Spanyol Desak Internasional Beri Sanksi Tegas ke Israel

3 months ago 97

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Spanyol menyerukan komunitas internasional untuk mempertimbangkan penerapan sanksi terhadap Israel guna menghentikan perang di Gaza. Seruan ini diungkapkan dalam pertemuan tingkat tinggi negara-negara Eropa dan Arab di Madrid pada hari Minggu, seperti dilansir dari NDTV.

Pertemuan resmi kelima dari yang dikenal sebagai "Grup Madrid" ini dihadiri 20 negara serta organisasi internasional dengan tujuan menghentikan konflik yang dinilai tidak lagi memiliki tujuan yang jelas. Jose Manuel Albares, Menteri Luar Negeri Spanyol, menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk menghentikan perang ini dan memecah blokade bantuan kemanusiaan yang harus masuk tanpa hambatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tekanan internasional terhadap Israel semakin menguat setelah negara-negara Uni Eropa yang selama ini dianggap sebagai sekutu dekat mulai mengkritik operasi militer Israel di Gaza. Blokade bantuan yang berlangsung hampir tiga bulan telah memperparah krisis kebutuhan pokok seperti makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan di wilayah Palestina yang telah hancur akibat perang berkepanjangan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan akan mengizinkan bantuan terbatas masuk untuk meredakan kekhawatiran sekutu, kenyataannya bantuan yang masuk masih sangat minim. PBB menyebut jumlah bantuan yang diizinkan masuk sejauh ini hanya "setetes di lautan," sementara beberapa organisasi bantuan menggambarkan pengumuman Netanyahu sebagai "kedok belaka."

Organisasi bantuan menyatakan aliran pasokan yang diizinkan Israel dalam beberapa hari terakhir sangat jauh dari kebutuhan yang mencapai 500-600 truk per hari. Israel hanya mengizinkan sekitar 100 truk bantuan masuk ke Gaza sejak Rabu, menurut pejabat terkait.

Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Mustafa menyatakan harapannya agar pemerintah Israel menghentikan "kelaparan" dan "genosida" di Gaza, mencatat bahwa banyak negara di dunia "jelas menentangnya." Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Atty menunjuk pada "kurangnya kemauan politik dari pihak Israel" sebagai masalah utama dalam mengakhiri perang.

"Ini adalah masalah utama," kata Abdel Atty. "Tapi kami akan terus berusaha, kami akan menerapkan tekanan maksimal, kami akan terus memberikan upaya maksimal untuk mendorong gencatan senjata."

Pertemuan Madrid ini berfungsi sebagai persiapan untuk konferensi tingkat tinggi PBB tentang solusi dua negara yang akan diselenggarakan Prancis dan Arab Saudi di New York pada 17 Juni. Albares menyatakan keinginan untuk "menciptakan momentum" menjelang konferensi PBB agar "semua orang" dapat mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Setelah Uni Eropa memutuskan minggu ini untuk meninjau kembali kesepakatan kerja sama dengan Israel, Albares menegaskan, "Kita harus mempertimbangkan sanksi, kita harus melakukan segalanya, mempertimbangkan segala hal untuk menghentikan perang ini."

Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Florian Hahn juga memperingatkan dampak krisis kemanusiaan Gaza yang memburuk dan "tidak tertahankan," seraya menyerukan gencatan senjata segera dan solusi diplomatik. Hahn menekankan bahwa mengakhiri perang di Gaza dan menciptakan jalur upaya diplomatik menuju solusi politik saat ini menjadi salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri Jerman.

Pertemuan ini juga melibatkan perwakilan dari Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam untuk mempromosikan solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina. Menurut koresponden Al Jazeera dari Madrid, pertemuan Minggu ini akan menjadi "krusial" karena para anggota akan "mencari potensi pembicaraan politik lebih lanjut yang dapat mendorong Israel dan Palestina untuk berdiskusi tentang kebutuhan mengakhiri perang dan mewujudkan negara Palestina."

Serangan mematikan Israel telah menewaskan hampir 54.000 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |