Said Minta Otoritas Hindari Over Reaction, Jaga Stabilitas Pasar

14 hours ago 13

Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah gejolak pasar yang memanas akibat penurunan saham signifikan dan pelemahan nilai tukar, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah, mengimbau otoritas bursa untuk tidak melakukan reaksi berlebihan. Menurutnya, langkah tenang dan terukur sangat penting untuk mencegah spiral kepanikan yang dapat memperburuk kondisi pasar keuangan.

"Situasi ini makin menggenapi sinyal pasar keuangan harus kita waspadai. Kita tidak berharap situasi ini tidak makin berlarut larut. Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR, saya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respon untuk menenangkan pasar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3).

Ia memaparkan, perdagangan di bursa saham sempat ter-suspend selama 30 menit pada Selasa (18/3), usai mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5%. Dampaknya, indeks year-to-date turun ke posisi Rp6.076,08 atau mengalami penurunan sebesar 15,2%, menempatkan bursa Indonesia dalam zona merah jika dibandingkan dengan negara peers.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan pelemahan ke posisi Rp16.465 pada sesi pertama hingga pukul 12.00 WIB. Meskipun demikian, penurunan secara year-to-date sebesar 1,1% masih dikategorikan berada dalam batas wajar.

Di luar dinamika pasar saham dan nilai tukar, sektor perdagangan memperlihatkan performa positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Februari 2025 mencatat ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar, naik 2,58 persen dibandingkan Januari 2025.

Secara kumulatif, ekspor untuk periode Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar dengan pertumbuhan nonmigas mencapai 10,92 persen. Neraca perdagangan juga menunjukkan surplus sebesar US$3,12 miliar atau setara Rp51,07 triliun per Februari 2025, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar US$3,49 miliar.

Lebih lanjut, Indeks PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global naik menjadi 53,6 pada Februari 2025, meningkat dari 51,9 pada Januari 2025, yang mengindikasikan adanya perbaikan pada sektor industri.

Melihat kondisi tersebut, Said pun merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasar keuangan, antara lain:

1. Mengadopsi gaya komunikasi yang lebih simpatik dan dialogis dengan mengajak semua komponen, terutama para pengusaha besar, untuk turut serta menyelamatkan pasar keuangan. Ia juga menyarankan agar Presiden turun tangan langsung dan mengajak rekanan bisnis internasional, termasuk tokoh seperti Ray Dalio yang saat ini berada di Danantara, untuk memperkuat pasar saham.

2. Pemerintah perlu menegaskan bahwa reformasi fiskal yang tengah berjalan akan menjamin keberlangsungan fiskal jangka panjang. Hal ini diyakini dapat menepis keraguan investor dan menjaga daya tarik Surat Utang Negara (SUN) sebagai instrumen investasi.

3. Otoritas bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan tidak over reaction, sehingga tidak memicu aksi jual lebih luas. Menurutnya, kondisi pasar SBN dan valuta asing saat ini masih stabil, sehingga perlu cermat dalam mengambil langkah setidaknya selama satu hingga dua hari ke depan.

4. Dalam jangka panjang, OJK dan otoritas bursa perlu memperluas basis investor, terutama di sektor ritel, serta mendorong inovasi produk, termasuk produk syariah, untuk memperkuat pasar saham.

5. Para pihak yang bukan bagian dari otoritas bursa hendaknya tidak menambah kepanikan pasar dengan intervensi dini, karena hal tersebut justru dapat memicu reaksi berlebihan di kalangan pelaku pasar.

Said pun menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor di masa fluktuasi pasar untuk memastikan stabilitas sistem keuangan nasional.

"Situasi ini memerlukan kebersamaan kita semua. Dari sisi KSSK, perlu menyampaikan bauran kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita," pungkas dia.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi, langkah-langkah kebijakan yang terkoordinasi dan komunikasi yang jelas diharapkan mampu meredam gejolak pasar dan mengembalikan kepercayaan investor.

(rir)

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |