Teror terhadap Tempo: Keluarga Host 'Bocor Alus Politik' Ikut Jadi Korban Peretasan

3 days ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Erick Tanjung mengatakan, teror terhadap jurnalis Tempo sudah merembet kepada keluarga. Paling tidak teror itu dialami oleh keluarga dari Francisca Christy Rosana alias Cica, wartawan desk politik Tempo sekaligus host siniar Bocor Alus Politik.

Untuk itu KKJ mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk jurnalis Tempo yang menjadi korban teror, terutama kepada Cica. “Ibunya terancam, akun WhatsApp Ibunya sempat diretas oleh pelaku,” kata Erick saat ditemui di gedung LPSK, Jakarta Timur, pada Rabu, 26 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erick mengatakan, permohonan pengajuan perlindungan itu merupakan upaya untuk menjaga kemerdekaan pers. Selain itu, Erick mengatakan bahwa kerja jurnalistik juga dilindungi oleh Undang-Undang tentang Pers Nomor 40 Tahun 1999. 

Erick menilai rangkaian teror tersebut bukanlah ditujukan kepada individu, melainkan terhadap profesi jurnalistik yang melekat pada identitas korban selaku wartawan Tempo. “(Kami) minta negara juga bertanggung jawab ya dengan memberikan perlindungan, sehingga kita datang ke LPSK mengajukan itu,” ujar dia.

Adapun korban dan atau saksi yang diajukan oleh KKJ kepada LPSK berjumlah tujuh orang. Enam orang dari tim redaksi Tempo, sedangkan satu orang merupakan Ibu dari Cica. 

Menanggapi permohonan itu, Ketua LPSK Achmadi menyatakan perlu melakukan asesmen untuk menentukan bentuk perlindungan yang bisa diberikan LPSK. Namun Achmadi belum bisa memastikan kapan perlindungan itu mulai diterapkan. “Tergantung kesiapan para saksi-saksi, kan juga penting ya, tergantung informasi, segala macam,” kata Achmadi.

Tempo mendapatkan serangkaian teror dalam beberapa waktu terakhir. Mulai dari kiriman paket kepala babi tanpa telinga, bingkisan berisi enam tikus mati dengan kepala terpotong, hingga Francisca Christy Rosana menjadi korban doksing.

Doksing terhadap Cica dilakukan oleh pemilik akun Instagram @derrynoah. Pada Ahad, 23 Maret 2025, pemilik akun tersebut mengunggah foto profil serta tangkapan layar berisi informasi alamat email Cica. Dalam takarir unggahan, ia menandai akun Instagram Cica dan menyebutnya sebagai “Si watak Kabur Aja Dulu”. Kabur Aja Dulu adalah tagar ajakan pindah kewarganegaraan buntut kekecewaan terhadap pemerintah.

“@chichafranci*** si watak Kabur Aja Dulu. Gaya seperti mempunyai jiwa Nasionalisme, apa yang perlu di Pelototin tentang Politik Indonesia ?... mana media @tempodotco membahas dengan detail saat Korupsi di bongkar dengan gencar?” tulis akun tersebut.

Tak hanya itu, pemilik akun juga menuding berita-berita politik yang ditayangkan Tempo memprovokasi rakyat dengan pemerintah. Ia bahkan secara rasis menyebut Tempo dikendalikan oleh golongan etnis Cina dan bekerja sama dengan media asing maupun pihak luar yang tidak ingin melihat Indonesia maju.

“Media kalian membahas politik yang pertama karna gerombolan kalian adalah kaum China dan media yang bekerja sama dengan media asing, asing tak mau melihat Indonesia maju dan China takut tidak bisa jadi lagi China Punya Toko,” lanjutnya.

Pemilik akun juga menyebut ihwal teror babi dan doksing terhadap Cica. Menurutnya teror dan pengungkapan data diri itu baru sebatas teguran, belum tindakan. Ia juga mengancam akan memberikan teguran yang lebih “strong” jika Tempo masih menayangkan berita yang dianggapnya memprovokasi rakyat.

“Ingat teror babi dan biodata mu baru saja teguran, belum tindakan, kau sudah membuat negara ini kacau dengan statement provokasi yang akhirnya banyak SDM rendah terhasut oleh moncong mulut mu. Main senyap sedang menghantui mu, seperti kau memberikan suasana kegelapan pada Indonesia saat demonstrasi. Teruskan saja cara mu menghianati bangsa, kami akan beri dirimu efek jera lebih strong,” tulisnya.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra telah melaporkan serangan teror itu ke Mabes Polri pada  Jumat, 21 Maret 2025. Mabes Polri juga sudah membentuk tim untuk melacak peneror dan motifnya.  


Egi Adyatama, Vedro Imanuel Girsang, M. Raihan Muzzaki, dan Yudono Yanuar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |