TEMPO.CO, Jakarta - Natal dirayakan dengan meriah di berbagai tempat. Di Indonesia, Natal dirayakan dengan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah, mulai dari rabo-rabo di Jakarta sampai dengan meriam bambu di Flores, Nusa Tenggara Timur. Bagaimana dengan tradisi di luar negeri?
Seperti di Indonesia, beberapa negara di dunia juga punya tradisi yang unik. Ada yang melakukan tradisi pembakaran setan, ada juga yang melakukan misa Natal tengah malam. Berikuat beberapa tradisi unik merayakan Natal di berbagai negara yang dirangkum dari berbagai sumber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kalender Advent gantung di Jerman
Advent, yang berasal dari kata Latin adventus, yang berarti "kedatangan," adalah periode yang dimulai empat hari Minggu sebelum Natal. Pada abad ke-19, kaum Protestan Jerman menghitung hari hingga Natal dengan menandai 24 garis kapur di pintu dan menggosok satu garis setiap hari pada Desember. Kalender Advent kertas menjadi populer di Jerman pada awal abad ke-20.
Gerhard Lang dianggap sebagai orang pertama yang memproduksinya secara massal, terinspirasi oleh kalender yang dibuat ibunya untuknya saat masih kecil. Ia kemudian menemukan ide untuk membuat kalender kardus dengan pintu yang bisa dibuka. Kalender tersebut menjadi sukses secara komersial, tetapi baru pada akhir tahun 1950-an kalender Advent menyertakan cokelat.
2. Menghias pohon cemara di Eropa
Orang Eropa pagan membawa pohon cemara ke dalam rumah selama titik balik matahari musim dingin. Pemujaan pohon merupakan hal yang umum, dan mereka juga akan menghiasi pohon hidup di luar ruangan dengan lilin dan ornamen yang melambangkan matahari, bulan, dan bintang di pohon kehidupan. Di Skandinavia, orang-orang menghiasi rumah dan lumbung mereka dengan tanaman hijau untuk tahun baru guna menangkal kejahatan.
Tidak diketahui secara pasti kapan orang Kristen mulai menggunakan pohon cemara sebagai pohon Natal, tetapi kota Tallinn di Estonia dan Riga di Latvia mengklaim sebagai kota pertama yang terdokumentasikan menggunakan pohon pada perayaan Natal dan tahun baru. Saat ini, pohon Natal biasanya berupa pohon cemara atau pinus.
3. Malam lilin di Kolombia
Pada 7 Desember, Kolombia menghormati Maria, ibu Yesus, dan Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda dengan Noche de las Velitas (Malam Lilin Kecil). Perayaan ini menandai dimulainya musim liburan. Warga Kolombia menerangi rumah dan jalan mereka dengan jutaan vela (lilin) putih dan berwarna dalam lentera kertas bermotif. Malam Lilin Kecil dulunya merupakan acara berskala kecil yang berpusat pada keluarga, tetapi kini dekorasinya menjadi lebih kreatif dan canggih dengan menggunakan lampu listrik.
4. Perayaan Natal 7 Januari di Ethiopia
Orang Ethiopia mengikuti kalender Julian, yang berarti mereka merayakan Natal, yang dikenal sebagai Ganna atau Genna, pada tanggal 7 Januari. Orang-orang berpakaian putih, sebagian besar mengenakan netela atau syal tradisional dari katun putih tipis dengan garis-garis berwarna cerah di ujungnya. Syal ini membuat orang yang mengenakannya tampak seperti raja.
5. Memberikan poinsettia di Meksiko
Poinsettia, yang mekar di musim dingin, berasal dari Amerika Tengah, khususnya di Meksiko selatan di sekitar Taxco del Alarcon dan negara bagian Oaxaca. Menurut legenda Meksiko, seorang gadis datang tanpa membawa apa pun kecuali seikat rumput liar untuk dipersembahkan kepada bayi Yesus pada kebaktian malam Natal. Ketika dia berlutut untuk meletakkan rumput liar di dekat patung kelahiran Yesus, buket bunga itu mekar menjadi bunga-bunga merah cerah. Sejak saat itu, bunga-bunga itu disebut sebagai Flores de Noche Buena, atau Bunga Malam Kudus, dan menjadi identik dengan Natal.
6. La Quema del Diablo (Pembakaran Setan) di Guatemala
Penduduk Guatemala mempraktikkan ritual musim Natal yang unik di dunia. Saat matahari terbenam pada 7 Desember, menjelang Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda, orang-orang berkumpul di kota-kota dan desa-desa di seluruh Guatemala untuk merayakan La Quema del Diablo (Pembakaran Setan). Sejak abad ke-17, orang-orang di sini percaya bahwa membakar patung setan akan membersihkan rumah mereka dari kejahatan dan kemalangan yang diderita pada tahun sebelumnya.
7. Misa tengah malam di Roma
Banyak orang percaya tradisi misa tengah malam berasal dari para peziarah saat ke tempat yang sekarang disebut Israel. Pada akhir abad ke-4, seorang peziarah dari Roma bergabung dengan sekelompok orang Kristen dalam sebuah acara peringatan di Betlehem pada malam 5 Januari, malam Natal dalam tradisi Timur. Acara peringatan tersebut diikuti oleh prosesi obor ke Yerusalem, yang diakhiri dengan pertemuan fajar. Ketika Basilika Santa Maria Maggiore dibangun pada abad ke-5, Paus Sixtus III memperkenalkan misa tengah malam pada malam Natal di kapel tersebut. Sejak saat, tradisi ini menyebar ke banyak negara Kristen di seluruh dunia.
8. Réveillon de Noël (Malam Natal) di Québec
Di Québec, keluarga berbahasa Prancis merayakan Natal pada malam 24 Desember. Acara ini berlangsung dari tengah malam hingga dini hari, sehingga muncul istilah réveillon. Kata ini berasal dari kata Prancis "réveil", yang berarti "kebangkitan". Tradisi ini berasal dari Prancis dan dirayakan di New Orleans. Keluarga akan menghadiri misa tengah malam sebelum kembali ke rumah, di mana Sinterklas akan muncul secara ajaib untuk membagikan hadiah Natal. Setelah hadiah dibuka, semua orang pindah ke meja untuk menyantap hidangan lezat.