Tak Selalu Baik, Ini Dampak Negatif Public Display Affection dalam Hubungan

13 hours ago 7

CANTIKA.COM, Jakarta - Public Display Affection atau PDA couple banyak diterapkan untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangan. Misalnya dengan menghabiskan waktu bersama atau memberi afeksi melalui sentuhan fisik.

Sebagai informasi, PDA adalah kemesraan yang dilakukan pasangan di depan umum, baik itu berciuman, berpelukan atau membagikan momen intim lainnya. Namun, tahukah Sahabat Cantika jika PDA couple tidak selalu berdampak baik untuk hubungan?

Melansir dari Verywellmind, hal ini kerap jadi pertentangan publik karena dianggap mengganggu kenyamanan orang lain yang berada di sektar pasangan tersebut.

Dampak Negatif PDA dalam Hubungan 

Dr. Romanoff, psikolog klinis spesialis hubungan menyebut PDA bisa berdampak negatif dalam hubungan Anda, seperti apa?

1. Menyoroti Perbedaan Nilai 

Beberapa pasangan tidak memiliki preferensi yang sama dengan PDA couple. Alih-alih mereka merasa nyaman menunjukkan kasih sayang secara terbuka, manusia lain justru lebih tertutup dengan hubungan mereka dan memilih untuk tidak menunjukkan kasih sayang di depan orang lain, karena pola asuh, budaya keluarga, atau norma sosial mereka.

2. Menciptakan Bahaya Reputasi

Banyak orang takut akan konsekuensi yang dapat merusak reputasi mereka baik secara sosial maupun profesional, terutama ketika PDA couple sangat mudah membagikan foto.

Hal ini dapat memengaruhi hubungan, karena salah satu pihak mencampuradukkan ketakutan dengan keyakinan yang keliru bahwa pasangan mereka tidak menginginkan mereka atau tidak bangga dengan hubungan mereka.

Tingkatan Penerimaan PDA 

Apakah ada tingkat PDA yang dapat diterima pasangan? Tentunya tingkatan PDA dimaklumi bergantung pada berbagai faktor, misalnya: 

- Faktor budaya: Sebagian orang cenderung konservatif, hingga tak menganjurkan menunjukkan kasih sayang di depan umum. Sementara yang lain mungkin sangat menginginkannya.

- Konteks sosial: PDA akan lebih diterima di beberapa tempat, misalnya mencium pasangan di tempat tertutup seperti kamar. 

.- Tekanan minoritas: Kelompok minoritas tertentu seperti LQBTQ, mungkin tak akan merasa nyaman menunjukkan kasih sayang mereka di depan umum, karena stigma masyarakat.

- Pendidikan keluarga: Nilai-nilai orang tua juga dapat memengaruhi pandangan Anda tentang PDA. Sebagai contoh, jika memiliki orang tua yang penuh kasih sayang satu sama lain dapat mengajarkan Anda untuk lebih memberi atau menunjukkan ketulusan kepada pasangan.

- Preferensi pribadi: Preferensi pribadi Anda juga dapat berperan dalam menentukan apakah Anda merasa nyaman dengan PDA atau tidak.

Kesalahpahaman tentang Melakukan PDA dalam Hubungan

1. PDA tidak pantas

Meskipun beberapa budaya masyarakat atau individu tidak menyukai jenis PDA tertentu, tidak ada aturan universal yang menentukan apa yang bisa kita terima atau tidak. Misalnya, bagi sebagian pasangan melalukan hubungan intim saat masih berpacaran merupakan hal wajar, namun hal tersebut tidak berlaku untuk segelintir orang. 

2. PDA hanya untuk hubungan baru

Hal umum ketika melihat pasangan melakukan PDA di tahap awal hubungan, tetapi memudar ketika jalinan asmara menuju tahap serius,

Banyak orang yang penuh kasih sayang terhadap pasangan mereka terlebih hubungan yang sudah berlangsung lama, menganggap PDA selalu bersifat seksual. Alhasil mereka nekat melanggar norma.

Padahal tak semua orang mudah terkecoh, itulah mengapa banyak pasangan yang rela mengakhiri hubungan karena tak memiliki nilai PDA yang sama.

3. Berfikir tidak adanya PDA berati ada kesalahan 

Sekali lagi, tidak semua orang nyaman dengan PDA. Misalnya, beberapa orang lebih tertutup dan enggan menunjukkan kasih sayang di media sosial. Namun, ketika bersama pasangan, mereka sangat tulus dan menyayangi dengan sepenuh hati, ini juga didorong karena cara pola asuh keluarga di masa kecil.

Pilihan Editor: Quotes Tentang Hubungan dari Kareena Kapoor, Inspiratif dan Menyentuh Hati

VERY WELL MIND

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |