JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Blak-blakan dan terus terang meniru video Sang Wapres, Gibran Rakabuming Raka soal bonus demografi, seorang kreator konten dan pendiri Malaka Project, Ferry Irwandi sempat mencuri perhatian netizen.
Kedua video tersebut sama-sama mencuri perhatian, namun bertolak belakang satu sama lain. Jika video Gibran lebih banyak banjir dislike dan hujatan dari netizen, maka video Ferry Irwandi ini banjir pujian.
Ferry Irwandi kembali menjadi buah bibir publik setelah mengunggah sebuah video parodi berdurasi 16 menit 43 detik di kanal YouTube-nya pada Senin (21/4/2025). Video tersebut secara terang-terangan meniru gaya penyampaian Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, lengkap dengan judul, thumbnail, hingga struktur narasi.
Tak sekadar meniru, Ferry menyajikan kritik tajam dan bernas terhadap isi video asli Wapres yang diunggah dua hari sebelumnya. Dalam akun Instagramnya, Ferry menjelaskan bahwa video tersebut dibuat tanpa teks, tanpa suntingan berlebihan, dan dilakukan dalam sekali pengambilan gambar.
“Minus prompter, editing, dan semuanya dilakukan dengan one take long shoot,” tulis Ferry pada 22 April.
Dalam video Gibran, sang Wapres mengajak generasi muda untuk tidak menyia-nyiakan momen bonus demografi antara tahun 2030 hingga 2045. Ia menyebut kesuksesan film animasi Jumbo dan prestasi Timnas U-17 sebagai bukti kebangkitan anak muda Indonesia. Namun Ferry melihat ajakan tersebut hanya sebatas retorika.
Menurut Ferry, bonus demografi bukan tujuan akhir, melainkan peluang yang harus dikelola dengan strategi yang tepat. Ia menegaskan bahwa beban memanfaatkan momentum langka ini tidak bisa hanya diletakkan di pundak anak muda.
“Yang menentukan keberhasilan kita memanfaatkan bonus demografi ini berhasil atau tidak, tak lain dan tak bukan adalah pemerintah yang berkuasa,” ujarnya.
Ferry juga mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membuka ruang nyata bagi generasi muda. Ia menilai, anak muda Indonesia sudah lama siap, namun justru tidak diberi ruang yang proporsional. “Anak mudanya dari dulu siap, bos. Masalahnya, pemerintahnya siap nggak?” ujarnya lantang.
Sorotan juga diarahkan ke susunan kabinet yang kerap disebut diisi anak muda. Ferry mempertanyakan apakah jabatan yang diberikan benar-benar berdasarkan prestasi, atau hanya karena kedekatan politik. “Berapa banyak dari anak muda itu yang mendapatkan kepercayaan karena prestasi dan kontribusinya, bukan karena siapa keluarganya atau dari partai mana dia berasal?” sindirnya.
Tak berhenti di situ, Ferry mengkritik framing waktu bonus demografi oleh Gibran. Menurutnya, lima tahun menuju 2030 justru merupakan masa krusial untuk membangun fondasi. Ia mengingatkan, sejarah kelak akan mencatat apakah pemerintahan Prabowo-Gibran mampu mengelola peluang ini menjadi kemajuan atau justru membiarkannya berlalu menjadi beban.
Di akhir video, Ferry menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya pemerintahan saat ini. Ia meminta pemerintah untuk mawas diri, melakukan otokritik, dan tidak larut dalam hiruk-pikuk kekuasaan. “Jangan sampai kalian mengecewakan orang-orang yang sudah percaya, yang sudah memilih kalian,” tegasnya.
Video Ferry pun langsung viral. Hingga Jumat, 25 April, video tersebut telah ditonton lebih dari 894 ribu kali dan menuai respons positif dari publik. Banyak warganet memuji keberanian dan substansi kritik yang disampaikan Ferry.
“Cukup 2 menit video ini udah memberikan lebih banyak informasi dan pemahaman tentang bonus demografi dibanding video yang 6 menit,” komentar akun @mhlukuto. Sementara akun lain menulis, “Style bisa dicopy, isi kepala sendiri-sendiri,” menyindir perbedaan isi antara dua video yang serupa dalam bentuk.
Ada pula yang berharap video Ferry menjadi bahan refleksi bagi para pengambil kebijakan. “Keinginanku hanya satu, pemerintah menonton ini,” tulis akun @M**lana6V. Komentar lain menegaskan pentingnya sinergi antara anak muda dan pemerintah: “Indonesia emas nggak bisa terwujud kalau hanya gembar-gembor saja. Perlu usaha nyata.”