TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji bahwa Ukraina siap bekerja cepat untuk menghasilkan kesepakatan yang kuat tentang investasi dan keamanan dengan Amerika Serikat. Dia mengatakan pertemuan dengan utusan AS Keith Kellogg "mengembalikan harapan" untuk keberhasilan memulihkan Ukraina.
"Jenderal Kellogg, pertemuan yang memulihkan harapan. Kami membutuhkan kesepakatan yang kuat yang benar-benar akan berhasil. Saya memberikan instruksi untuk bekerja cepat dan dengan cara yang sangat--sangat tidak memihak," kata Zelensky dalam pidatonya pada Kamis malam, 20 Februari 2024, dikutip dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rincian kesepakatan itu penting. Semakin baik rinciannya disusun, semakin baik hasilnya."
Pertemuan dengan Kellogg terjadi sehari setelah Zelensky dan Presiden AS Donald Trump saling sindir saat pembicaraan AS-Rusia sedang berlangsung untuk mengakhiri perang tiga tahun antara Kyiv melawan Moskow. Ukraina tidak diundang ke pembicaraan tersebut.
Setelah pertemuan dengan Kellogg, Zelensky mengatakan di platform media sosial X bahwa Ukraina harus "memastikan bahwa perdamaian kuat dan langgeng sehingga Rusia tidak akan pernah membalas dengan perang."
"Ukraina siap untuk perjanjian investasi dan keamanan yang kuat dan efektif dengan Presiden Amerika Serikat. Kami telah mengusulkan cara tercepat dan paling konstruktif untuk mencapai hasil. Tim kami siap bekerja 24/7," ujar Zelensky.
Pembicaraan dengan Kellogg juga menyusul penolakan Ukraina terhadap proposal awal AS untuk mengembangkan mineral langka di Ukraina.
Dalam komentarnya di X, Zelensky juga mengatakan bahwa diskusinya dengan Kellogg difokuskan pada situasi medan perang, jaminan keamanan yang dicari Ukraina, dan pemulangan tawanan perang.
"Penting bagi kami, dan bagi seluruh dunia bebas, bahwa kekuatan Amerika terasa," tuturnya.
Sebelumnya, hubungan Amerika Serikat dan Ukraina kian memanas.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai diktator pada Rabu, 19 Februari 2025. Dilansir dari Reuters, Trump memperingatkan Zelensky agar bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian dengan Rusia atau berisiko kehilangan negaranya.
Kecaman itu membuat peseteruan antara Donald Trump dan Zelensky kian sengit. Hal itu membuat khawatir para pejabat Eropa.
Sehari sebelum kecaman itu, Donald Trump mengklaim Ukraina harus disalahkan atas invasi Rusia pada 2022. Kekhawatiran di antara sekutu AS di Eropa meningkat bahwa pendekatan Trump untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina bisa menguntungkan Moskow.
Kurang dari sebulan menjadi presiden, Donald Trump telah mengubah kebijakan AS terkait perang. "Seorang Diktator tanpa pemilu, Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi," tulis Trump di media sosial.
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menanggapi pernyataan Trump. Ia mengatakan tidak seorang pun dapat memaksa negaranya untuk menyerah. "Kami akan mempertahankan hak kami untuk hidup," kata Sybiha di X.
Masa jabatan Zelensky seharusnya berakhir pada 2024 setelah lima tahun menjabat. Namun pemilihan presiden dan parlemen tidak dapat diadakan di bawah darurat militer. Sejak Februari 2022 Ukraina memberlakukan darurat militer sebagai respons terhadap invasi Rusia.
Kemarahan Trump muncul setelah komentar Zelensky pada Selasa. Zelensky mengatakan bahwa Donald Trump mengulang-ulang disinformasi Rusia ketika dia menegaskan bahwa Ukraina tidak seharusnya memulai perang dengan Rusia tiga tahun lalu.
Dewi Rina Cahyani ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.