SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di rentang waktu 8 Juni dan 15 Juni 2025, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menangkap empat orang pendaki ilegal yang nekat naik ke puncak Merapi meski status gunung masih Siaga (Level III) dan jalur pendakian ditutup total.
Dua orang di antaranya tertangkap tangan saat turun dari jalur New Selo, sementara dua lainnya teridentifikasi setelah aksi mereka viral di media sosial TikTok.
Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi, mengatakan dua pendaki yang tertangkap tangan adalah A (20) asal Bantul dan N (17) asal Ambarawa. Mereka diamankan petugas di Bangsal Pecaosan, di atas New Selo, setelah petugas mencurigai dua sepeda motor terparkir lama di area tersebut.
“Ketangkap di Bangsal Pecaosan setelah turun dari atas. Ketahuan juga dari motor yang terparkir di New Selo sebanyak dua unit,” ujarnya, Selasa (17/6/2025).
Sementara itu, dua pendaki lainnya, Y (42) warga Magelang dan F (22) warga Sragen, diketahui naik ke puncak Merapi pada 8 Juni 2025. Aksi mereka sempat viral setelah diunggah ke media sosial, memperlihatkan kondisi puncak gunung yang sebenarnya terlarang untuk dikunjungi.
“Dua orang ini awalnya berkenalan lewat TikTok, lalu lanjut komunikasi via WhatsApp sebelum mendaki bersama,” jelas Wahyudi.
Kedua kelompok pendaki ilegal itu kini telah menjalani pemeriksaan di kantor Balai TNGM. Sebagai sanksi, mereka akan dijatuhi hukuman kerja sosial berupa membersihkan kawasan Obyek Wisata Alam (OWA) Kalitalang, Klaten selama tiga bulan.
“Sanksi ini bersifat edukatif agar mereka tidak mengulangi perbuatannya, serta memberi efek jera bagi masyarakat lain,” ujar Wahyudi.
Ia menegaskan, pendakian ke Gunung Merapi ditutup sejak November 2020 menyusul peningkatan status aktivitas vulkanik. Penutupan bertujuan melindungi keselamatan publik dari potensi bahaya guguran lava, awan panas, dan lontaran material vulkanik yang bisa menjangkau radius 3–7 kilometer dari puncak.
“Larangan pendakian ini demi mencegah korban jiwa. Kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi peraturan dan tidak terprovokasi konten-konten pendakian ilegal di media sosial,” pungkasnya. [*]
Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.