TEMPO.CO, Jakarta - Makan bergizi gratis menjadi program unggulan yang dicanangkan oleh Presdien Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Setelah memasuki pekan kedua pelaksanaan program Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa anggaran untuk yang tersisa untuk program tersebut tinggal RP 71 triliun atau hanya cukup membiayai program hingga Juni 2025. Zulhas juga mengatakan untuk menjalankan program MBG satu tahun penuh diperlukann anggaran mencapai Rp 420 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber Anggaran Makan Bergizi Gratis
Sebelum program ini bergulir pemerintah telah jauh hari membahas mngenai pelaksanaan program termasuk soal anggaran dana yang bernilai fantastis.
Presiden Prabowo menaksir total anggaran program makan siang gratis mencapai biaya program makan bergizi gratis ditaksir mencapai Rp 460 triliun. Anggaran tersebut rencana diambil dari sumber APBN.
Dilansir dari Antara, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana juga pernah membeberkan dari mana saja sumber yang bakal membiayai program makan bergizi gratis. Ia menjelaskan bahwa sumber terbesar program makan bergizi gratis berasal dari APBN. Untuk menjalankan program tersebut memakan dana Rp 800 miliar per hari atau sekitar 75% dari total belanja harian Badan Gizi Nasional sebesar Rp 1,2 triliun.
“Kalau program ini sudah jalan, maka Badan Gizi Nasional akan belanja Rp1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM masa depan. Sekitar 75 persen dari Rp1,2 triliun itu untuk intervensi Makan Bergizi Gratis, itu kurang lebih Rp800 miliar setiap hari,” kata Dadan kegiatan BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa.
Selain APBN ia juga mengatakan bahwa dana dari sejumlah kementerian atau lembaga juga akan dialokasikan untuk program makan bergizi gratis.
“Nanti kami akan bayar sewa lahan, sewa gedung, dan lain-lainnya per bulan sehingga investasi akan kembali dalam waktu tiga tahun,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan uji coba Badan Gizi Nasional juga memiliki sumber dana lain yang masih dirahasiakan. Dana itu disalurkan untuk seluruh rangkaian uji coba makan bergizi gratis. Dadan menyebut biaya uji coba yang berkisar antara Rp 800 juta - Rp 900 juta per bulan selama ini berasal dari kantong “hamba Allah”.
Rencana untuk Menutupi Kekurangan Program Makan Bergizi Gratis
Atas kekurangan anggaran yang terjadi di tengah program makan bergizi gratis yang baru saja memasuki minggu ketiga muncul sejumlah usulan untuk menutupi kekurangan anggaran tersebut. Di antaranya penggunaan dana zakat dan pemotongan dana desa sebesar 20%.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan bahwa paling tidak mencakup 20% dari dana desa akan dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (BMG) pada tahun 2025.
“Untuk ketahanan pangan makan siang bergizi itu dari dana desa. Tadi saya sampaikan 20% dari Rp 71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan,” ucap Yandri usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri lainnya di Istana Kepresidenan Bogor, sebagaimana dikutip Antara, Sabtu, 4 Januari 2025.
Selain itu, baru-baru ini Ketua DPD RI Sultan Najamuddin juga mengusulkan agar kekurangan dana anggaran dalam program makan bergizi gratis diambil dari dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Sultan menilai bahwa masyarakat harus bahu-membahu dalam menyukseskan program MBG salah satunya dengan cara penggunaan dana ZIS.
“Sebagai bangsa yang terkenal dermawan, dukungan pembiayaan terhadap kebutuhan pokok masyarakat sudah menjadi hal yang lumrah,” ujarnya.
Nabila Azzahra, Dede Leni Mardianti, Yudono Anwar ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.