TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada Rabu memakzulkan Wakil Presiden Filipina (Wapres) Sara Duterte-Carpio atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran konstitusi yang berasal dari penggunaan dana rahasianya. Seperti dilansir Reuters, keputusan ini membuka jalan bagi persidangannya oleh Senat.
Pengaduan pemakzulan terhadap Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo R. Duterte, diajukan dan ditandatangani oleh 215 anggota Kongres. Jumlah ini lebih dari sepertiga persyaratan hukum sebelum dapat dikirim ke Senat yang beranggotakan 23 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senat Filipina akan mengadili Sara Duterte sebagai pengadilan pemakzulan. Beberapa anggota kongres akan bertindak sebagai jaksa.
DPR Filipinba memberikan pukulan cepat dan mengejutkan terhadap wakil presiden yang terasing, yang telah membantah melakukan kesalahan. Hal ini memungkinkannya untuk mengirim tuduhan penggulingan segera ke Senat tanpa dengar pendapat lebih lanjut.
Kantor Sara Duterte tidak segera membalas pesan Viber terpisah dan email yang meminta komentar.
"Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang bertanda tangan di bawah ini, yang terdiri dari setidaknya sepertiga dari majelis rendah Kongres ke-19, dan sebagai perwakilan rakyat Filipina, tidak bisa, dan tidak akan tetap diam atau acuh tak acuh," menurut salinan pengaduan.
Pemakzulannya adalah kemunduran besar bagi keluarga Duterte yang berpengaruh, yang popularitasnya tumbuh pesat setelah Rodrigo R. Duterte berada di tampuk kekuasaan pada 2016 sebagai walikota pembasmi kejahatan. Sebagai presiden Filipina, Duterte menjungkirbalikkan kebijakan luar negeri Filipina dan meluncurkan perang narkoba yang menewaskan ribuan orang.
Sara Duterte adalah pejabat Filipina keempat yang dimakzulkan atau didakwa melakukan pelanggaran. Sebelumnya tercatat mantan Presiden Joseph E. Estrada pada 2000, Ketua Ombudsman Merceditas Gutierrez pada Maret 2011 dan Ketua Mahkamah Agung Renato Corona pada Desember 2011.
Estrada dan Corona keduanya dihukum dan dicopot dari jabatannya oleh Senat Filipina atas tuduhan korupsi, sementara Gutierrez mengundurkan diri sebelum dia dapat diadili.
Ketua Mahkamah Agung Maria Lourdes PA Sereno digulingkan oleh Mahkamah Agung pada 2018 di tengah proses pemakzulan di hadapan komite DPR.
Anggota Kongres mengirim RUU pengaduan pemakzulan ke Senat pada hari terakhir sesi kongres, sebelum anggota parlemen mengambil istirahat empat bulan untuk pemilihan paruh waktu pada Mei mendatang.
Warga Filipina akan memilih sekelompok anggota Kongres baru, 12 dari 24 anggota Senat dan pejabat pemerintah lokal lainnya pada 12 Mei. Presiden Ferdinand R. Marcos, Jr. dapat menyerukan sesi khusus untuk memungkinkan Senat mengadakan sidang pemakzulan meskipun sedang istirahat legislatif, menurut Konstitusi 1987.
Tuduhan penggulingan terdiri dari tujuh pasal pemakzulan, termasuk tuduhan merencanakan pembunuhan Presiden, menyalahgunakan dana rahasia, mengumpulkan kekayaan yang tidak dapat dijelaskan dan melakukan tindakan destabilisasi.
"Perilaku termohon Sara Duterte selama masa jabatannya jelas menunjukkan ketidaksetiaan terhadap kepercayaan publik dan penyalahgunaan kekuasaan yang tirani yang, jika digabungkan, menunjukkan ketidakmampuannya untuk memegang jabatan publik dan ketidaksetiaannya terhadap hukum dan Konstitusi 1987," menurut salinan pengaduan.
"Dia tidak hanya berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan, dan sangat kekurangan standar tinggi untuk pejabat publik, dia juga telah dengan jelas dan terang-terangan melakukan pelanggaran Konstitusi yang dapat disalahkan, mengkhianati kepercayaan publik, terlibat dalam korupsi dan korupsi dan melakukan kejahatan tinggi lainnya."
"Ini tentang menegakkan Konstitusi dan memastikan bahwa tidak ada pejabat publik, terlepas dari posisi mereka, berada di atas hukum," kata Ketua Ferdinand Martin G. Romualdez dalam sebuah pernyataan terpisah.
Pemakzulan Wakil Presiden menandai puncak konflik politik yang meningkat antara dua klan paling berpengaruh di negara itu. Pertikaian Duterte dan Marcos telah mengakibatkan hancurnya apa yang dulunya merupakan aliansi politik yang tangguh yang memberi mereka kemenangan telak dalam pemilu 2022.
Pertengkaran antara keluarga Marcos dan Duterte mencapai klimaks ketika Sara Duterte dalam konferensi pers pada November mengatakan dia telah menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Marcos, istrinya dan Ketua DPR, jika dia sendiri terbunuh. Dia kemudian mengatakan pernyataannya telah diambil di luar konteks.
Klan Duterte memiliki beberapa sekutu di Senat, termasuk mantan kepala polisi Duterte dan mantan kepala pembantu presiden. Setidaknya 16 suara diperlukan untuk menghukumnya.
Jajak pendapat Social Weather Stations pada Januari menemukan bahwa empat dari 10 orang Filipina mendukung upaya untuk menyingkirkan Sara Duterte dari jabatannya.