Arti Paradoks, Tujuan dan Macam Contohnya

2 hours ago 5

Paradoks adalah istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan situasi atau pernyataan yang tampaknya bertentangan dengan logika atau kebiasaan umum, namun pada kenyataannya mengandung kebenaran atau makna yang mendalam.

Paradoks merupakan konsep yang luas dan sering ditemukan dalam banyak bentuk komunikasi, baik formal maupun informal. Istilah ini pun dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti sastra, filsafat, logika, maupun pikiran sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, apa sebenarnya paradoks tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Paradoks Adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradoks adalah pernyataan yang tampaknya bertentangan atau berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi sebenarnya mengandung kebenaran.

Dikutip dari Scribbr, paradoks adalah pernyataan atau situasi yang memancing pikiran yang tampak saling bertentangan atau ironis. Beberapa paradoks mengungkapkan kebenaran melalui pernyataan yang tampaknya tidak rasional, sementara yang lain mengungkap kelemahan dalam penalaran konvensional.

Berdasarkan buku Fenomena Paradoksal Dalam Ruang Sosial, istilah paradoks berasal dari bahasa Inggris "paradox," yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu “para” (berarti bertentangan dengan) dan “dox” (berarti opini). Secara harfiah, paradoks berarti bertentangan dengan opini. Paradoks juga sering diartikan sebagai pernyataan atau pendapat yang bersifat kontradiktif.

Pengertian Paradoks Sesuai Disiplin Ilmu

Pengertian paradoks juga dapat berbeda sesuai dengan disiplin ilmu yang membahasnya. Dalam fisika, dikenal istilah paradoks kembar yang digunakan untuk menjelaskan teori relativitas Einstein, yang juga disebut paradoks waktu. 

Di bidang filsafat moral, Adam Smith memperkenalkan teori paradoks nilai atau paradoks berlian-air, yang menjelaskan mengapa air, meskipun lebih vital untuk kehidupan, memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan berlian.

Dalam sastra, paradoks sering digunakan untuk menyampaikan pemikiran filosofis dengan cara yang menarik, mudah diingat, dan terkadang humoris. Selain itu, paradoks juga digunakan secara satir untuk menyampaikan kritik terhadap suatu keadaan atau ide.

Tujuan Paradoks

Dilansir dari Austin Community College, penggunaan paradoks memiliki sejumlah tujuan, dalam karya sastra maupun komunikasi sehari-hari. Beberapa tujuan utamanya adalah sebagai berikut:

  1. Memicu Pemikiran Pembaca

Paradoks sering kali memaksa pembaca untuk merenung lebih dalam dan melihat sebuah situasi dari perspektif yang berbeda. Dengan menggabungkan dua hal yang tampaknya berlawanan, penulis dapat memancing pembaca untuk mempertanyakan pemahaman konvensional mereka.

  1. Menyampaikan Ide yang Kompleks

Banyak situasi dalam hidup yang tidak dapat dijelaskan dengan logika sederhana atau pernyataan langsung. Paradoks memberi ruang bagi penulis untuk menggambarkan kompleksitas suatu perasaan, situasi, atau konsep dengan cara yang lebih mendalam dan penuh makna.

  1. Menimbulkan Efek Kejutan

Penggunaan paradoks dapat menciptakan kejutan bagi pembaca atau pendengar. Pernyataan yang tampaknya tidak masuk akal seringkali membuat pembaca berhenti sejenak dan berpikir tentang makna lebih dalam yang terkandung di baliknya.

  1. Mengungkapkan Ironi

Dalam beberapa konteks, paradoks digunakan untuk menggambarkan ironi atau kontradiksi dalam kehidupan. Sebagai contoh, pernyataan seperti "Kebebasan bisa menjadi bentuk perbudakan" menunjukkan ironi bahwa kebebasan yang tak terkendali tanpa tanggung jawab dapat berujung pada belenggu yang tak diinginkan.

Contoh Paradoks

Untuk lebih memahami konsep paradox, berikut beberapa contoh paradoks yang populer.

  1. Hamlet Paradox (Paradoks Dusun)

Hamlet mengatakan: “Aku harus kejam agar bisa bersikap baik.”

Dia meramalkan rencananya untuk membalas dendam atas pembunuhan ayahnya dengan membunuh pembunuh ayahnya, Claudius, yang merupakan paman sekaligus ayah tiri Hamlet.

Hamlet tahu ini akan menyakiti ibunya, yang kini telah menikah dengan Claudius. Ia akan kehilangan suami keduanya. Namun, dalam pikiran Hamlet, lebih baik membunuh Claudius dan membalas kematian ayahnya, daripada membiarkan ibunya tetap menikah dengan pria yang membunuh suaminya.

  1. Catch-22 Paradox (Paradoks Tangkapan 22)

Dalam paradoks Catch-22 karya Joseph Heller, seorang pilot pengebom Amerika bernama Yossarian ingin keluar dari misi pengeboman dengan mengklaim dirinya gila.

Militer tidak akan membiarkan seseorang yang secara medis didiagnosis gila menerbangkan pesawat. “Masalahnya” adalah bahwa hanya orang waras yang akan menyadari bahaya menjadi pilot pesawat tempur.

Karena Yossarian dapat melihat dan menganalisis risiko, ia pasti waras. Jadi militer mengharuskannya untuk melanjutkan misinya.

  1. Russell’s Paradox (Paradoks Russel)

Paradoks Russell kadang-kadang disebut Paradoks Barber. Jika seorang tukang cukur adalah “orang yang mencukur semua orang dan hanya orang yang tidak mencukur dirinya sendiri,” apakah tukang cukur tersebut mencukur dirinya sendiri?

Tukang cukur tidak bisa mencukur bulunya sendiri jika ia hanya mencukur bulu orang yang tidak mencukur bulunya sendiri. Jika ia mencukur bulunya sendiri, ia bukan lagi tukang cukur.

Namun jika ia tidak mencukur bulu tubuhnya, maka ia masuk ke dalam target pasar konsumen yang akan dicukurnya, sehingga ia dapat mencukur bulu tubuhnya.

  1. The Grandfather Paradox (Paradoks Kakek)

Salah satu contoh paradoks yang terkenal adalah The Grandfather Paradox. Perjalanan waktu selalu menjadi konsep populer dalam genre fiksi ilmiah. Hal ini, pada gilirannya, telah menyebabkan banyak perdebatan dan pertanyaan filosofis mengenai hakikat perjalanan waktu. Salah satu paradoks yang muncul dari diskusi ini adalah paradoks kakek.

Paradoks kakek adalah sebagai berikut: Seorang pria membangun mesin waktu dan kembali ke masa lalu untuk membunuh kakeknya. Dengan melakukan itu, ia memastikan bahwa orang tuanya tidak akan pernah lahir dan, akibatnya, ia pun tidak akan lahir. 

Namun, jika ia tidak pernah lahir, maka tidak ada seorang pun yang akan kembali ke masa lalu dan membunuh kakeknya. Ini berarti orang tuanya akan lahir, dan akhirnya ia akan lahir.

Paradoks perjalanan waktu ini menimbulkan pertanyaan: jika Anda kembali ke masa lalu dan menghentikan diri Anda untuk dilahirkan, bagaimana Anda bisa melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk mencegah hal ini terjadi sejak awal?

  1. Ship of Theseus Paradox (Paradoks Kapal Theseus)

Dalam mitologi, Theseus adalah raja Athena, dan pada masanya, ia berlayar dengan kapalnya yang terkenal. Kapal itu kemudian disimpan di pelabuhan Athena sebagai peringatan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kapal tersebut mulai membusuk. Potongan-potongan kayu tersebut diganti, dan seiring dengan semakin banyaknya bagian yang mulai membusuk, bagian-bagian tersebut juga ikut diganti. Hal ini terus berlanjut hingga kapal tersebut seluruhnya terbuat dari kayu baru. 

Paradoks disini terletak pada pertanyaan: Apakah kapal tersebut masih merupakan kapal Theseus?

Jika kapal itu tidak berisi bagian-bagian bekas kapal aslinya, apakah kapal itu masih merupakan kapal terkenal yang sama? 

Namun, jika semua potongan kayu yang dibuang digunakan dalam pembangunan kapal, apakah ini akan menjadi kapal Theseus yang asli? Jika demikian, lalu kapal apakah yang ada di pelabuhan Athena itu?

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |