TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi menciptakan perubahan besar dalam industri penerbangan. Penggunaan pesawat pribadi lebih banyak daripada sebelumnya. Para pelancong, yang sebelumnya terbang dengan kelas bisnis atau kelas satu, berpindah dan memasuki dunia jet pribadi yang mewah dan eksklusif. Kadang kala mereka mengajak teman untuk berangkat bersama
Alasan utama perubahan ini adalah keselamatan dan efisiensi. Tapi, lama-kelamaan orang memilih menyewa pesawat pribadi karena kenyamanannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Michael Silvestro dari perusahaan jet pribadi mewah Flexjet, mengatakan bahwa perusahaannya menerbangkan lebih banyak orang dalam lima tahun terakhir, dibandingkan dengan sebelumnya. Sebanyak 90 persen orang yang pernah naik pesawat pribadi sewaan tetap bertahan dalam beberapa tahun ini.
“Kami hampir mencapai pertumbuhan 65 persen dari tahun ke tahun,” kata Silvestro, seperti dilansir dari Travel + Leisure.
Penumpangnya juga kini banyak yang lebih muda. "Kami melihat banyak penumpang jet pribadi berusia awal hingga pertengahan 40-an sekarang, padahal sebelumnya mereka berusia pertengahan 50-an," kata Silvestro
Tips Naik Pesawat Pribadi
Meski pesawat pribadi memiliki aturan yang lebih longgar daripada pesawat komersial, penumpang juga perlu mematuhi aturan tidak tertulisnya. Menurut Silvestro, ada dua aturan yang perlu diketahui.
Pertama, jangan jangan pernah terlambat. Tidak seperti terbang dengan pesawat komersial, penumpang pribadi tidak perlu datang ke bandara dua jam lebih awal. Jika mau datang 30 menit sebelum jadwal keberangkatan pun tidak apa-apa, tetapi jangan membuat orang lain menunggu.
"Anda harus selalu memastikan bahwa Anda menunggu tuan rumah dan bukan sebaliknya," kata dia.
Banyak terminal pribadi (juga disebut FBO, akronim untuk fixed-base operators atau operator pangkalan tetap) yang lebih unggul dari terminal komersial publik. Namun, penumpang juga perlu mempersiapkan diri untuk pemeriksaan keamanan.
"Anda tetap memerlukan identitas yang valid dan melewati bea cukai (saat terbang internasional)," kata Silvestro.
Kedua, jangan duduk di kursi pemilik. "Kursi klub yang menghadap ke depan di sisi kanan pesawat biasanya adalah kursi pemilik."
Sebagian besar tuan rumah lebih suka duduk dekat kokpit untuk berkomunikasi dengan kru dan kapten dengan lebih baik. Jadi, daripada salah, tidak masalah untuk bertanya di mana harus duduk.
"Ini seperti jika Anda diundang ke rumah seseorang untuk makan malam. Saya selalu bertanya, 'Di mana Anda ingin saya duduk?' Itu hanya kesopanan sosial," katanya.
Selain itu, perhatikan juga aturan tentang makanan dan minuman. Champagne biasanya tersedia dan disajikan di pesawat, tapi penumpang juga bisa memesan kopi. Sebagian besar pesawat jet pribadi punya mesin kopi.
Untuk makanan, penumpang bisa memilih sesuai dengan tempat keberangkatan. Pesanan makanan juga bisa menjadi sarana untuk menyelami budaya lokal.
Kiat-kiat lain untuk pengalaman terbaik dan agar tidak terlihat seperti baru pertama naik pesawat pribadi adalah jangan membawa barang bawaan terlalu banyak, jangan mengunggah gambar nomor sayap belakang secara langsung karena dapat dilacak, dan tak perlu memberikan tip kepada kru. Silvestro menyarankan agar penumpang pesawat mengungkapkan rasa terima kasih kepada kru dan tuan rumah dengan sopan.