Kawan Pal.
Film apa yang baru saja kau tonton? Ah, mungkin kau sedang keranjingan anime Sakamoto Days atau sedang menamatkan drama seri Korea The Trauma Code: Heroes on Call? Moga-moga kau tak melewatkan film 1 Kakak 7 Ponakan garapan Yandy Laurens, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu yang disutradarai Hanung Bramantyo, atau tunggulah Pengepungan di Bukit Duri karya Joko Anwar diputar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya, film-film Indonesia belakangan ini semakin beragam dan bermutu. Memang sih masih banyak film horor, tapi genre ini pun tengah berkembang, tak melulu soal membuat orang ketakutan dan terlonjak dari kursinya. Gejala ini menarik dan jadi perbincangan kami ketika mulai menyiapkan laporan khusus Film Pilihan Tempo 2024.
Ini gawe kami tiap tahun dan kali ini kami harus menonton secara maraton film-film yang beredar sepanjang 2024. Sebanyak 100 lebih judul film telah kami daftar dan para juri harus menyisirnya untuk tiba pada kesimpulan film-film dan pendukungnya yang mana akan menjadi nomine. Oya, kali ini kami mengundang juga tiga juri dari luar redaksi, yakni penulis film Leila S. Chudori, sutradara Ismail Basbeth, dan Nurman Hakim, pengajar film di Institut Kesenian Jakarta. Total ada 10 juri, termasuk juri dari kalangan redaksi yang sehari-hari terlibat dalam peliputan, penulisan, dan penyuntingan peristiwa seni.
Kawan Pal.
Kau mungkin rutin menonton film di bioskop atau sesekali menamatkan drakor 16 episode dalam semalam. Tapi, bayangkan bila kau harus puluhan film secara terus menerus? Aku sudah menonton beberapa film tahun 2024 di bioskop atau platform film digital tapi sebagian lagi belum. Ini jadi pekerjaan rumah bagiku dan juri lain untuk menonton film yang belum sempat kami saksikan.
Belum lagi bila kami harus menonton ulang beberapa film untuk memastikan bahwa tak ada hal yang terlewat dari film tersebut. Maklum saja, karena kami tidak hanya sedang memilih film, tapi juga kategori lain, yakni sutradara, penulis skenario, aktor, aktris, aktor pendukung, dan aktris pendukung.
Itu baru tahap pertama. Tahap berikutnya adalah kami harus beberapa kali berdiskusi untuk menentukan nomine dari setiap kategori. Diskusi-diskusi sudah kami mulai sejak awal Oktober 2024. Pelan-pelan kami memilih film-film dan pendukungnya hingga tersusun menjadi nomine di tujuh kategori tadi, yang rata-rata berisi 5-6 nomine.
Diskusi paling ramai tentu saja ketika kami harus memilih mana pemenang di antara nomine itu. Deadlock terjadi saat diskusi pertama menemui jalan buntu hingga dilakukan pemungutan suara, tapi hasilnya tetap 50:50. Ini terjadi saat kami harus memilih antara dua film: "Yohanna" karya sutradara Razka Robby Ertanto dan "Tale of the Land" karya Loeloe Hendra. Dua film ini sama-sama menarik, tapi, bagaimanapun, kami harus memilih satu di antara keduanya. Voting diulang dan yang menang kemudian adalah "Yohanna".
Kawan Pal.
Film "Yohanna" mengikuti perjalanan biarawati Yohanna (Laura Basuki) mencari mobil pinjamannya yang dicuri di sebuah kampung di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Dalam perjalanan itu kita akan merasa degdegan karena harus menyaksikan Yohanna bertemu dengan lelaki-lelaki kasar, anak-anak pedagang minuman keras lokal, pejudi, dan banyak lagi. Ini sekaligus menggambarkan masalah sosial dan ekonomi di daerah tersebut. Hati kita akan semakin berdebar ketika melihat bagaimana Yohanna yang tampak lembut dan suci itu kemudian merasa kehilangan imannya.
"Yohanna" memang terpilih sebagai Film Pilihan Tempo 2024. Namun, kau perlu juga tahu ada banyak film yang patut ditonton di kategori lain. Kalau kau suka film detektif, maka "Kabut Berduri" karya Edwin tampaknya menjadi pilihan yang pas. Ini film tentang Inspektur Polisi Dua Sanja Arunika (Putri Marino) yang ditugaskan untuk menyelidiki pembunuhan berantai di perbatasan Indonesia-Malaysia. Film menyoroti masalah kekerasan, korupsi di kepolisian, perdagangan orang, dan trauma komunis. Skenario film ini ditulis oleh Edwin dan Ifan Ismail dan keduanya diganjar dengan penghargaan sebagai Penulis Naskah Pilihan Tempo. Yoga Pratama, yang berperan sebagai Brigadir Polisi Kepala Thomas Martinus yang mendampingi penyelidikan Sanja, terpilih sebagai Aktor Pilihan Tempo. Adapun Yudi Ahmad Tajudin, yang memerankan sosok Bujang yang misterius, terpilih sebagai Aktor Pendukung Pilihan Tempo.
Untuk Aktris Pilihan Tempo jatuh pada Ayushita Nugraha, yang memerankan Kamala dalam film "Home Sweet Loan". Film ini menarik karena menggambarkan betapa sulitnya mencari rumah yang tepat bagimu. Adapun Sutradara Film Pilihan Tempo jatuh pada Garin Nugroho lewat film "Samsara". Lewat film itu, Garin dinilai mampu menyatukan wayang dan sinema secara utuh tapi juga mampu bercerita dengan terang tanpa menggunakan sedikit pun dialog.
Kawan Pal.
Suratku ini semoga akan menggugahmu untuk menonton film-film tersebut. Saksikanlah. Mungkin kau akan menemukan hal-hal yang menarik lain di sana. Selamat menonton.