5 Hal Menarik tentang Olahraga Menantang Base Jump

6 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi melompat atlet binaan Red Bull Blue and Silver Frédéric Fugen dari Autograph Tower Jakarta pada 8 Januari lalu menoreh sejarah baru di dunia olahraga menantang dunia. Lompatan yang dikenal sebagai base jump ini tidak hanya semakin melambungkan karir Frédéric, tetapi juga Jakarta ke radar atlet dan pecinta base jump dunia. 

Berikut ini adalah lima fakta menarik tentang base jump yang perlu kamu ketahui.

1. Lompat Lebih Rendah Dibanding Skydive, Bukan Berarti Lebih Mudah

Base adalah akronim dari Building (bangunan), Antenna (menara), Span (jembatan), dan Earth (tebing atau alam) yang merupakan titik lompatan para pelaku olahraga ini. Tidak seperti skydiving, base jump dilakukan dari ketinggian yang lebih rendah, sehingga memberikan waktu yang lebih singkat untuk memperhitungkan waktu membuka parasut dan mendarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Base jumpers menggunakan satu parasut yang dirancang khusus untuk pembukaan cepat, mengingat jarak antara titik lompatan dan tanah yang jauh lebih dekat dibandingkan skydiving yang memiliki dua parasut. Selain itu, mereka juga sering menggunakan wingsuit untuk mengontrol kecepatan dan arah lompatan. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan base jump olahraga yang membutuhkan keberanian dan keterampilan tingkat tinggi.

2. Base Jump dari Gedung Tertinggi di Indonesia dan di Belahan Bumi Selatan

Frédéric Fugen saat melompat dari Autograph Tower, gedung setinggi 385 meter. Aksi dari Autograph Tower menorehkan capaian tersendiri sebagai base jump dari gedung tertinggi di Indonesia sekaligus belahan bumi selaatan, yakni dengan ketinggian 385 meter. Gedung ini menjadi salah satu simbol perkembangan Jakarta sebagai megalopolis global . Acara ini tidak hanya mencetak sejarah baru tetapi juga memicu semangat generasi muda untuk menembus batas dan bersaing di tingkat global.

3. Frédéric Fugen Pemegang Rekor Base Jump dari Gedung Tertinggi di Dunia

Frédéric Fugen, atlet binaan Red Bull, adalah salah satu base jumper, pilot wingsuit, dan skydiver paling berbakat di dunia. Atlet asal Prancis ini melakukan lompatan solo pertamanya pada tahun 1996 di usia 16 tahun. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman, Frédéric telah mencatatkan berbagai pencapaian fenomenal, termasuk lompatan dari gedung tertinggi di dunia yakni Burj Khalifa setinggi 828 meter pada 2014.

Selain base jump, Frédéric juga dikenal dengan kreativitasnya menggabungkan beberapa olahraga sekaligus, seperti melakukan sky skiing — kombinasi skydiving dan ski pertama di dunia yaitu terbang bebas dari balon udara dilanjutkan ski menuruni lereng gunung La Clusaz, Prancis, pada tahun 2022.

4. Persiapan Presisi untuk Sebuah Lompatan 32 Detik

Base jump dikenal sebagai olahraga menantang dengan risiko tinggi. Oleh karena itu, setiap aksi memerlukan pengalaman dan persiapan matang, mulai dari penghitungan kecepatan dan arah angin, analisis titik lompatan dan pendaratan, hingga koordinasi dengan tim pendukung. Oleh karena itu, aksi Frédéric di Jakarta didukung oleh TNI AU dan tim profesional lainnya untuk memastikan aspek keselamatannya.

5. Inspirasi untuk Generasi Muda Indonesia

Sebagai bagian dari acara, brand minuman energi nomor satu dunia asal Austria ini turut mengadakan sesi berbagi pengalaman antara Frédéric Fugen, tim Pembinaan Potensi Dirgantara TNI AU, dan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Aksi Frédéric Fugen tidak hanya tentang pencapaian pribadi tetapi juga membawa pesan penting bahwa keberanian, tekad, dan persiapan yang matang dapat membuka pintu bagi hal-hal luar biasa. Harapannya, acara ini dapat memicu semangat generasi muda untuk menembus batas dan bersaing di tingkat global. “Saya berharap aksi ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mengeksplorasi potensi mereka terutama di olahraga dirgantara,” kata Frédéric dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 12 .

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |