Terungkap Penyebab Ribuan Siswa di Jateng Keracunan MBG

3 hours ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Yunita Dyah Suminar mengungkapkan, serangkaian kasus dugaan keracunan dalam pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jateng disebabkan beberapa faktor, yakni bahan baku, cara pengolahan, dan waktu penyajian. Pada awal Oktober 2025, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengungkap terdapat hampir 2.700 siswa di 15 kabupaten/kota di Jateng yang menjadi korban dugaan keracunan MBG.

"Macam-macam, tapi pada prinsipnya, yang namanya terjadi seperti itu (dugaan keracunan) pasti penyebabnya adalah bahan makanannya, cara mengolahnya, kemudian waktu penyajiannya," kata Yunita ketika ditanya soal evaluasi pelaksanaan MBG dan penyebab kasus dugaan keracunan MBG di Jateng selama 2025, Senin (10/11/2025). 

Dia menambahkan, pengujian sampel makanan dari serangkaian kasus dugaan keracunan MBG di Jateng selama 2025 sudah dilakukan. Namun Yunita mengeklaim tidak ditemukan hal yang "aneh-aneh". 

Yunita menekankan bahwa dugaan keracunan disebabkan teknis pengolahan dan penyajian makanan. "Bahwa waktu memasak, cara memasak, kemudian antara memasak dan menyajikan, itu saja. Tidak ada yang lain-lain," ujarnya. 

Dia mengungkapkan, setelah serangkaian kasus dugaan keracunan di Jateng, semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan MBG melakukan evaluasi. Inspeksi terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) turut dilakukan.

"Kemudian pemenuhan terhadap SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) juga dilakukan," ucap Yunita. 

Yunita mengatakan, saat ini jumlah SPPG di Jateng sekitar 1.800-an. Ketika ditanya berapa jumlah SPPG di Jateng yang sudah memiliki SlHS, Yunita mengaku belum melihat data terbaru. "Saya cek dulu ya; jumlahnya berapa, yang sudah dapat (SLHS) berapa, nanti saya cek sekali lagi," ujarnya. 

Namun dia memastikan proses penerbitan SLHS melalui prosedur yang ketat. "Jadi tidak serta merta (SPPG) mengajukan kemudian diobral. Kita semua harus mengamankan kebijakan dengan prosedur yang benar," ucapnya. 

Saat mendampingi kunjungan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana ke Kota Semarang pada awal Oktober 2025 lalu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengungkap jumlah siswa di Jateng yang diduga menjadi korban dugaan keracunan MBG. "Dari 35 kabupaten, sudah 15 kabupaten yang kemarin tidak baik-baik saja. Hampir 2.700 anak-anak kita yang menjadi sasaran terkontaminasi," kata Luthfi saat memberikan keterangan kepada awak media di GOR Jatidiri, 4 Oktober 2025 lalu.

Menurut Luthfi, hal itu menjadi bahan evaluasi besar-besaran pelaksanaan MBG di Jateng. Dia turut menginstruksikan seluruh kepala daerah di Jateng untuk aktif mengawasi pelaksanaan MBG di wilayahnya masing-masing, termasuk terkait standar kehigienisan. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |