Ariel Tatum Berperan di Perang Kota, Sosok Rasuna Said Jadi Rujukan

8 hours ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Ariel Tatum tidak sekadar berakting saat memerankan Fatimah dalam film Perang Kota (This City Is a Battlefield) karya Mouly Surya. Ia menghidupkan ulang denyut sejarah lewat karakter tersebut. Salah satu sosok yang menjadi pijakan karakter Fatimah adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said, pejuang kemerdekaan yang dikenal karena keberaniannya menantang kolonialisme dan memperjuangkan kesetaraan antara laki-laki perempuan.

Pilihan Editor: Ariel Tatum Cinta Lokasi pada Biola

“Saya sempat mencari sosok yang memiliki latar belakang budaya, salah satunya adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said,” ujar Ariel kepada Tempo, Rabu, 16 April 2025, di kawasan Palmerah Barat, Jakarta. Perempuan kelahiran 1996 itu menyebut bahwa banyak pula perempuan di sekelilingnya yang menjadi sumber inspirasi dalam membentuk karakter Fatimah—mereka yang ia nilai memiliki kecerdasan, ketangguhan, serta semangat juang tinggi. Unsur-unsur itu ia masukkan ke dalam karakter Fatimah.

Ariel Tatum Beberkan Proses Riset Karakter Fatimah

Sebagai aktris, Ariel tidak berangkat dari ruang kosong. Ia menelusuri karakter Fatimah lewat riset panjang dan diskusi sejarah. “Banyak eksplorasi, diskusi sama para sejarawan. Saya juga banyak melakukan riset lewat buku. Kebetulan papa saya sangat menyukai sejarah jadi banyak diskusi juga dengan beliau,” kata dia.

Riset mendalam menjadi kebutuhan, sebab novel Jalan Tak Ada Ujung (1952), karya Mochtar Lubis yang diadaptasi menjadi film ini tidak secara gamblang menjabarkan sosok Fatimah. Ariel mengakui penggambaran Fatimah dalam novel sangat minim. Maka, ruang kosong itu ia isi dengan pencarian personal—membaca, berdiskusi, dan menggali sejarah.

“Dia (Fatimah) hidup di tengah perang dan turut berjuang, pastinya dia sosok yang sangat kuat, sangat tangguh, sangat memiliki kecerdasan yang luar biasa juga dan memiliki talenta lain yang kami berdua kembangkan selama proses workshop,” ujarnya, merujuk pada proses kreatifnya bersama sang sutradara, Mouly Surya.

Reaksi Ariel Saat Terpilih Memerankan Fatimah

Pertama kali membaca Jalan Tak Ada Ujung ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ariel tak pernah membayangkan akan memerankan sosok Fatimah dalam adaptasi filmnya. Menyadari bahwa novel karya Mochtar Lubis ini akan diangkat ke layar lebar, dan ia diberikan peran penting itu, Ariel mengaku ini menjadi tantangan untuknya.

Pertemuan pertama Ariel dengan peran Fatimah pun cukup membekas. “Dari awal pertama kali diminta untuk membuat rekaman audisi, saya sudah menangis haru. Karena saya memang salah satu pengagum karya-karya Mouly,” ucapnya. Ia mengaku bersyukur, karena pada akhirnya diberi kesempatan untuk berjodoh dengan peran ini. “Pada akhirnya, karakter itu akan mencari sendiri pemerannya,” kata Ariel.

Alasan Ariel Didapuk sebagai Fatimah

Mouly Surya, sang sutradara menjelaskan bahwa pilihan Ariel Tatum untuk memerankan Fatimah tidak datang begitu saja. Prosesnya dimulai dengan rekomendasi produser film sekaligus sang suami, Rama Adi, yang merasa Ariel cocok untuk karakter tersebut. "Saat itu saya sedang di Amerika Serikat, di Los Angeles," kata Mouly.

Proses pemilihan karakter kemudian dilanjutkan dengan percakapan via video call antara produser dan Ariel. “Setelah itu, Ariel mengirimkan rekaman audisi dengan kostum lengkap. Saya masih ingat betul, dia niat sekali, dan lalu dia beradegan di situ,” ungkapnya. Setelah melalui proses pendekatan, akhirnya Ariel didapuk memerankan sosok Fatimah.

Tentang Film Perang Kota

Perang Kota adalah adaptasi novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis yang terbit pada 1952. Berlatar tahun 1946 di Jakarta, film ini menggambarkan suasana pascaperang kemerdekaan. Ariel Tatum berperan sebagai Fatimah, istri dari Isa, tokoh utama yang diperankan Chicco Jerikho. Dalam cerita, Fatimah mengalami pergolakan batin akibat hubungan gelapnya dengan Hazil, diperankan Jerome Kurnia.

Film ini melibatkan kolaborasi rumah produksi dari Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja. Perang Kota tayang perdana di International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada 9 Februari 2025, tayang di Belanda, Belgia, dan Luksemburg pada 17 April 2025 dan dijadwalkan rilis di bioskop Indonesia pada 30 April 2025.

Pilihan Editor: Alasan Perang Kota Diadaptasi dari Novel Mochtar Lubis

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |