Bencana Tanah Bergerak: Lebak Tunggu Hasil Kajian, Cianjur Perpanjang Tanggap Darurat

1 month ago 30

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Lebak menunggu hasil penelitian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk keputusan relokasi warga terdampak bencana tanah bergerak. Bencana itu terjadi di empat titik yakni Desa Cidikit di Kecamatan Bayah, Desa Penyaungan Kecamatan Cihara, Desa Cijengkol Kecamatan Cilograng, dan Desa Cimandiri Kecamatan Panggarangan.  

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, hasil penelitian diperkirakan bisa diketahui setelah satu pekan ke depan. Dari hasil itu baru akan diputuskan apakah masyarakat perlu direlokasi ke tempat yang lebih aman atau bisa tetap tinggal. "Itu nantinya hasil keputusan dari BPPTKG," kata Febby di Lebak, Kamis 19 Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, dari empat titik lokasi bencana pergerakan tanah itu, hanya warga Desa Cidikit dan Desa Penyaungan yang hingga Kamis masih tinggal di pos pengungsian. Mereka terdiri dari 67 keluarga dengan 180 jiwa warga Desa Cidikit dan 24 keluarga dengan 81 jiwa warga Desa Penyaungan. 

Sedangkan total jumlah rumah yang mengalami kerusakan di empat titik lokasi bencana sebanyak 351 unit. Mereka terdiri dari 121 unit rusak parah, 15 yang rusak sedang, serta 215 unit rusak ringan.

BPBD Lebak mengajukan kondisi rumah yang rusak tersebut agar mendapatkan bantuan dari pemerintah baik stimulan maupun relokasi ke tempat yang lebih aman. Selain itu juga warga yang rumahnya rusak berat akibat bencana alam nantinya mereka mendapatkan bantuan uang untuk sewa rumah. 

"Kami minta warga yang terdampak bencana pergerakan tanah agar tetap waspada dan siaga bencana karena cuaca ekstrem masih berpeluang sampai akhir Desember ini," kata Febby. 

Pemerintah Kabupaten Lebak telah memberlakukan status tanggap darurat sampai 30 Desember 2024. Selain tanah bergerak, bencana akibat curah hujan yang tinggi belakangan ini juga telah menyebabkan banjir merendam seluruhnya 1.950 rumah dan 520 hektare sawah. 

Selain itu juga sekitar 11 titik ruas jalan yang menghubungkan antar kecamatan terputus akibat tanah longsor dan ambles. Korban jiwa sebanyak lima orang dan satu lainnya mengalami luka-luka. Diperkirakan, kerugian material akibat bencana banjir, longsor, dan tanah bergerak sekitar Rp 11 miliar. 

Tanah Bergerak Lagi di Cianjur

Sebelumnya, pada Selasa 17 Desember 2024, BPBD Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat sebanyak 60 rumah terdampak tanah bergerak di Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, harus segera direlokasi. Kajian telah dilakukan di lokasi.

"Puluhan rumah warga terdampak pergerakan tanah akan di relokasi ke tanah milik desa yang tidak jauh dari perkampungan setelah dilakukan pendataan," kata Koordinator Lapangan BPBD Cianjur, Herman.

Saat itu, Herman mengungkapkan, petugas gabungan terus memperbaiki data karena sejak beberapa hari terakhir hujan deras kembali turun menyebabkan kerusakan rumah bertambah. Jumlah warga yang mengungsi juga kembali meningkat, yang sebelumnya sudah sempat pulang ke rumah.

"Pergerakan tanah kembali terjadi membuat tingkat kerusakan juga terus berubah dan bertambah dari ringan menjadi sedang atau sedang menjadi berat."

Pada Rabu lalu, 18 Desember 2024, Pemerintah Kabupaten Cianjur akhirnya memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah di 15 kecamatan selama satu pekan ke depan. Di antara 15 itu adalah Kecamatan Agrabinta. 

"Tanggap darurat bencana diperpanjang di 15 kecamatan di wilayah selatan sampai 25 Desember karena masih terjadi pergerakan tanah," kata Bupati Cianjur Herman Suherman.

Perpanjangan tanggap darurat bencana dilakukan karena cuaca ekstrem yang masih melanda sebagian besar wilayah di Cianjur hampir setiap hari. Akibatnya, tanah longsor dan pergerakan tanah terus meluas dan kembali terjadi.

Ditambah lagi masih banyak warga yang mengungsi. "Tercatat sampai saat ini lebih dari 4.000 jiwa mengungsi ke rumah saudaranya atau ke aula desa serta fasilitas umum lainnya yang dinilai aman dari bencana," kata Herman saat itu.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |