingan menyeluruh bagi pelaku UMKM. Melalui program ini, Marlinda dan kelompoknya mendapatkan pelatihan kewirausahaan, dukungan peralatan produksi, serta bantuan untuk mengembangkan strategi pemasaran digital.

“Sebagian besar dana bantuan digunakan untuk membeli alat tenun handmade yang lebih canggih, dan juga untuk meningkatkan keterampilan para anggota melalui pelatihan. Dampaknya sangat terasa—produktivitas meningkat, kualitas produk lebih baik, dan daya saing pun ikut naik,” terang Marlinda.

Keberhasilan Rumah Ulos menjadi cerminan nyata dari bagaimana kolaborasi antara semangat kewirausahaan dan dukungan institusi keuangan dapat menghasilkan perubahan sosial yang besar. Marlinda tidak hanya mengangkat derajat hidup keluarganya, tetapi juga memberdayakan perempuan lain di desanya agar lebih mandiri dan berdaya.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa program Klasterkuhidupku merupakan bentuk nyata komitmen BRI dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. “Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dalam bentuk pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan pemberdayaan. Program ini menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi kelompok usaha untuk tumbuh dan berkelanjutan,” ujarnya.

Agustya berharap kisah sukses Klaster Usaha Rumah Ulos bisa menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di seluruh Indonesia. “Apa yang dicapai oleh Marlinda dan kelompoknya menunjukkan bahwa dengan semangat, kreativitas, dan pendampingan yang tepat, pelaku usaha mikro dapat berkembang dan memberikan dampak yang luas bagi masyarakat,” tutupnya.

Kini, Rumah Ulos berdiri bukan sekadar sebagai unit usaha, tetapi sebagai simbol pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya lokal. Dalam benang-benang ulos yang ditenun setiap hari, terselip harapan, perjuangan, dan semangat perempuan Tapanuli Utara untuk terus berkarya dan bangkit.(*)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |