Penyakit TBC: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan terbesar di Indonesia. Meski tergolong penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan, angka kasus dan kematian akibat TBC di Indonesia masih tinggi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 95 persen kematian akibat TBC terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Penyebab TBC

Dilansir dari Healthline, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini terutama menyerang paru-paru (dikenal sebagai TBC paru), tetapi juga dapat menyebar ke organ tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik, kondisi ini disebut sebagai TBC diseminata.

TBC menyebar melalui udara saat penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Bakteri yang terhirup kemudian dapat menginfeksi paru-paru atau organ lainnya.

Gejala TBC

Tuberkulosis aktif menyebabkan gejala yang bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. Untuk Tuberkulosis paru, gejala umum meliputi:

  • Batuk lebih dari tiga minggu
  • Batuk berdahak atau berdarah
  • Nyeri dada
  • Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan
  • Demam dan menggigil
  • Berkeringat di malam hari
  • Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Jika bakteri menyebar ke organ lain, gejalanya bisa meliputi:

  • Nyeri punggung (jika menyerang tulang belakang)
  • Gangguan kesadaran (jika menyerang otak)
  • Darah dalam urine (jika menyerang ginjal)
  • Pembesaran hati atau limpa
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Berbagai faktor meningkatkan risiko seseorang tertular atau mengalami progresi infeksi TBC menjadi penyakit aktif, di antaranya:

  • Status HIV positif (TBC adalah penyebab kematian utama pada ODHA)
  • Malnutrisi dan ketahanan tubuh yang lemah
  • Penggunaan obat imunosupresif (misalnya untuk pasien kanker atau transplantasi organ)
  • Kondisi medis kronis seperti diabetes dan gagal ginjal
  • Usia lanjut
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
  • Tinggal di lingkungan padat, misalnya di permukiman kumuh
  • Akses terbatas terhadap layanan kesehatan.

Apa Itu TBC Diseminata?

Dilansir dari Medical News Today, TBC diseminata terjadi saat bakteri menyebar ke dua atau lebih organ tubuh yang tidak bersebelahan, seperti hati, sumsum tulang, ginjal, atau mata. Penderitanya sering mengalami gejala umum seperti demam berkepanjangan, kelelahan parah, dan penurunan berat badan yang drastis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak hanya itu, diagnosis TBC diseminata sulit dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium, imaging (CT scan atau X-ray), serta tes molekuler seperti PCR.

Pengobatan TBC

TBC aktif, termasuk TBC diseminata, dapat diobati dengan kombinasi antibiotik selama minimal 6 bulan. Regimen standar meliputi:

  • 2 bulan pertama: isoniazid, rifampisin, pyrazinamide, dan ethambutol
  • 4–7 bulan berikutnya: isoniazid dan rifampisin.

Pencegahan TBC sangat penting, terutama bagi mereka dengan HIV, lansia, atau mereka yang tinggal di lingkungan berisiko tinggi. Tindakan pencegahan meliputi:

  • Tes rutin bagi individu berisiko
  • Vaksinasi BCG pada anak-anak di negara endemis
  • Gizi seimbang dan gaya hidup sehat
  • Menjaga jarak dari penderita TBC aktif.

Pilihan Editor: Alasan Pemerintah Terima Menjadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |