CATAT! Orang-orang ini Tak Disarankan Minum Kopi

1 day ago 13

secangkir kopi hitamIlustrsai secangkir kopi. Pixabay

JOGLOSEMARNEWS.COM Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Minuman dengan aroma khas dan rasa yang bervariasi ini akrab dengan rutinitas harian banyak orang, dikenal karena kemampuannya meningkatkan semangat dan fokus berkat kandungan kafeinnya.

Dalam beberapa studi menyebutkan bahwa kopi dapat menurunkan risiko kanker prostat, gagal jantung, hingga gangguan pendengaran. Bahkan, kopi jenis dark roast disebut dapat membantu proses penurunan berat badan.

Tetapi, di balik kenikmatannya, tidak semua orang disarankan untuk mengonsumsi kopi atau setidaknya perlu membatasi asupannya secara ketat. Ada kondisi kesehatan tertentu yang membuat kopi justru berisiko memicu masalah. Lantas siapa saja yang sebaiknya tidak mengonsumsi kopi?

1. Individu dengan Metabolisme Lambat
Mereka yang memiliki metabolisme lambat cenderung mengalami gangguan tidur setelah mengonsumsi kopi. Setiap orang memproses kafein secara berbeda. Pada individu dengan metabolisme lambat, tubuh tidak dapat memecah kafein secara efisien, sehingga efek stimulan dari kafein bisa berlangsung hingga sembilan jam, menyebabkan susah tidur, rasa gelisah, atau kewaspadaan berlebihan. Sebaliknya, orang dengan metabolisme cepat biasanya hanya merasakan dorongan energi sesaat tanpa efek samping berkepanjangan.

2. Pengidap Gangguan Kecemasan
Bagi orang yang mengalami gangguan kecemasan atau memiliki riwayat serangan panik, minum kopi justru dapat memperburuk kondisi mental. Kandungan kafein dalam kopi dapat menstimulasi sistem saraf dan mempercepat detak jantung, yang pada akhirnya dapat meningkatkan gejala kecemasan seperti gugup, gelisah, dan kesulitan fokus.

3. Ibu Hamil
Wanita hamil sebaiknya membatasi konsumsi kafein karena berisiko terhadap kehamilan dan janin. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology, batas aman konsumsi kafein untuk ibu hamil adalah maksimal 200 miligram per hari—setara dengan sekitar dua cangkir kopi. Anjuran ini bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, dan bayi dengan berat badan rendah.

“American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan agar wanita hamil membatasi konsumsi kafein hingga 200 miligram per hari (sekitar 2 cangkir kopi) untuk mengurangi risiko keguguran, persalinan prematur, dan bayi lahir dengan berat rendah,” ujar Sue Heikkinen, ahli diet di My Net Diary.

Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan. Sebuah tinjauan pada 2020 yang dipublikasikan dalam British Journal of Medicine menyebutkan bahwa tidak ada jumlah konsumsi kafein yang benar-benar aman selama masa kehamilan. Artinya, meskipun konsumsi kopi dalam jumlah kecil mungkin dianggap wajar, sebagian ahli tetap menyarankan agar ibu hamil mempertimbangkan untuk menghindarinya sepenuhnya demi keamanan janin.

4. Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar
“Kafein bisa merangsang aktivitas usus, termasuk meningkatkan risiko diare, yang merupakan gejala utama sindrom iritasi usus besar (IBS),” ujar Angel Planells, ahli gizi dari Seattle. “Oleh karena itu, jika Anda menderita IBS, disarankan untuk mengurangi atau menghindari minuman berkafein.”

5. Pengidap Penyakit Jantung Bawaan Seperti Aritmia
Kafein yang terkandung dalam kopi bisa memicu lonjakan sementara pada tekanan darah dan detak jantung. Efek ini bisa menjadi masalah serius bagi orang yang memiliki kondisi jantung bawaan.

Ahli diet dan konsultan nutrisi dari Lose It!, Kelli McGrane, menjelaskan bahwa individu dengan riwayat penyakit jantung sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi kopi. Mereka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis guna mengetahui apakah konsumsi kopi aman bagi kondisi mereka serta berapa takaran yang diperbolehkan. Dengan demikian, mereka bisa tetap menikmati kopi tanpa mengorbankan kesehatan jantungnya.

6. Ibu Menyusui
Karena kafein bersifat stimulan dan memiliki efek diuretik, ada kekhawatiran bahwa konsumsinya dapat menyebabkan ibu menyusui mengalami dehidrasi. Karena itu, American Pregnancy Association menganjurkan agar ibu menyusui sebisa mungkin membatasi, bahkan menghindari konsumsi kafein selama masa menyusui demi menjaga kesehatan ibu dan bayi.

7. Penderita Gangguan Tidur
Mereka yang mengalami kesulitan tidur kerap mengandalkan kopi agar tetap terjaga dan berenergi. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memperparah gangguan tidur yang dialami. Minum kopi di sore atau malam hari berisiko mengganggu kualitas tidur. Untuk menghindarinya, disarankan tidak mengonsumsi kafein setidaknya enam jam sebelum waktu tidur.

8. Penderita Diare
Bagi sebagian orang, kopi pagi bisa membantu merangsang buang air besar. Namun, jika sedang mengalami diare, efek ini justru bisa memperburuk kondisi. Meskipun kopi tanpa kafein mungkin lebih aman, minuman panas secara umum tetap dapat merangsang aktivitas usus.

9. Anak di Bawah 12 Tahun
Anak-anak lebih rentan terhadap efek kafein, bahkan dalam jumlah kecil. Konsumsi kafein pada anak bisa memicu peningkatan detak jantung, rasa cemas, gangguan konsentrasi, hingga sakit perut, sehingga sebaiknya dihindari.

10. Penderita GERD
Kafein dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup yang mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini bisa memicu atau memperburuk gejala penyakit asam lambung (GERD). #ando

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |