Wujudkan Target Pengurangan Emisi Sektor Kehutanan, Delegasi Indonesia Temui PMO TFFF di Sela COP30

3 hours ago 10

Penasehat Utama Menteri untuk Menteri Kehutanan, Edo Mahendra dan Silverius Oscar, didampingi Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri, Krisdianto beberapa waktu lalu bertemu dengan perwakilan Systemic, yaitu Felipe, Jeremy, dan Barbara, untuk mempelajari lebih jauh di Sao Paolo, Brasil. Ketiga anggota delegasi Indonesia dari Kementerian Kehutanan tersebut menyempatkan diri berdiskusi dengan tiga perwakilan Systemic tersebut, yang adalah Project Management Office (PMO) TFFF yang menyusun kerangka TFFF dari inisiatif awal sampai dengan sekarang terbitnya TFFF versi 3.1.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan RI menegaskan prinsip kehati-hatian dalam mendukung The Tropical Forest Forever Facility (TFFF) di sela-sela persiapan mengikuti Conference of Party (COP) 30 di Belém, Brasil. Langkah Indonesia ini dinilai bisa menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan target pengurangan emisi sektor kehutanan melalui program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Penasehat Utama Menteri untuk Menteri Kehutanan, Edo Mahendra dan Silverius Oscar, didampingi Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri, Krisdianto beberapa waktu lalu bertemu dengan perwakilan Systemic, yaitu Felipe, Jeremy, dan Barbara, untuk mempelajari lebih jauh di Sao Paolo, Brasil. Ketiga anggota delegasi Indonesia dari Kementerian Kehutanan tersebut menyempatkan diri berdiskusi dengan tiga perwakilan Systemic tersebut, yang adalah Project Management Office (PMO) TFFF yang menyusun kerangka TFFF dari inisiatif awal sampai dengan sekarang terbitnya TFFF versi 3.1.

"Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa Indonesia menyatakan dukungannya terhadap TFFF sebagai sebuah skema pendanaan inovatif yang mempunyai tujuan mulia untuk menyelamatkan hutan tropis dengan pendekatan ekonomi," ujar Edo dilansir dari situs Kementerian Kehutanan RI.

TFFF merupakan inisiatif mekanisme pembiayaan internasional yang dirancang untuk memastikan keberlanjutan ekosistem hutan tropis sebagai penyerap karbon terbesar di dunia untuk menjaga stabilitas iklim global. Indonesia menilai langkah ini sebagai pendorong kolaborasi lintas negara, lintas pemangku kepentingan, dan berbasis masyarakat untuk menjaga keberlangsungan hutan bagi generasi mendatang.

TFFF dirancang untuk memberi insentif berbasis hasil kepada negara-negara tropis guna mencegah deforestasi dan degradasi hutan. Skema ini menggunakan mekanisme blended finance, di mana dana yang digunakan untuk mendukung pelestarian hutan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Mekanisme blended finance merupakan gabungan dana dari publik dan swasta dengan potensi dana jangka panjang hingga 125 miliar dollar Amerika.

Dalam kesempatan diskusi tersebut, Felipe dari Systemic juga menjelaskan bagaimana inisiasi TFFF ini telah dimulai sejak 25 tahun yang lalu, dengan membandingkan sistem pengaturan pendanaan yang telah ada untuk Pengelolaan Hutan secara lestari. Dengan segala perbaikannya, kini TFFF memasuki versi terbaru, yaitu 3.1 dengan menekankan perhatian pemanfaatan insentif kepada penduduk asli dan komunitas lokal (Indigenous People and Local Community).

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |