TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak kegiatan ngabuburit yang bisa dilakukan sambil menunggu waktu berbuka, salah satunya adalah dengan menonton film. Netflix menyediakan berbagai pilihan film religi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan moral dan spiritual yang mendalam.
Dari kisah perjuangan tokoh-tokoh inspiratif hingga drama yang menyentuh hati, berikut beberapa rekomendasi film religi di Netflix yang cocok ditonton saat ngabuburit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Film Setetes Embun Cinta Niyala, Kolaborasi Pertama Netflix dan MD Entertainment
Film Religi Netflix
1. Negeri 5 Menara
Film Negeri 5 Menara adalah adaptasi dari novel berjudul sama karya Ahmad Fuadi. Film ini mengisahkan perjalanan seorang pemuda bernama Alif Fikri, yang diperankan oleh Gazza Zubizareta yang berasal dari Minangkabau dan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke ITB seperti idolanya, B.J. Habibie. Namun, ibunya justru menginginkan Alif untuk masuk ke pondok pesantren.
Dengan berat hati, Alif akhirnya bersekolah di Pondok Madani di Jawa Timur. Awalnya, ia merasa terpaksa dan sulit beradaptasi. Namun, perlahan-lahan, ia mulai menemukan semangat baru berkat persahabatan dengan lima temannya.
2. Merindu Cahaya di Amstel
Film Merindu Cahaya de Amstel adalah drama religi romantis yang diadaptasi dari novel karya Arumi E.
Kisahnya berpusat pada Nico, seorang fotografer asal Indonesia yang tinggal di Belanda. Suatu hari, ia bertemu dengan Khadeeja, seorang gadis keturunan Belanda yang telah menjadi mualaf. Khadeeja memiliki masa lalu kelam, tetapi kini ia menjalani hidup dengan penuh keteguhan dalam Islam. Kepribadian dan keyakinannya membuat Nico terpesona.
Di sisi lain, ada Maudy, sahabat Nico yang diam-diam menyimpan perasaan padanya. Konflik muncul ketika perasaan cinta Nico terhadap Khadeeja tumbuh, namun keyakinan dan prinsip hidup mereka berbeda.
3. 99 Cahaya di Langit Eropa
Film 99 Cahaya di Langit Eropa adalah adaptasi dari novel laris karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Film ini mengisahkan perjalanan mereka sebagai pasangan muslim di Eropa, menemukan jejak-jejak kejayaan Islam yang telah lama tersembunyi.
Kisah dimulai ketika Hanum dan suaminya, Rangga, pindah ke Wina, Austria, karena Rangga harus melanjutkan studinya. Perjalanan ini membuka mata Hanum terhadap pentingnya memahami dan mengenalkan Islam secara lebih luas, bukan hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai peradaban yang pernah berjaya.
Poster film 99 Cahaya di Langit Eropa. Wikipedia.
4. Layla Majnun
Film ini menceritakan seorang penulis dan guru yang idealis bernama Layla yang diperankan Acha Septriasa. Ia mendapat kesempatan mengajar di Azerbaijan, sebuah pengalaman yang ia impikan. Namun, Layla sudah dijodohkan dengan Ibnu, seorang pria yang memiliki ambisi politik.
Di Azerbaijan, Layla bertemu dengan Samir, seorang pria lokal yang memiliki jiwa seni dan pemikiran yang sama dengannya. Keduanya saling jatuh cinta, tetapi Layla terikat oleh janji pernikahannya dengan Ibnu. Dilema pun muncul, Layla harus memilih antara mengikuti hatinya atau memenuhi kewajiban yang telah ditentukan untuknya.
5. The Present
The Present adalah film pendek Palestina yang disutradarai oleh Farah Nabulsi. Film ini mengangkat realitas kehidupan warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel.
Yusef, seorang pria Palestina yang ingin membeli hadiah ulang tahun untuk istrinya. Bersama putrinya, Yasmine, ia harus melewati berbagai pos pemeriksaan militer Israel untuk mencapai toko.
Namun, perjalanan sederhana ini berubah menjadi penuh tantangan. Yusef dan Yasmine harus menghadapi perlakuan kasar dari tentara Israel dan berbagai rintangan yang membuat perjalanan mereka terasa berat.
6. Farha
Film ini terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada peristiwa Nakba tahun 1948, ketika ribuan warga Palestina terusir dari tanah mereka akibat pendirian negara Israel.
Film ini berfokus pada Farha, seorang gadis Palestina berusia 14 tahun yang bercita-cita menjadi guru. Ia tinggal di sebuah desa kecil dan memiliki semangat tinggi untuk bersekolah, meskipun ayahnya, seorang kepala desa, lebih ingin menjodohkannya.
Namun, impiannya hancur ketika pasukan Israel menyerang desanya. Dalam upaya melindungi putrinya, ayah Farha menguncinya di dalam gudang sebelum pergi.
7. Sang Kiai
Film ini mengisahkan perjuangan KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dalam melawan penjajahan Jepang dan Belanda di Indonesia.
Kisah berawal pada masa pendudukan Jepang, ketika KH Hasyim Asy’ari ditangkap dan dipenjara karena menolak untuk tunduk kepada pemerintahan Jepang.
Penangkapan ini memicu perlawanan dari para santri dan ulama pesantren Tebuireng, termasuk KH Wahid Hasyim, putra Hasyim Asy’ari, serta Harun, seorang santri muda yang berjuang mempertahankan kehormatan pesantren.
8. Perempuan Berkalung Sorban
Poster film Perempuan Berkalung Sorban. Foto: Wikipedia.
Film ini mengangkat tema perjuangan seorang perempuan dalam menghadapi tradisi patriarki di lingkungan pesantren.
Mengisahkan Annisa, seorang gadis yang tumbuh di lingkungan pesantren konservatif yang dipimpin oleh ayahnya, Kyai Hanan. Annisa adalah sosok yang kritis dan berani mempertanyakan berbagai aturan yang menurutnya tidak adil terhadap perempuan, seperti larangan menunggang kuda bagi wanita dan pembatasan pendidikan bagi perempuan.
9. Buya Hamka
Film ini bercerita tentang masa muda Hamka di Minangkabau, tempat ia tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi meskipun sering berseberangan dengan ayahnya, seorang ulama ketat. Hamka kemudian merantau ke berbagai daerah, termasuk Mekah, untuk menuntut ilmu dan memperdalam pemahamannya tentang Islam.
Di tengah perjuangannya, Hamka menghadapi berbagai cobaan, termasuk tuduhan politik, penahanan oleh rezim Orde Lama, serta tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam di tengah perubahan zaman.
NETFLIX