Anak Rentan ISPA, Dokter Wanti-Wanti Cuaca Buruk Turunkan Daya Tahan Tubuh

3 hours ago 13

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan cuaca ekstrem dan kondisi buruk yang menyertai musim hujan, seperti suhu yang mendadak dingin dan lingkungan yang lembap, berpotensi membawa ancaman signifikan terhadap kesehatan anak. Menurut dokter spesialis anak, Darmawan Budi Setyanto, cuaca buruk memiliki korelasi langsung dengan penurunan daya tahan tubuh anak, yang pada akhirnya memicu peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Jadi, semua organ tubuh kita punya mekanisme pertahanan. Saluran cerna, kulit, saluran nafas punya mekanisme. Pada keadaan cuaca yang tidak bagus, hujan, dingin, apalagi di daerah yang terkena bencana banjir misalnya, nah itu lebih-lebih lagi, suasana lingkungan seperti itu akan sangat menurunkan kemampuan, daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah lagi terjadi ISPA," ujarnya pada Rabu (10/12/2025).

Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa lingkungan yang dingin, lembap, dan basah semasa musim hujan memberikan tambahan beban pada tubuh untuk beradaptasi. Kondisi yang demikian bisa menyebabkan penurunan imunitas, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi kuman dan virus penyebab penyakit pernafasan.

Selesma, penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada saluran pernafasan, dapat menimbulkan gejala berupa batuk, pilek, dan demam. Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh penumpukan lendir di hidung dan tenggorokan yang terjadi saat tubuh "berperang" melawan virus.

Gejala selesma ringan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga hari, setelah tubuh yang berhasil mengeliminasi virus. Namun, kondisinya bisa membahayakan kalau virus sampai masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

"Pada sebagian kecil kasus ISPA, selain terkena salurannya, kemudian kena ke parunya. Itu yang akan menyebabkan sesak napas, napas cepat dan napas sesak," kata dr Darmawan.

"Itu kejadiannya klasik ya biasanya 3-4 hari sebelumnya demam, batuk pilek. Belum sesak. Nanti hari ke-4 atau ke-5 kemudian jadi sesak. Nah pada hari ke-4 itu terjadi pneumonia," kata dia.

Dia menyebut proporsi kasus ISPA yang dampaknya sampai ke paru-paru jauh lebih kecil dibandingkan kasus ISPA di saluran nafas seperti rongga hidung dan tenggorokan. Dokter Darmawan menyampaikan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, termasuk memakai masker, mencuci tangan, dan mengonsumsi makanan bergizi, dalam upaya pencegahan ISPA pada anak.

Menurut dia, pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan makanan bergizi seimbang penting untuk menjaga ketahanan tubuh anak terhadap infeksi virus dan kuman penyebab penyakit. "Dari proteinnya terpenuhi, sayurnya, buahnya. Anak-anak kan suka susah di situ. Nah di situ, kalau itu sudah terpenuhi, dengan sendirinya vitamin dan mineralnya juga cukup," kata dia.

"Jadi, tidak perlu lagi mengandalkan vitamin tambahan dari luar. Boleh, tapi jangan sampai salah anggapan, minum vitamin jadi kebal," ujarnya.

Dia juga menyarankan para sukarelawan yang bertugas di daerah terdampak banjir untuk selalu memakai masker serta mengupayakan tubuh mendapat asupan nutrisi seimbang dan cukup istirahat agar terhindar dari penyakit.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |