Dugaan Mafia Beras! 11 Ribu Ton Raib dalam Sehari, Satgas Pangan Turun Tangan!

1 day ago 21

BansosPerempuan memasukan beras ke dalam karung. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memantik kehebohan usai mengungkap dugaan adanya permainan kotor dalam distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Ia menemukan anomali mencurigakan, yaitu keluarnya 11.410 ton beras dalam satu hari!

Fakta mencengangkan ini disampaikan langsung oleh Mentan Andi Amran Sulaiman. Ia menyebut jumlah itu tidak masuk akal dan berpotensi sebagai bentuk manipulasi distribusi pangan nasional.

“Masuk akal gak? Ini 11.000 keluar satu hari. Satgas pangan sudah turun, alasannya katanya salah hitung, koreksi, macam-macam alasannya,” tegas Mentan Andi Amran Sulaiman.

Sebagai informasi, stok beras di Food Station Tjipinang sebelumnya berada di angka aman, bahkan meningkat dari kisaran 30-40 ribu ton di 2024 menjadi tembus 50 ribu ton di 2025. Sementara arus distribusi masuk dan keluar beras di PIBC biasanya hanya berkisar 2.000-3.000 ton per hari.

Lonjakan drastis hingga 11.410 ton dalam satu hari ini membuat Mentan Andi Amran Sulaiman curiga ada permainan dari pihak tertentu yang menyabotase data dan mengganggu ketahanan pangan.

”Kemarin begitu mengatakan (harga beras) naik, aku cek. Sekarang tidak ada lagi alasan. Dulu ada alasannya, kalau stok Bulog kurang, impor. Apa mau minta impor dengan kondisi kita stok 4 juta ton? Dikeluarkan SPHP, apa jawabannya tadi? Untuk di blending, untuk dicampur dengan beras lokal, baru dijual mahal,” jelasnya blak-blakan.

Mentan Andi Amran Sulaiman juga menegaskan, jika ada pihak yang secara sengaja mengutak-atik data atau distribusi, maka itu adalah bentuk sabotase terhadap program pangan nasional.

”Sekarang pertanyaan saya, kenapa dikatakan hari ini stok di Cipinang kurang dan harga naik? Aku buka datanya, ternyata ada anomali. Ini harus diluruskan. Jangan seenaknya kita menyampaikan. Ini bisa sebagai sabotase pemerintah. Sabotase data karena ada kepentingan pribadi,” tegasnya lagi.

Satgas Pangan Selidiki, Dugaan Manipulasi Data Menguat

Mentan Andi Amran Sulaiman langsung mendorong Satgas Pangan Mabes Polri untuk turun menyelidiki kejanggalan tersebut. Ia menolak jika petani dan pemerintah yang bekerja keras justru harus dikorbankan oleh pihak-pihak yang bermain curang.

”Artinya apa? Ada middleman yang mempermainkan. Inilah terkadang kita sebut mafia. Jangan mempermainkan, kita setengah mati ini berproduksi. Kita setengah mati bantu petani,” ucapnya.

Kepala Satgas Pangan, Helfi Assegaf, juga menyatakan sedang mendalami ke mana perginya ribuan ton beras tersebut. Ia mengisyaratkan adanya indikasi kuat manipulasi data.

”Mereka ditanya tetapi tidak bisa menyampaikan barang itu kemana perginya, keluarnya dari kemana, tidak ada. Belum bisa disampaikan kepada kita. Kita akan lebih mendalami lagi data tersebut. Kalau ternyata tidak sesuai, artinya dia memanipulasi data,” ujar Helfi.

🧐 Catatan:
Kemana sebenarnya hilangnya 11.410 ton beras dalam sehari? Apakah benar ada mafia beras yang bermain di balik lonjakan harga dan kelangkaan pasokan? Publik kini menanti langkah tegas pemerintah! Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |