YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih diwarnai berbagai dinamika. Di Kota Yogyakarta, program tersebut terpaksa berhenti sementara, sementara di Sleman dan Bantul, pelaksanaan masih berlangsung, meski dengan sejumlah catatan.
Di Sleman, program MBG masih berjalan, meski laporan tentang penurunan kualitas menu mulai bermunculan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memastikan pasokan makanan tetap diberikan kepada sekolah-sekolah penerima manfaat.
“Alhamdulillah, untuk Sleman tidak ada laporan program berhenti. Hanya ada laporan makanan basi dan penurunan menu. Susu hanya diberikan seminggu sekali. Itu laporan dari Dinas Pendidikan,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Susmiarto, Jumat (25/4/2025).
Ia menambahkan, meski kualitas menu menurun, koordinasi antara satuan pendidikan dan pelaksana program tetap berjalan baik. Bahkan, baru-baru ini wilayah Mlati menggelar rapat koordinasi dengan Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) terkait sekolah sasaran.
Saat ditanya lokasi penurunan kualitas menu, Susmiarto menyarankan untuk menghubungi langsung Dinas Pendidikan Sleman.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Sri Adi Marsanto, saat dikonfirmasi, mengatakan belum menerima laporan resmi soal makanan basi, meski ia mengakui pernah ada kasus sedikit buah yang rusak.
Adi menilai pelaksanaan MBG di Sleman cukup baik, namun ia mencatat dua hal penting yang perlu diperhatikan: manajemen pengelolaan sampah dan pengawasan penyajian makanan.
“Pengawasan sangat penting karena makanan dalam jumlah banyak harus cepat dikonsumsi. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti kasus di Cianjur,” ujarnya.
Adi juga menyoroti koordinasi yang dinilai kurang rapi. Menurutnya, Dinas Pendidikan tidak mendapatkan laporan berkala terkait penambahan sekolah atau siswa penerima manfaat.
“Kalau ada tambahan penerima, kami tidak pernah diinformasikan. Padahal, untuk administrasi kami selalu cepat membantu,” katanya.
Dari data yang ada, program MBG di Sleman menyasar 1.732 sekolah dengan total 170.101 siswa dari jenjang TK hingga SMP. Jika satu dapur memproduksi 3.000 porsi makanan, dibutuhkan setidaknya 57 dapur untuk menjangkau semua sasaran.
Upaya konfirmasi kepada Kepala SPPG Sleman, Ridhlo Juan Alfanani, serta pengelola dapur di Kalasan belum mendapatkan jawaban.
Bantul Masih Aman
Di Bantul, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat belum menerima laporan adanya program MBG yang berhenti.
“Kami tidak terkait langsung dengan pengelolaan MBG. Kami hanya mendata sekolah-sekolah yang menerima program,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto.
Ia menyebut beberapa sekolah di Kapanewon Sewon, Kasihan, dan Banguntapan masih menerima program MBG.
Sebagai contoh, siswa di SDIT Baik, MI Al Muhsin, MTs Ali Maksum, MA Ali Maksum, dan SMK Al Munawwir menerima MBG dengan total 2.635 siswa. Program juga berjalan di sejumlah sekolah lainnya melalui SPPG Yayasan Syakaa Rabbaka dan Lanud Adisutjipto.
Kepala Penerangan Lanud Adisutjipto, Letkol Sus Rizwar, mengatakan program MBG di bawah naungan Lanud masih berjalan bahkan bertambah satu sekolah.
“Total 3.454 siswa dari 15 sekolah menerima MBG dari Lanud Adisutjipto,” terangnya.
Menu makan bergizi yang disajikan hari ini adalah nasi putih, telur orak-arik, tempe goreng, tumis sayur, dan buah salak.
Kota Yogyakarta: Program Terhenti
Berbeda dengan Sleman dan Bantul, sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta tidak lagi menerima pasokan MBG sejak berakhirnya libur Lebaran.
Salah satunya SMP Negeri 9 Yogyakarta. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Wahudi, mengatakan terakhir kali siswa menerima MBG pada 20 Maret 2025.
“Selama Ramadan, MBG berjalan terus. Tapi begitu masuk sekolah setelah Lebaran, anak-anak bertanya-tanya kenapa sudah tidak ada,” tuturnya.
Dari informasi yang diterima, penghentian layanan MBG dari SPPG Kotagede disebabkan kendala administrasi dan ketidaksesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
Saat ini, BGN tengah mencari pengganti SPPG untuk wilayah Kotagede dan sekitarnya.
Sementara itu, untuk mengisi kekosongan, SMP Negeri 9 kembali mengaktifkan program Jumat Berkah — makan siang gratis setiap hari Jumat — dan menginstruksikan siswa untuk membawa bekal sendiri di hari-hari lainnya.