WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah kembali membuat gebrakan mengejutkan! Sebanyak 1,9 juta keluarga penerima bantuan sosial (bansos) resmi dicoret oleh Kementerian Sosial pada triwulan II 2025.
Alasannya? Data mereka ternyata bermasalah dan tidak layak menerima bantuan!
Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengungkapkan temuan ini usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Presiden, Jakarta. Ia menyebut, pencoretan ini dilakukan setelah proses verifikasi dan konsolidasi data secara menyeluruh oleh Kemensos bersama lintas kementerian.
“Mereka yang seharusnya tidak dapat bantuan, justru selama ini ikut menikmati. Ini yang kami sebut inclusion error,” tegas Gus Ipul.
Data ini diperoleh dari kolaborasi lintas instansi seperti BPS, Kemendikdasmen, hingga nota keuangan RAPBN 2025. Temuan paling mencolok terjadi pada Program Keluarga Harapan dan bantuan sembako, yang disebut-sebut banyak tidak tepat sasaran.
Presiden Prabowo pun dikabarkan turun tangan langsung dan memerintahkan konsolidasi besar-besaran agar bantuan benar-benar menyentuh masyarakat yang layak dan membutuhkan.
Tak hanya itu, Gus Ipul juga mengakui adanya exclusion error, yaitu masyarakat miskin yang seharusnya mendapat bantuan, namun justru terlewatkan.
“Data tersebut juga sudah diperbaiki agar mereka bisa segera menerima haknya,” imbuhnya.
Sebelumnya, pemerintah juga menggulirkan paket stimulus jumbo senilai Rp24,44 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya selama libur sekolah Juni–Juli 2025. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kantor Presiden.
Langkah-langkah tegas ini menandai keseriusan pemerintah dalam menata ulang sistem bansos agar benar-benar berkeadilan dan transparan. Lalu, bagaimana nasib mereka yang sudah terlanjur dicoret? Atau mereka yang sebenarnya berkah menerima bansos namun tidak masuk database sehingga tidak pernah menikmatinya?
Waspada! Bisa jadi Anda salah satunya! Segera cek status penerima bansos agar tak kecolongan! Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.