BRIN Kembangkan Teknologi Mikroalga untuk Kurangi Emisi Karbon, Begini Cara Kerjanya

16 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Alam Semesta Integra (ASI) dalam pengembangan teknologi fotobioreaktor mikroalga untuk mendukung penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture utilization storage (CCUS). Kolaborasi ini berada di bawah Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN.

Ketua Tim Peneliti Pengembangan Teknologi Fotobioreaktor Mikroalga PRLSDA BRIN Awalina Satya menjelaskan bahwa teknologi ini memanfaatkan mikroalga untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Sistem yang diberi nama Olimpus ini dirancang agar murah, ramah lingkungan, dan dapat diterapkan dalam skala besar dengan produktivitas biomassa tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami mengupayakan optimasi photosynthetic quotient, sehingga bisa menghasilkan biomassa yang memiliki kandungan senyawa biokimia dengan cara sebanyak mungkin menyerap CO2,” kata dia ketika ditemui di Gedung BRIN BJ Habibie, Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.

Konfigurasi fotobioreaktor, medium pertumbuhan, serta strain mikroalga yang digunakan menjadi faktor utama dalam optimasi teknologi ini. Salah satu mikroalga yang digunakan adalah Spirulina platensis. Mikroalga ini menyerap karbon dioksida dari udara melalui fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi biomassa melalui proses biofiksasi.

Setelah karbon terserap dan difiksasi, biomassa yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. “Kualitas ini dapat disesuaikan dengan jenis target bioproduk yang kita inginkan,” ujar Awalina ketika dihubungi terpisah. Produk yang dihasilkan dari biomassa ini bisa berupa sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, serta senyawa bioaktif seperti biopigmen, antioksidan, dan senyawa antiviral.

“Misalnya kami ingin lebih banyak menghasilkan protein, maka kami atur sedemikian rupa konfigurasi fotobioreaktornya dan jenis medium pertumbuhannya diatur formulasinya,” tuturnya. 

Meskipun sering disebut sebagai mikroalga, Spirulina platensis sebenarnya termasuk dalam kelompok sianobakteria atau blue-green algae berdasarkan struktur nukleusnya. Teknologi Olimpus ini diharapkan mampu menangkap karbon sekaligus menghasilkan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Awalina telah mengembangkan dan menguji berbagai model fotobioreaktor CCUS berbasis mikroalga sejak 2020. Hasil risetnya telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional bereputasi tinggi, diterbitkan dalam buku akademik global, serta dipresentasikan di berbagai simposium internasional.

Teknologi ini terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan efisiensi biosekuestrasi CO oleh Spirulina platensis, sekaligus mengoptimalkan fotosintesis melalui pemilihan strain unggul, formulasi medium pertumbuhan, serta pengendalian faktor irradiance, pH, dan suhu.

Dalam keterangan terpisah, Kepala PRLSDA BRIN Luki Subehi menekankan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi CCUS berbasis mikroalga. “Mikroalga memiliki potensi besar dalam menangkap gas karbon dioksida melalui proses fotosintesis,” ujarnya.

“Biomassa yang dihasilkan tidak hanya berperan dalam mitigasi emisi karbon, tapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis produk bernilai tambah untuk pangan, pakan, farmasi, dan bioenergi,” tambahnya.

Badan Riset dan Teknologi (BRITEK)-KADIN yang diketuai oleh Ilham Habibie dan para jajarannya juga turut berperan dalam memfasilitasi kolaborasi ini guna memastikan inovasi berbasis riset dapat diterapkan di sektor industri. Oleh karena itu, kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi antara lembaga riset, dunia usaha, dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan secara berkelanjutan.

Selain pengembangan fotobioreaktor, kerja sama ini juga mencakup riset energi terbarukan, terutama dalam pemanfaatan biomassa mikroalga sebagai sumber energi berkelanjutan. Penelitian juga dilakukan untuk menerapkan sistem pemantauan real-time dalam fotobioreaktor CCUS.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |