Bertemu Macron, Trump Yakin Perang Rusia Ukraina Segera Berakhir

3 hours ago 5

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 24 Februari 2025. Macron mengatakan dukungan Amerika Serikat sangat diperlukan Ukrain untuk mengakhiri invasi yang dilakukan Rusia. Reuters/Evelyn Hockstein

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 24 Februari 2025. Macron mengatakan dukungan Amerika Serikat sangat diperlukan Ukrain untuk mengakhiri invasi yang dilakukan Rusia. Reuters/Evelyn Hockstein

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menggelar pertemuan pada Senin, 24 Februari 2025 di Amerika Serikat. Usai pertemuan itu, keduanya melakukan konferensi pers bersama.

slot-iklan-300x100

Dikutip dari Reuters, ada perbedaan mencolok dalam pendekatan Macron dan Trump terhadap gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Selama pembicaraan sehari antara kedua pemimpin, Trump dan Macron menunjukkan hubungan bersahabat yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Namun Macron menegaskan bahwa ia tidak setuju dengan Trump pada beberapa isu utama invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022.

slot-iklan-300x600

Trump menolak menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai diktator. Namun pekan lalu Trump menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai diktator.
Macron mengatakan sudah jelas bahwa Rusia adalah agresor dalam perang tersebut. Topik ini tidak dibahas Trump minggu lalu.

"Presiden Putin melanggar perdamaian," kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Trump, Senin, 24 Februari 2025.

Trump menyatakan keinginannya untuk melakukan gencatan senjata sesegera mungkin. Trump mengatakan bahwa ia sedang berusaha mengatur gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia. Ia mengatakan dapat pergi ke Moskow untuk bertemu Putin setelah kesepakatan tercapai.

Macron mendesak penyelesaian perang Rusia Ukraina dengan pendekatan lain. Ia menawarkan dimulainya gencatan senjata dan diikuti kesepakatan damai yang mencakup jaminan keamanan.

"Kami menginginkan perdamaian, dia menginginkan perdamaian. Kami menginginkan perdamaian secepatnya, tetapi kami tidak menginginkan kesepakatan yang lemah," kata Macron kepada wartawan.

Setiap kesepakatan damai, kata Macron, harus dinilai, diperiksa, dan diverifikasi. 

Namun Trump dan Macron sepakat mengenai pengerahan pasukan penjaga perdamaian Eropa setelah kesepakatan damai akhirnya tercapai. "Mereka tidak akan berada di garis depan. Mereka tidak akan menjadi bagian dari konflik apa pun. Mereka akan berada di sana untuk memastikan bahwa perdamaian dihormati," kata Macron sebelumnya di Ruang Oval bersama Trump.

Trump mengatakan ia menerima konsep tersebut, seperti halnya Putin. "Ya, dia (Putin) akan menerimanya," kata Trump tentang posisi Putin terkait pasukan penjaga perdamaian. 

"Saya secara khusus menanyakan hal itu kepadanya. Dia tidak keberatan dengan hal itu," ujar Trump. 

Macron adalah pemimpin Eropa pertama yang mengunjungi Trump sejak kembali berkuasa sebulan lalu. Macron mengatakan pembicaraannya dengan Trump sebagai titik balik untuk mencapai kesepakatan.

Macron berupaya memanfaatkan hubungan dengan Trump yang dibangun saat Trump menjabat sebagai presiden AS di periode pertama. Pemimpin Prancis itu menunjukkan bagaimana dia berhasil menghadapi Trump yang tidak terduga tanpa membuatnya terasing.

Ada satu kesempatan ketika Macron menyentuh lengan Trump dan dengan hati-hati. Ia mengoreksi klaim presiden AS bahwa Eropa telah menyerahkan semua bantuannya sebagai pinjaman.

Trump juga melaporkan kemajuan dalam mencapai kesepakatan pembagian pendapatan dengan Ukraina terkait mineral tanah jarang. Pendapatan dari mineral tanah jarang ini sebagai cara untuk menutup bantuan militer untuk Ukraina yang dberikan selama masa pemerintahan bekas Presiden Joe Biden. 

Trump mengatakan Zelensky kemungkinan akan datang ke Amerika Serikat pekan ini atau pekan depan untuk menandatangani kesepakatan tersebut. Trump dan timnya telah merundingkan perjanjian pembagian pendapatan mineral dengan Ukraina untuk untuk mengusir Rusia.

Zelensky minggu lalu menolak tuntutan AS sebesar US$ 500 miliar dalam bentuk kekayaan mineral dari Ukraina untuk membayar kembali bantuan perang Washington. Ia mengatakan bahwa jumlah yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk Ukraina jauh lebih kecil dari jumlah tersebut. 

Trump, ketika ditanya apakah mungkin Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia, ia berkata, "Baiklah, kita lihat saja nanti." 

Macron mengatakan kesepakatan apa pun harus mencakup kedaulatan bagi Ukraina.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |