TEMPO.CO, Solo - Pelaksanaan program makan bergizi gratis di Kota Solo, Jawa Tengah, turut mendapatkan pengawalan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tim petugas dari Balai POM Kota Solo mengambil sampel makanan dari makan bergizi gratis yang didistribusikan ke SD Negeri (SDN) Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Senin, 13 Januari 2025.
Kepala Balai POM Kota Solo, Muhammad Fajar Arifin mengkonfirmasi hal itu. Ia membenarkan hari ini ada petugas yang diterjunkan untuk menguji sampel makanan yang akan disajikan kepada anak-anak di sekolah yang menerima distribusi makan bergizi gratis. "Kami dari Balai POM Kota Surakarta (Solo) mendapatkan tugas untuk pengawalan MBG (makan bergizi gratis)," ujar Fajar saat dihubungi melalui ponselnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan pengambilan sampel dan uji di tempat untuk parameter pengujian kimia yang meliputi empat parameter yaitu Borax, Formalin, Metanil Yellow, dan Rhodamin B. Selain itu, Balai POM Solo juga menguji keamanan makanan dari kontaminasi bakteri. “Untuk mikrobiologi, kami juga akan ada uji bakteri patogen,” tuturnya.
Ia mengatakan untuk sementara ini baru satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani tujuh sekolah di Kecamatan Jebres di Solo. Untuk pengujian pada hari pertama peluncuran program makan bergizi gratis di Kota Solo itu dilakukan di satu dari tujuh sekolah tersebut.
Ia menyebut ke depannya pengujian akan dilakukan secara berkala dan diperluas seiring dengan bertambahnya jumlah SPPG. "Kami ingin memastikan bahwa sebaran keamanan pangan terkait MBG ini dapat aman dan terbaik untuk siswa," ucap dia.
Namun, ia mengaku belum bisa memastikan jadwal pengujian yang akan dijalankan Balai POM Solo. Pengujian akan dilakukan di beberapa titik dengan metode sampling berdasarkan analisis risiko.
“Misalnya dalam satu hari ada 10 titik, nanti akan ada beberapa titik yang kami ambil. Tentunya dari SPPG yang berbeda,” kata Fajar.
Selain pengujian secara berkala, Balai POM Kota Solo bersama Universitas Pertahanan juga mendapat tugas membentuk Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). “SPPI ini nanti yang bertanggung jawab untuk membentuk SPPG-SPPG di Kota Solo,” kata dia.
Ia menambahkan terkait program itu Balai POM juga bertugas untuk memberi penyuluhan dan peningkatan literasi tentang makanan bergizi kepada murid, guru, dan wali murid. “Lalu training of trainer untuk pengajar SPPI,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan pemantauan pelaksanaan program tersebut sudah ada target dari pusat sesuai persetujuan dari BGN dan juga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Saat ini masih dikaji.
"Tapi kami sudah koordinasi. Untuk jumlah titiknya nanti kami update kembali, karena jumlah titiknya masih dikoordinasikan dengan BGN," ungkap dia.
Ditanya soal tindakan jika dari pengawasan itu ditemukan ada kandungan zat berbahaya dalam makanan, ia mengatakan dari awal ada screening awal dari organoleptis, jadi dari warna, rasa, bau, dan bentuknya.
"Ketika dari keadaan organoleptis, dari warna, rasa, bau, dan bentuk itu sudah kami identifikasi basi, itu kami akan kami laporkan langsung ke SPPI-nya untuk koordinasi. Begitu juga apabila nanti ketika pengujian hasilnya sudah keluar dan ada indikasi bahan berbahaya, kami akan koordinasi untuk tindak lanjutnya seperti apa," tuturnya.
Jadi jika memang secara bahan kimia ada sesuatu, Fajar mengatakan pihaknya akan segera melaporkan ke SPPI. Bila dalam kondisi urgent atau darurat, bisa jadi makanan itu tidak jadi dihidangkan dan diganti dengan yang lain.