REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak orang masih kesulitan menjaga keseimbangan antara kebutuhan hidup, gaya hidup, dan tabungan. Salah satu metode yang dinilai paling praktis untuk mengatur keuangan pribadi adalah aturan 50/30/20.
Aturan ini membagi pendapatan bersih (setelah pajak) ke dalam tiga kategori besar, yaitu 50 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Dilansir laman Investopedia pada Selasa (21/10/2025), metode ini dianggap efektif karena memberikan panduan sederhana tanpa perlu mencatat setiap pengeluaran secara rinci. Berikut ini penjelasannya:
50 persen untuk kebutuhan
Bagian terbesar dari penghasilan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kategori ini meliputi pengeluaran seperti bahan makanan, tempat tinggal (sewa atau cicilan rumah), biaya listrik, air, transportasi, asuransi kesehatan, dan pembayaran minimum utang.
Namun, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Bagi sebagian keluarga, misalnya, kebutuhan juga bisa mencakup biaya pengasuhan anak atau membantu orang tua lanjut usia.
“Anda punya dua anak usia sekolah dasar, tinggal di pinggiran kota, dan kepala keluarga bekerja dengan mobil. Apakah dua mobil termasuk kemewahan atau kebutuhan?,” kata penulis ekonomi Sylvia Porter dalam bukunya Money Book.
Dengan kata lain, kebutuhan adalah pengeluaran yang jika dihapus, akan mengubah kehidupan seseorang secara mendasar. Meski begitu, bukan berarti kebutuhan tidak bisa dikendalikan. Seseorang tetap perlu mempertimbangkan kemampuan finansialnya, seperti tidak memaksakan diri membeli di luar batas kemampuan.
30 persen untuk keinginan
Sebanyak 30 persen dari penghasilan dialokasikan untuk keinginan atau hal-hal yang membuat hidup lebih menyenangkan. Termasuk di dalamnya makan di restoran, liburan, hadiah, pakaian baru, langganan layanan streaming, atau membeli perangkat elektronik.
Keinginan tidak selalu identik dengan pemborosan. Liburan keluarga atau membeli hadiah untuk orang terkasih bisa menjadi bentuk penghargaan atas kerja keras. Namun, dalam kondisi darurat atau pendapatan menurun, pos ini sebaiknya menjadi yang pertama dikurangi.
20 persen untuk tabungan dan investasi
Sisa 20 persen pendapatan diarahkan untuk masa depan, seperti menabung di rekening darurat, berinvestasi di pasar modal, melunasi utang, atau menyiapkan dana pensiun. Bagian ini sering kali menjadi yang paling sulit dilakukan, karena menuntut disiplin untuk menahan pengeluaran saat ini demi kestabilan di masa depan.
Contoh penerapan
Jika seseorang memiliki pendapatan bersih sebesar Rp8 juta per bulan, maka pembagiannya berdasarkan aturan 50/30/20 adalah:
-Rp4 juta (50 persen) untuk kebutuhan,
-Rp2,4 juta (30 persen) untuk keinginan, dan
-Rp1,6 juta (20 persen) untuk tabungan atau investasi.
Pembagian ini tentu dapat disesuaikan dengan kondisi dan prioritas masing-masing individu maupun keluarga
Keuntungan menerapkan aturan 50/30/20
Penerapan aturan 50/30/20 tidak hanya membantu seseorang mengatur arus kas, tetapi juga memberikan sejumlah manfaat jangka panjang bagi kesehatan finansial. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1 Mudah diterapkan
Aturan ini memberikan kerangka yang sederhana dan praktis. Siapa pun dapat memahaminya tanpa perlu melakukan perhitungan rumit. Bahkan bagi mereka yang belum terbiasa dengan konsep keuangan, metode ini dapat menjadi titik awal yang efektif.
2 Membantu pengelolaan uang lebih baik
Dengan membagi pendapatan ke dalam tiga pos utama, seseorang dapat memastikan kebutuhan pokok terpenuhi, memiliki ruang untuk menikmati hidup, sekaligus menyisihkan sebagian untuk masa depan.
3. Memprioritaskan pengeluaran penting
Dengan alokasi 50 persen untuk kebutuhan, aturan ini memastikan seseorang tidak mengabaikan hal-hal mendasar seperti tempat tinggal, makanan, dan kesehatan, tanpa harus berhutang berlebihan.
4. Menekankan pentingnya menabung
Alokasi 20 persen untuk tabungan mendorong pembentukan dana darurat, persiapan pensiun, dan pembayaran utang. Konsistensi dalam menabung dapat membangun kebiasaan finansial yang sehat serta memberikan perlindungan dari pengeluaran tak terduga.
5. Membangun keamanan finansial jangka panjang
Dengan terus menyisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan dan investasi, seseorang dapat menumbuhkan kekayaan, mencapai tujuan keuangan jangka panjang, serta memberikan rasa aman bagi diri sendiri dan keluarga di masa depan.