TEMPO.CO, Jakarta - Klub raksasa Italia, AC Milan, menelan pil pahit di Liga Champions. Mereka gagal lolos ke babak 16 besar setelah disingkirkan Feyenoord di babak playoff. Tim asuhan Sergio Conceiçao ini hanya mampu bermain 1-1 di San Siro, Rabu dinihari WIB, 19 Februari 2025, dan secara agregat kalah 1-2 dari tim Belanda itu.
Sempat meraih gol cepat lewat Santiago Gimenez pada menit pertama, AC Milan kemudian terpukul kartu merah Theo Hernandez di babak kedua. Mereka kesulitan meladeni tekanan lawan dengan berbekal 10 orang. Mereka akhirnya kebobolan oleh gol Julian Carranza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, tampak terpukul seusai laga tersebut. “Ini jelas sebuah kegagalan; kami ingin mencapai babak 16 besar,” ujar pelatih asal Portugal itu.
Dia melihat AC Milan sebenarnya lebih kuat dibanding Feyenoord. Namun, momen-momen krusial seperti kartu merah Theo Hernandez menjadi faktor penentu yang merugikan timnya. “Anda bisa bilang wasit terlalu keras, tapi kami perlu lebih kuat secara mental. Saya bertanggung jawab, bukan Theo,” kata Conceicao.
Pelatih berusia 49 tahun itu juga menyoroti atmosfer internal klub yang menurutnya kurang kondusif. Ia menyebut bahwa situasi ini membuat pekerjaannya semakin sulit, meskipun ia baru menjabat selama satu setengah bulan. “Saya datang ke sini satu setengah bulan lalu, tapi sudah dibanding-bandingkan dengan pelatih yang berada di sini selama bertahun-tahun,” kata dia.
Conceicao menambahkan bahwa tim belum bisa bekerja dengan skuad lengkap karena banyak pemain yang absen atau dalam kondisi tidak fit. “Kami hanya bisa berlatih dengan beberapa pemain yang melakukan hal-hal berbeda,” kata dia.
Ia menekankan, tidak merasa gagal. “Kami memenangi satu-satunya trofi yang bisa kami menangkan (Piala Super Italia), dan sekarang kami berada di semifinal Coppa Italia. Di liga, sejak saya datang, kami telah mengumpulkan 14 poin, sedangkan Napoli 15 poin. Ini bukan hasil yang sempurna, tapi juga bukan bencana,” katanya.
Conceicao melanjutkan, “Atmosfer di sini bukan yang terbaik, dan kartu merah Theo membuktikannya. Kami perlu bekerja keras untuk mengubah ini. Percayalah, ini tidak mudah.”
Petaka Kartu Merah
Salah satu momen paling kontroversial dalam pertandingan adalah kartu merah langsung yang diterima Theo Hernandez pada babak kedua. Wasit Szymon Marciniak memberikan hukuman tersebut setelah Hernandez dianggap melakukan diving di kotak penalti Feyenoord.
Keputusan ini menuai protes dari para pemain Milan, termasuk Rafael Leao, yang tampak frustrasi di lapangan.
Conceicao mengakui bahwa kartu merah tersebut benar-benar mengubah jalannya pertandingan. “Sebelum kartu merah Theo, Feyenoord tidak tahu bagaimana cara mencapai gawang kami. Tapi setelah itu, segalanya berubah,” ujarnya dengan nada kecewa.
Ia juga membela Hernandez. “Theo telah memberikan banyak hal untuk Milan. Saya sendiri telah membuat banyak kesalahan dalam karier saya, jadi ini bukan sepenuhnya salahnya,” kata Conceicao.
Meski kecewa dengan hasil ini, Conceicao menegaskan bahwa tim harus segera bangkit dan fokus pada pertandingan berikutnya. “Sekarang kami punya pertandingan melawan Juventus di Turin. Kami harus memenangkan pertandingan itu, lalu pertandingan berikutnya, dan seterusnya. Fokus kami juga ada di Coppa Italia,” katanya.
Pelatih asal Portugal ini juga menyoroti perlunya perubahan lingkungan di klub agar lebih kondusif. “Untuk mengubah lingkungan ini, kita harus menang. Saya tidak sedang berbicara tentang fans, tapi tentang atmosfer internal klub,” kata dia.
REUTERS dan FOOTBALL ITALIA menjadi rujukan penulisan artikel ini.