TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan kembali dukungan penuh negaranya kepada Ukraina saat menerima Presiden Volodymyr Zelensky di London, pada Sabtu waktu setempat seperti dilansir Anadolu.
Presiden Ukraina tiba di London, untuk bertemu PM Starmer dan menghadiri KTT terkait Ukraina pada Ahad 2 Maret 2025. KTT tersebut akan dihadiri sejumlah pemimpin Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami akan terus bersama anda dan Ukraina sampai kapanpun," kata Starmer kepada Zelensky.
Ia mengatakan Inggris memiliki tekad "absolut" dan "tak tergoyahkan" untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu "perdamaian berkelanjutan di Ukraina berdasarkan kedaulatan dan keamanan."
Zelensky kemudian berterima kasih kepada Starmer dan rakyat Inggris atas dukungan mereka kepada Ukraina sejak perang dengan Rusia meletus pada 2022.
Seperti dilansir Reuters, massa bersorak ketika Zelensky tiba untuk melakukan pembicaraan dengan Starmer di kantornya di Downing Street. Ini sebelum pertemuan puncak para pemimpin Eropa yang akan dihadiri oleh presiden Ukraina pada Ahad untuk membahas rencana perdamaian bagi Ukraina.
Sementara itu, pernyataan Kantor Perdana Menteri yang dirilis menyusul pertemuan tersebut menegaskan kembali dukungan Starmer kepada Ukraina.
"Perdana menteri menegaskan lagi tekadnya mencari langkah untuk mengakhiri perang ilegal Rusia serta memastikan perdamaian adil dan berkelanjutan yang memastikan kedaulatan dan keamanan Ukraina di masa depan," kata juru bicara Downing Street dalam pernyataan tersebut.
Starmer dan Zelensky disebut akan melanjutkan diskusi mereka dalam KTT di London pada Ahad. Di hari yang sama, Presiden Ukraina juga akan bertemu Raja Charles III.
Pertemuan tersebut berlangsung sehari setelah Zelensky berdebat sengit dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Gedung Putih.
Dalam perdebatan tersebut, Trump mengkritik sikap pemimpin Ukraina tersebut sedangkan Zelensky menyampaikan ekspektasi dukungan yang ia harapkan untuk negaranya.
Dalam pertemuan luar biasa di Ruang Oval itu, Trump juga mengancam akan menarik dukungan untuk Ukraina, tiga tahun setelah Rusia menginvasi negara tetangganya yang lebih kecil.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dengan Zelensky dan Trump pada Sabtu dan menyerukan ketenangan dalam sebuah wawancara setelah pertikaian keduanya di Gedung Putih.
“Saya pikir di luar kegelisahan yang ada, semua orang perlu tenang, menunjukkan rasa hormat dan terima kasih, sehingga kita dapat bergerak maju secara konkrit, karena apa yang dipertaruhkan sangatlah penting,” kata Macron dalam sebuah wawancara dengan beberapa surat kabar Ahad.
Macron mengatakan Zelensky telah memberitahunya bahwa dia bersedia "memulihkan dialog" dengan Amerika Serikat, termasuk mengenai kesepakatan yang memberi AS akses terhadap pendapatan dari sumber daya alam Ukraina, namun tidak mengatakan apa yang dikatakan Trump kepadanya dalam panggilan telepon tersebut.
Gedung Putih belum memberikan komentar atas pernyataan Macron.