8000hoki.com Data Platform situs Slot Maxwin Malaysia Terbaru Mudah Lancar Scatter Full Setiap Hari
hoki kilat slot List Situs web Slots Gacor China Online Pasti Lancar Win Full Banyak
1000hoki Platform situs Slots Gacor China Terbaik Pasti Lancar Menang Full Banyak
5000 Hoki Online Data Situs website Slots Gacor Singapore Terkini Gampang Menang Banyak
7000 Hoki Online Data Demo server Slots Gacor Philippines Terbaru Pasti Menang Banyak
9000 Hoki Online Data Login web Slots Maxwin Singapore Terpercaya Mudah Lancar Scatter Setiap Hari
Alternatif Platform situs Slots Gacor Malaysia Terpercaya Pasti Lancar Win Full Setiap Hari
Idagent138 login Slot Anti Rungkat Terbaik
Luckygaming138 Slot Anti Rungkat Online
Adugaming Id Slot Terbaik
kiss69 Slot Game Online
Agent188 login Id Slot Anti Rungkad Terbaik
Moto128 login Slot Gacor Terbaik
Betplay138 login Id Slot Anti Rungkat Online
Letsbet77 login Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya
Portbet88 Slot Anti Rungkat
Jfgaming Daftar Akun Slot Game Terbaik
Mg138 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terpercaya
Adagaming168 Daftar Slot Online
Kingbet189 Akun Slot Gacor
Summer138 Daftar Id Slot
Evorabid77 Slot Terpercaya
bancibet Slot Anti Rungkad Online
TEMPO.CO, Jakarta - Kisah Moko, seorang arsitek muda yang tiba-tiba harus menjadi wali bagi tujuh keponakannya, dulu menghiasi layar kaca lewat sinetron 1 Kakak 7 Ponakan karya Arswendo Atmowiloto. Tayang perdana pada 1996, sinetron ini menyajikan cerita sederhana tentang arti pengorbanan dan kasih keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua dekade lebih berlalu, sutradara Yandy Laurens membawa kembali cerita itu ke layar lebar. Dalam wawancara dengan Tempo pada Kamis, 16 Januari 2025 di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Yandy bercerita tentang proses kreatif dan alasan di balik keputusannya mengadaptasi sinetron tersebut menjadi film layar lebar.
Terpikat oleh Judul Unik 1 Kakak 7 Ponakan
Sutradara peraih Piala Citra itu mengaku, awalnya tertarik pada sinetron ini karena judulnya yang unik. “Pertama, nggak tahu soal isinya, tapi tertarik sama judulnya yang unik,” ujarnya. Rasa penasaran itu mendorongnya untuk menelusuri arsip sinetron klasik tersebut.
“Ada 60 episode yang terarsip. Nonton episode 1, kok bagus? Menarik, gitu. Nonton dua, tiga episode, eh habis,” kata Yandy. Sebagai sutradara yang sebelumnya sukses menggarap adaptasi film Keluarga Cemara (2018), Yandy merasa bahwa karya Arswendo selalu memiliki kekuatan emosional yang jarang ditemukan.
Relevansi Fenomena Generasi Sandwich
Bagi Yandy, cerita 1 Kakak 7 Ponakan justru semakin relevan di masa kini, terutama dengan fenomena dan istilah generasi sandwich yang banyak diperbincangkan beberapa tahun belakangan. “Kaget, 20 tahun lalu Mas Arswendo sudah ngomongin. Masalahnya, lengkap dengan bagaimana baiknya kita memaknai dan menyikapinya,” ucapnya.
Tokoh Moko, yang berjuang mengasuh tujuh keponakannya di tengah karier dan kehidupannya sendiri, memberikan pelajaran penting tentang kebaikan. “Kadang-kadang kita melihat, Moko kok bisa sebaik itu? Saya merasa, jadi orang baik itu menyenangkan, ya,” kata Yandy. Ia menilai, nilai-nilai tersebut membawa energi positif, bahkan banyak pesan penting yang bisa disampaikan untuk generasi masa kini.
Tantangan Menggarap Kembali Karya Lama
Menghidupkan cerita lama ke konteks era modern tentu tidak mudah. Yandy sadar betul, tantangan utama adalah menjaga nilai-nilai yang ada di dalamnya. “Tantangan zamannya jelas beda. Respon karakternya juga beda. Tapi nilainya tetap diteruskan ke zaman sekarang,” ucapnya.
Namun, bagi Yandy, kunci dari karya adaptasi adalah memahami hati penulisnya. “Apa ya kira-kira isi hati Mas Arswendo waktu bikin ini? Itu yang coba saya tangkap, lalu adopsi dari isi hati saya juga,” ujar sutradara lulusan Institut Kesenian Jakarta itu.
Film 1 Kakak 7 Ponakan membuka debutnya di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 sebagai film penutup. Diputar di Empire XXI Yogyakarta pada 7 Desember 2024, film ini mendapat banyak sambutan hangat dari penonton. Dibintangi aktor-aktor ternama seperti Chicco Kurniawan, Amanda Rawles, Ringgo Agus Rahman, hingga Kiki Narendra dan Maudy Koesnaedi, kisah ini mencoba menyampaikan pesan yang relevan untuk generasi masa kini. Mulai 23 Januari 2025, 1 Kakak 7 Ponakan akan hadir di bioskop seluruh Indonesia.