TEMPO.CO, Jakarta - Menunaikan ibadah haji adalah impian banyak umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahun, ribuan jemaah haji dari Indonesia berbondong-bondong berangkat menuju tanah suci untuk melaksanakan salah satu rukun Islam yang sangat mulia.
Bagi jemaah haji yang akan berangkat, baik itu pertama kali atau sudah berpengalaman, persiapan yang matang sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan ibadah haji. Oleh karena itu, berikut beberapa hal yang patut diperhatikan oleh calon jemaah haji yang pertama kali akan menjalankan ibadah ke Tanah Suci.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Hak Jemaah Haji
Dikutip dari situs resmi kepri.kemenag.go.id , Kepala Kantor Kementerian Agama Anambas, Dr. H. Erizal, MH, memberikan penjelasan mengenai hak dan kewajiban jemaah haji. Dalam penjelasan tersebut, Erizal mengungkapkan bahwa hak-hak jemaah haji tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, tepatnya pada pasal 6.
Hak-hak tersebut, diantaranya:
- Memperoleh bukti setoran BPS Bipih dan Nomor Porsi dari Menteri
- Mendapatkan bimbingan manasik haji serta materi lainnya di tanah air, dalam perjalanan dan selama di Arab Saudi
- Mendapatkan layanan akomodasi, konsumsi, dan kesehatan, mendapatkan layanan transportasi, memperoleh perlindungan sebagai jemaah haji Indonesia
- Menerima identitas haji dan dokumen penting lainnya untuk pelaksanaan ibadah haji
- Mendapatkan asuransi jiwa sesuai dengan syariat, layanan khusus bagi jemaah haji penyandang disabilitas, informasi terkait pelaksanaan ibadah haji, hak untuk memilih PIHK bagi jemaah haji khusus, serta dapat mengalihkan nomor porsi kepada pasangan, orang tua, anak kandung, atau saudara kandung yang ditunjuk secara tertulis oleh keluarga karena alasan kematian atau sakit permanen sesuai dengan keterangan medis jemaah haji.
2. Kewajiban Jemaah Haji
Kewajiban jemaah haji diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, khususnya pada pasal 7. Kewajiban-kewajiban tersebut meliputi: mendaftar ke kantor Kementerian Agama di tingkat kabupaten/kota bagi jemaah haji reguler, mendaftar ke PIHK pilihan yang terhubung dengan sistem Siskohat bagi jemaah haji khusus, membayar Bipih yang disetorkan ke BPS Bipih, serta memenuhi semua persyaratan dan mematuhi aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan ibadah haji.
3. Persiapkan Fisik dan Mental
Sebelum berangkat, penting untuk mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental. Latihan fisik ringan dan meditasi dapat membantu mempersiapkan tubuh serta pikiran untuk menghadapi perjalanan panjang yang penuh tantangan.
4. Pakaian Sehari-hari
Pakaian yang dibawa sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca di Arab Saudi. Pastikan memilih pakaian yang nyaman, sesuai, dan tidak mencolok. Hal ini penting karena pakaian tersebut juga akan dipakai selama beribadah di masjid. Selain itu, disarankan untuk membawa perlengkapan pakaian lain yang sesuai dengan kebutuhan pribadi, seperti kaus kaki, pakaian dalam, jaket atau sweater, handuk, sapu tangan, masker, peci, dan mukena.
5. Pakaian Ihram
Pakaian ihram untuk jemaah pria terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan. Disarankan membawa dua atau tiga pasang kain ihram sebagai cadangan. Menurut situs Haji.kemenag.go.id, pemerintah Arab Saudi kini mewajibkan jemaah untuk mengenakan pakaian ihram saat masuk dan salat di Area Tawaf Masjidil Haram. Untuk jemaah wanita, pakaian ihram umumnya berupa baju muslimah yang tidak transparan dan menutupi aurat secara sempurna.
6. Perlengkapan Mandi
Pastikan membawa perlengkapan mandi yang biasa digunakan, karena barang-barang tersebut mungkin tidak tersedia di tanah suci. Selain itu, perhatikan bahwa kamar mandi di Arab Saudi umumnya tidak dilengkapi dengan bak mandi, sehingga disarankan membawa gayung sendiri untuk keperluan mencuci hadas.
7. Dokumen Penting
Persiapkan semua dokumen penting yang diperlukan selama berada di tanah suci, termasuk paspor dan visa beserta salinannya, foto cadangan untuk identitas, daftar administrasi perjalanan haji (DAPIH), Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH), dokumen bukti istitha’ah, bukti vaksinasi (termasuk vaksin meningitis, influenza, dan COVID-19), hasil pemeriksaan wanita usia subur (WUS), salinan resep obat jika sedang mengonsumsi obat tertentu, asuransi kesehatan, serta identitas kontak keluarga atau teman yang bisa dihubungi. Jangan lupa untuk membawa buku manasik haji dan doa.
Secara umum, buku panduan haji yang dikeluarkan oleh Departemen Agama sudah cukup. Namun, disarankan untuk juga mempelajari buku-buku tambahan yang membahas tentang amalan haji dan umrah lainnya. Dengan membawa buku yang lengkap, Anda bisa lebih mudah mengisi waktu luang selama berada di Tanah Suci.
9. Obat-obatan
Perlengkapan medis yang perlu dipersiapkan termasuk kotak pertolongan pertama (first aid kit), yang berisi plester, hand sanitizer, antiseptik, kain perban, jarum pentul, gunting, larutan oralit, cotton bud, dan termometer. Jangan lupa juga membawa obat-obatan resep yang sedang dikonsumsi, seperti pereda nyeri (aspirin atau parasetamol), obat diare, antihistamin, obat batuk, serta suplemen vitamin C.
10. Atur Keuangan dengan Bijak
Rencanakan anggaran perjalanan dengan teliti, mulai dari biaya tiket pesawat, akomodasi, transportasi lokal, makanan, hingga pengeluaran tak terduga. Aturlah keuangan Anda dengan bijaksana dengan memprioritaskan pengeluaran penting dan mempertimbangkan untuk menabung untuk kebutuhan mendesak.